Fakta Unik: Polres Tasikmalaya Tanam Jagung di 206 Hektare Lahan, Dukung Ketahanan Pangan Nasional
Polres Tasikmalaya tanam jagung seluas 206 hektare di Tasikmalaya, wujud komitmen Polri dukung ketahanan pangan nasional. Bagaimana dampaknya bagi masyarakat?
Kepolisian Resor Tasikmalaya baru-baru ini menunjukkan komitmennya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Mereka melaksanakan penanaman komoditas jagung secara serentak di berbagai wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya Polri untuk berkontribusi aktif dalam kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan penanaman jagung ini mencakup lahan seluas total 206 hektare, tersebar di lahan baku sawah (LBS), non-lahan baku sawah (non-LBS), hingga lahan milik pondok pesantren. Dengan perkiraan produksi mencapai 6-7 ton per hektare, program ini diharapkan dapat signifikan meningkatkan pasokan pangan lokal. Langkah strategis ini bertujuan untuk memperkuat fondasi pangan di tingkat daerah dan nasional.
Kepala Kepolisian Resor Tasikmalaya, AKBP Haris Dinzah, menyatakan bahwa penanaman jagung ini adalah wujud nyata dukungan Polri terhadap visi swasembada pangan. Program ini tidak hanya fokus pada aspek keamanan, tetapi juga pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian. Ini menandai peran ganda institusi kepolisian dalam pembangunan daerah.
Komitmen Polri dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional
AKBP Haris Dinzah menegaskan bahwa keterlibatan Polri dalam sektor pertanian merupakan bagian integral dari tugas kepolisian. Ia menekankan bahwa Polri memiliki tanggung jawab yang lebih luas dari sekadar menjaga keamanan dan ketertiban. Kontribusi aktif dalam program ketahanan pangan menjadi prioritas untuk memastikan stabilitas pasokan dan kesejahteraan masyarakat.
Program Polres Tasikmalaya tanam jagung ini bukan kali pertama dilakukan di wilayah tersebut. Sebelumnya, beberapa kegiatan serupa telah dilaksanakan, bahkan sebagian di antaranya sudah memasuki masa panen dengan hasil yang memuaskan. Hal ini menunjukkan konsistensi dan keberlanjutan komitmen Polri dalam mendukung upaya pemerintah mencapai kemandirian pangan.
Kehadiran Polri dalam program ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan tidur atau kurang produktif. Dengan menjadikan lahan-lahan tersebut produktif, diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar. Inisiatif ini sekaligus menjadi contoh kolaborasi antara institusi negara dan masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan.
Luas Lahan dan Potensi Kontribusi terhadap Swasembada Pangan
Total luas lahan yang dimanfaatkan untuk kegiatan Polres Tasikmalaya tanam jagung mencapai 206 hektare. Rinciannya meliputi 5,7 hektare lahan baku sawah (LBS), 197,1 hektare non-lahan baku sawah (non-LBS), serta tambahan 1,19 hektare lahan non-LBS yang berada di lingkungan pondok pesantren. Keterlibatan pondok pesantren ini menunjukkan pendekatan inklusif dalam program ketahanan pangan.
Penanaman jagung di lahan pondok pesantren memiliki peran strategis ganda. Selain sebagai lokasi budidaya, pondok pesantren juga menjadi pusat pendidikan dan pengembangan masyarakat. Dengan demikian, program ini tidak hanya meningkatkan produksi pangan, tetapi juga memberdayakan komunitas pesantren dan sekitarnya secara ekonomi. Ini menciptakan ekosistem pertanian yang berkelanjutan.
Dengan perkiraan hasil panen 6-7 ton per hektare, program ini berpotensi menghasilkan ribuan ton jagung. Hasil panen yang melimpah ini diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan pasokan pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada produk impor. Langkah ini merupakan bagian dari upaya besar untuk mewujudkan visi swasembada pangan nasional pada tahun 2025.