Gubernur Sulteng Dorong Pemanfaatan PLTS di OPD: Hemat Ratusan Juta Rupiah, Dana Bisa Dialihkan untuk Beasiswa!
Gubernur Sulteng Anwar Hafid mendesak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk segera mengadopsi Pemanfaatan PLTS dan efisiensi energi demi penghematan signifikan yang bisa dialokasikan untuk sektor sosial.
Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, secara tegas mendorong seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di wilayahnya untuk segera mengadopsi teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Langkah ini merupakan bagian dari upaya besar pemerintah provinsi dalam mewujudkan efisiensi energi yang signifikan. Inisiatif ini diharapkan mampu menekan biaya operasional birokrasi secara drastis.
Penegasan tersebut disampaikan Gubernur Anwar Hafid di Palu pada Senin (28/7), saat menerima kunjungan perwakilan perusahaan penyedia solusi energi ramah lingkungan. Ia menekankan bahwa penghematan biaya listrik yang mencapai ratusan juta rupiah per tahun bukanlah sekadar pilihan, melainkan sebuah keharusan mendesak. Dana yang berhasil dihemat nantinya dapat dialihkan untuk program-program sosial.
Program-program tersebut meliputi penyediaan beasiswa pendidikan, peningkatan layanan kesehatan masyarakat, hingga bantuan langsung bagi desa-desa yang membutuhkan. Selain manfaat ekonomi, langkah ini juga menjadi bentuk tanggung jawab pemerintah daerah dalam menjaga kelestarian lingkungan. Gubernur mendesak agar sistem ini segera diuji coba di beberapa kantor OPD sebagai tahap awal implementasi.
Potensi Penghematan dan Alokasi Dana
Gubernur Anwar Hafid mengungkapkan bahwa efisiensi energi melalui Pemanfaatan PLTS dan teknologi hemat energi lainnya dapat menghasilkan penghematan biaya operasional yang sangat besar. "Jika kita bisa hemat ratusan juta dari listrik tiap tahun, dana itu bisa kita alihkan untuk beasiswa, kesehatan, atau membantu desa-desa," ujarnya. Pernyataan ini menegaskan komitmen pemerintah provinsi dalam mengoptimalkan anggaran daerah.
Ia menambahkan bahwa penghematan ini bukan hanya tentang efisiensi semata, tetapi juga tentang tanggung jawab kolektif terhadap lingkungan. Penggunaan energi terbarukan seperti PLTS menjadi solusi strategis untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi fosil. Ini sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan yang diusung pemerintah daerah.
Dana yang berhasil dihemat dari sektor energi ini memiliki potensi besar untuk dialokasikan kembali ke program-program yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, inisiatif Pemanfaatan PLTS tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang lebih efisien, tetapi juga mendukung peningkatan kualitas hidup warga Sulawesi Tengah. Ini merupakan langkah progresif dalam pengelolaan keuangan daerah.
Skema Implementasi dan Kemitraan Strategis
Untuk memastikan keberhasilan program ini, Gubernur Anwar Hafid mendorong agar sistem Pemanfaatan PLTS segera diuji coba di satu atau dua kantor OPD terlebih dahulu. Langkah ini bertujuan untuk memverifikasi klaim efisiensi yang ditawarkan oleh pihak penyedia teknologi. Jika hasilnya sesuai harapan, implementasi akan diperluas ke seluruh OPD di Sulawesi Tengah.
Arya Pradipta, perwakilan perusahaan yang bergerak di bidang energi ramah lingkungan, menjelaskan bahwa pihaknya menawarkan skema efisiensi energi berbasis teknologi solar panel. Solusi ini juga mencakup penggantian lampu LED, pemasangan sensor otomatis, serta sistem monitoring penggunaan energi yang cerdas. Menurutnya, efisiensi yang dapat dicapai bisa melebihi 50 persen dari konsumsi energi saat ini.
Skema investasi yang ditawarkan juga sangat menarik karena tidak membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di awal. Investasi awal sistem akan ditanggung sepenuhnya oleh investor mitra perusahaan. Pembayaran akan dilakukan melalui skema bagi hasil dari penghematan yang didapat, misalnya setengah dari penghematan 50 persen akan dibagi antara investor dan pemerintah daerah.
Gubernur juga membuka opsi agar pengelolaan kerja sama ini dapat dilakukan oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Dengan demikian, inisiatif Pemanfaatan PLTS tidak hanya menciptakan efisiensi, tetapi juga berpotensi menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru. Model ini diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi langsung bagi daerah serta mendorong kemandirian energi.