Fakta Unik Bunga Rafflesia Arnoldi: Bonggol Calon Mekar Ditemukan di Solok, Sumatera Barat!
Bonggol calon Bunga Rafflesia Arnoldi kembali ditemukan di Solok, Sumatera Barat, memicu harapan mekar. Penemuan ini menambah daftar keberadaan flora langka tersebut.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alam Belukar baru-baru ini mengumumkan penemuan penting di Hutan Aia Tumbuk Aia Bareh, Nagari Saniangbaka, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Mereka menemukan bonggol atau calon bunga Rafflesia Arnoldi, spesies flora langka yang dikenal dengan ukurannya yang besar dan bau khasnya. Penemuan ini terjadi pada tanggal 18 Agustus dan diperkirakan akan mekar dalam beberapa hari ke depan, menarik perhatian para peneliti dan wisatawan.
Muhammad Rizki, Koordinator Perkumpulan Alam Belukar Desa Saniangbaka, menyatakan bahwa penemuan ini menjadi kabar gembira bagi upaya konservasi. Meskipun tim tidak begitu aktif dalam pemantauan rutin tahun ini karena kesibukan lain, keberadaan bonggol ini menunjukkan potensi habitat yang masih lestari. Kehadiran calon bunga ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati.
Sejak awal tahun 2025, tim Perkumpulan Alam Belukar Saniangbaka telah mencatat mekarnya empat bunga Rafflesia di wilayah tersebut, meskipun banyak yang mekar tanpa terdeteksi. Potensi lebih banyak bunga yang mekar di Hutan Aia Tumbuk Aia Bareh dan lokasi lain seperti Hutan Aia Lasi serta Bukik Tabuh-Tabuh masih sangat besar. Pemantauan kembali dilakukan intensif menjelang musim kunjungan wisatawan.
Tantangan Pemantauan dan Potensi Mekar Bunga Rafflesia Arnoldi
Tim Perkumpulan Alam Belukar Saniangbaka menghadapi beberapa tantangan dalam memantau pertumbuhan bunga Rafflesia Arnoldi. Muhammad Rizki mengakui bahwa pemantauan tidak dilakukan secara rutin, sehingga banyak bunga yang mekar tanpa sepengetahuan mereka. Jika pemantauan dapat dilakukan lebih intensif, Rizki memperkirakan setidaknya tujuh hingga sembilan bunga bangkai bisa terdeteksi mekar tahun ini, ditambah dua bunga yang gagal mekar sebelumnya.
Meskipun demikian, setelah pemantauan ulang di Hutan Aia Tumbuk Aia Bareh, delapan titik lokasi bunga bangkai berhasil diidentifikasi. Dari jumlah tersebut, lima bunga telah mekar, namun hanya dua yang terpantau secara langsung oleh tim. Kondisi ini menunjukkan bahwa ekosistem hutan di Solok masih sangat mendukung pertumbuhan flora endemik ini, meskipun perlu upaya lebih dalam pendataan.
Selain Hutan Aia Tumbuk, potensi bunga Rafflesia juga ditemukan di beberapa lokasi lain. Hutan Aia Lasi memiliki tiga titik potensi mekar, Bukik Tabuh-Tabuh satu titik, dan Gaduang Beo yang awalnya tiga titik kini tersisa dua karena inangnya mati. Lokasi lain seperti Rimbo Munti dan Kapau Aia Bareh juga pernah memiliki titik bunga, namun kini tidak terpantau lagi, menunjukkan dinamika alami pertumbuhan dan kelangsungan hidup bunga Rafflesia Arnoldi.
Harapan Konservasi dan Dukungan Wisatawan
Kendala utama yang dihadapi Pokdarwis Alam Belukar adalah keterbatasan waktu luang untuk pemantauan. Rizki menjelaskan bahwa pemantauan intensif biasanya baru dilakukan jika ada tamu atau wisatawan yang menanyakan perkembangan bunga Rafflesia. Jika tidak ada permintaan, bunga-bunga dibiarkan mekar secara alami tanpa pengawasan ketat, yang berisiko kehilangan data penting mengenai siklus hidupnya.
Namun, dengan mendekatnya musim kunjungan wisatawan pada Agustus hingga September, pemantauan kembali digencarkan. Hal ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan informasi dan pengalaman bagi para pengunjung yang tertarik melihat keindahan bunga Rafflesia Arnoldi secara langsung. Antusiasme wisatawan menjadi pendorong bagi Pokdarwis untuk lebih aktif dalam menjaga dan mempromosikan keunikan alam Solok.
Pihak Pokdarwis Alam Belukar Saniangbaka berharap adanya dukungan lebih lanjut dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Rizki secara khusus berharap agar BKSDA dapat terus mengupayakan program-program pendukung bagi timnya. Selain itu, ia juga berharap pemerintah menganggarkan dana untuk pengembangan dan pelestarian bunga Rafflesia Arnoldi, demi keberlanjutan flora ikonik ini hingga generasi mendatang.