Gunung Marapi Erupsi 30 Detik, Kolom Abu Tak Teramati: Ini Penjelasan PGA
Gunung Marapi kembali erupsi selama 30 detik pada Sabtu siang, namun kolom abu tidak teramati. Simak penjelasan lengkap dari Pos Gunung Api (PGA) mengenai aktivitas vulkanik ini.
Pos Gunung Api (PGA) Gunung Marapi melaporkan aktivitas vulkanik terbaru dari gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Gunung Marapi kembali mengalami erupsi pada Sabtu, 2 Agustus, pukul 12.33 WIB.
Petugas PGA Gunung Marapi, Ahmad Rifandi, menjelaskan bahwa erupsi berlangsung sekitar 30 detik. Namun, tinggi kolom abu vulkanik tidak dapat teramati secara visual.
Hal ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang tertutup awan saat letusan terjadi. Meskipun demikian, aktivitas ini terekam jelas pada seismogram dengan amplitudo maksimum 5,6 milimeter.
Aktivitas Terkini Gunung Marapi dan Status Waspada
Erupsi singkat yang terjadi pada Sabtu siang menunjukkan bahwa Gunung Marapi masih menunjukkan aktivitas vulkanik yang berkelanjutan. Meskipun kolom abu tidak terlihat, rekaman seismogram menjadi bukti kuat adanya pelepasan energi dari dalam gunung.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Marapi pada level Waspada atau Level II. Status ini mengindikasikan bahwa masyarakat harus tetap berhati-hati dan mematuhi rekomendasi yang telah ditetapkan.
Sebagai bagian dari status Waspada, PVMBG melarang segala bentuk aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari pusat aktivitas, yaitu kawah Verbeek. Zona larangan ini bertujuan untuk menjaga keselamatan warga dari potensi bahaya letusan.
PVMBG juga mengingatkan adanya ancaman potensi lahar dingin, terutama bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu dari puncak Gunung Marapi. Ancaman ini menjadi lebih tinggi saat musim hujan, sehingga warga diimbau untuk selalu waspada terhadap perubahan aliran sungai.
Rekam Jejak Erupsi Gunung Marapi Sepanjang Juli 2025
Aktivitas erupsi Gunung Marapi tidak hanya terjadi sekali ini. Selama bulan Juli 2025, Pos Gunung Api setempat mencatat adanya 13 kali letusan dari Gunung Marapi. Ini menunjukkan frekuensi aktivitas vulkanik yang cukup tinggi dalam periode satu bulan.
Dalam laporan tersebut, tinggi kolom abu vulkanik yang teramati bervariasi pada setiap letusan. Catatan tertinggi mencapai 1.600 meter, menunjukkan potensi letusan yang signifikan meskipun tidak selalu terjadi.
Dari 13 letusan yang terjadi, durasi erupsi terlama tercatat pada tanggal 11 Juli. Erupsi tersebut berlangsung sekitar 90 detik, dengan amplitudo sebesar 30,3 milimeter. Data ini memberikan gambaran mengenai karakteristik letusan yang bervariasi dari waktu ke waktu.
Masyarakat di sekitar Gunung Marapi diimbau untuk selalu mengikuti informasi dan arahan dari pihak berwenang. Penggunaan masker penutup hidung dan mulut juga disarankan apabila terjadi hujan abu, guna menghindari gangguan saluran pernapasan.