Fakta Unik: Lalu Lintas Gilimanuk-Denpasar Lancar, Kontras dengan Penumpukan di Pelabuhan Ketapang
Meskipun terjadi penumpukan kendaraan di Pelabuhan Ketapang, Lalu Lintas Gilimanuk-Denpasar terpantau lancar. Apa penyebabnya dan bagaimana dampaknya bagi operator bus?
Denpasar, 26 Juli – Lalu lintas angkutan di jalur Gilimanuk-Denpasar dilaporkan terpantau lancar. Kondisi ini terjadi di tengah penumpukan kendaraan yang signifikan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, yang hendak menyeberang ke Pulau Bali.
Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan (Dishub) Bali, Nyoman Sunarya, menjelaskan bahwa kelancaran di Bali disebabkan oleh jumlah angkutan yang masuk ke Pelabuhan Gilimanuk yang dibatasi. Kendaraan masuk secara bertahap, sehingga tidak terjadi penumpukan di sisi Bali.
Situasi ini menarik perhatian karena menunjukkan perbedaan kondisi yang mencolok antara dua sisi penyeberangan. Pembatasan operasional kapal penyeberangan di lintas Ketapang-Gilimanuk menjadi pemicu utama kemacetan di Ketapang, yang merupakan langkah mitigasi risiko pascakecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya.
Kelancaran Arus Lalu Lintas Gilimanuk-Denpasar
Dishub Bali memastikan bahwa arus lalu lintas angkutan dari arah barat, khususnya jalur Gilimanuk-Denpasar, berjalan normal. Nyoman Sunarya menyatakan bahwa setelah perbaikan jalan jebol di Pasar Bajera, situasi lalu lintas kembali lancar seperti sediakala. Meskipun ada efek dari antrean di Pelabuhan Ketapang, dampaknya tidak terlalu signifikan terhadap kepadatan di dalam Bali.
Kelancaran ini menjadi kabar baik bagi pengguna jalan di Bali. Namun, Dishub Bali tetap menyadari bahwa banyak kendaraan dan angkutan yang terdampak oleh kemacetan di Pelabuhan Ketapang. Mereka meyakini bahwa penanganan kemacetan telah diupayakan oleh pemangku kepentingan di Banyuwangi, Jawa Timur.
Masyarakat dan operator angkutan diimbau untuk selalu mencermati situasi terkini. Informasi terbaru dapat membantu merencanakan perjalanan dengan lebih baik. Khusus untuk angkutan logistik, penting untuk mengikuti ketentuan jumlah berat agar tidak terjadi overloading dan over dimensi, demi keselamatan dan kelancaran distribusi.
Dampak Penumpukan Ketapang pada Operator Bus
Penumpukan angkutan di Pelabuhan Ketapang memberikan dampak serius bagi sejumlah perusahaan otobus. Salah satunya adalah Perusahaan Otobus (PO) Gunung Harta yang merasakan imbas paling keras, terutama untuk bus ekonomi rute Banyuwangi, Jember, dan Lumajang.
CEO Gunung Harta, I Kade Jaya Manuaba, menjelaskan bahwa selain kemacetan penyeberangan, pengalihan jalan dari Merawan ke Situbondo akibat jalan jebol turut memperparah kondisi. Kerugian finansial pun tak terhindarkan, mencapai sekitar Rp10 juta per bus akibat biaya operasional dan pengembalian uang kepada penumpang. Perusahaan terpaksa mengurangi pergerakan armada, dari normal 18-22 bus menjadi hanya 15 bus pada tanggal 24 Juli.
PO lain yang juga terdampak adalah Juragan 99 Trans. Direktur Utama Juragan 99 Trans, Suluk Waseso, mengungkapkan bahwa perjalanan Malang-Denpasar yang biasanya memakan waktu 12 jam kini bisa mencapai 24 jam. Contohnya, jadwal keberangkatan pagi dari Malang baru tiba di Denpasar pukul 10 pagi keesokan harinya.
Selain pengurangan jumlah armada, Juragan 99 Trans juga mengalami peningkatan kebutuhan bahan bakar hingga 30 persen. Meskipun sempat menutup semua keberangkatan dari dan ke Denpasar pada 18 Juli, perusahaan tetap beroperasi karena tingginya permintaan pelanggan yang sudah memesan tiket jauh hari.