Fakta Unik: Penukaran Kina ke Rupiah di Pasar Skouw Tembus Rp9,6 Miliar Semester I 2025, Lebih Banyak dari Rupiah ke Kina!
Penukaran Kina Rupiah di Pasar Skouw perbatasan RI-PNG mencapai Rp9,6 miliar pada semester I 2025, melampaui penukaran sebaliknya. Mengapa demikian?
Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mencatat fenomena menarik terkait aktivitas finansial di perbatasan. Selama semester I 2025, nilai penukaran mata uang Kina Papua Nugini (PNG) ke Rupiah di Pasar Skouw, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, mencapai angka fantastis Rp9,6 miliar. Data ini diungkapkan oleh Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Papua, Faturachman, pada Senin (5/8).
Angka penukaran Kina ke Rupiah tersebut secara signifikan melampaui nilai penukaran Rupiah ke Kina yang tercatat hanya Rp5,7 miliar pada periode yang sama. Dominasi penukaran Kina menunjukkan tingginya daya beli dan kebutuhan warga PNG akan Rupiah untuk berbelanja di pasar perbatasan Indonesia.
Fenomena ini terjadi karena para pelaku usaha yang berjualan di Pasar Skouw menerima pembayaran dalam Kina dari warga PNG, kemudian menukarkannya ke Rupiah melalui empat tempat penukaran uang resmi yang beroperasi di area tersebut. Pasar Skouw sendiri dikenal sebagai pusat perdagangan yang ramai, terutama setiap hari Selasa, ketika warga PNG membanjiri pasar untuk memenuhi berbagai kebutuhan pokok hingga barang elektronik.
Dominasi Penukaran Kina ke Rupiah dan Tantangan Penggunaan Mata Uang
Data yang dihimpun oleh Bank Indonesia Papua menunjukkan bahwa aktivitas penukaran Kina ke Rupiah di Pasar Skouw jauh lebih dominan dibandingkan sebaliknya. Dengan total Rp9,6 miliar Kina yang ditukar menjadi Rupiah, ini mencerminkan tingginya volume transaksi yang dilakukan oleh warga Papua Nugini di wilayah Indonesia. Sementara itu, penukaran Rupiah ke Kina hanya mencapai Rp5,7 miliar, mengindikasikan bahwa arus uang lebih banyak masuk ke Indonesia.
Kepala KPw BI Papua, Faturachman, menjelaskan bahwa nilai penukaran ini berasal dari para pedagang di Pasar Skouw yang menerima pembayaran dalam mata uang Kina. Mereka kemudian menukarkan Kina yang terkumpul ke Rupiah melalui empat pengusaha jasa penukaran uang yang beroperasi di pasar tersebut. Keberadaan layanan penukaran ini memfasilitasi kelancaran transaksi perdagangan di perbatasan.
Meskipun demikian, penggunaan mata uang Kina dalam transaksi jual beli di Pasar Skouw masih berlangsung, menjadi perhatian Bank Indonesia. Faturachman menyatakan bahwa isu ini telah dilaporkan ke tingkat pusat dan diharapkan dapat dibahas dalam pertemuan bilateral antarpejabat kedua negara. Upaya ini menunjukkan komitmen BI dalam menegakkan kedaulatan Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah Indonesia.
Upaya BI Papua dalam Mendorong Penggunaan Rupiah di Perbatasan
Bank Indonesia Papua terus gencar melakukan berbagai upaya sosialisasi untuk mendorong penggunaan Rupiah sebagai satu-satunya alat transaksi di Pasar Skouw. Langkah-langkah ini meliputi pemasangan spanduk serta imbauan langsung kepada para pedagang dan pembeli. Spanduk-spanduk tersebut tidak hanya menggunakan Bahasa Indonesia, tetapi juga Bahasa Inggris dan Bahasa Fiji, yang merupakan bahasa sehari-hari warga Papua Nugini, untuk memastikan pesan tersampaikan secara efektif.
Tujuan utama dari sosialisasi ini adalah agar warga Papua Nugini yang hendak berbelanja di Pasar Skouw bersedia menukarkan mata uang Kina mereka ke Rupiah sebelum melakukan transaksi. Dengan demikian, seluruh aktivitas jual beli dapat berjalan sesuai dengan regulasi mata uang yang berlaku di Indonesia. BI Papua berharap inisiatif ini dapat meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap penggunaan Rupiah.
Pasar Skouw sendiri memiliki karakteristik unik sebagai pusat perbelanjaan lintas negara. Setiap hari Selasa, pasar ini menjadi sangat ramai karena "diserbu" oleh warga Papua Nugini yang datang untuk berbelanja berbagai kebutuhan. Mulai dari bahan makanan pokok hingga barang elektronik, semua tersedia di pasar ini, menjadikannya titik vital dalam perekonomian perbatasan.