Hakteknas ke-30: 30 Tahun Kebangkitan Teknologi Nasional, BRIN Ajak Perkuat Daya Saing Bangsa Melalui Inovasi
Peringatan Hakteknas ke-30 menjadi momentum krusial bagi BRIN dan seluruh pemangku kepentingan untuk memperkuat daya saing bangsa melalui riset dan inovasi berkelanjutan.
Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-30 pada tahun 2025 menjadi sorotan utama dalam upaya penguatan daya saing bangsa. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) secara aktif mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan momentum ini sebagai landasan. Tujuannya adalah mendorong kemajuan melalui riset dan inovasi yang berkelanjutan.
Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko, di Jakarta pada Minggu (10/8), menegaskan bahwa Hakteknas bukan sekadar perayaan. Lebih dari itu, Hakteknas adalah pengingat pentingnya kolaborasi lintas sektor. Kolaborasi ini krusial dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Handoko menekankan bahwa 30 tahun Hakteknas harus menjadi pengingat bahwa inovasi adalah kunci utama. Inovasi ini akan membawa Indonesia menuju status negara maju. BRIN berkomitmen membuka akses fasilitas riset secara luas, mendorong riset kolaboratif, dan mengintegrasikan potensi riset demi dampak nyata.
Memperkuat Ekosistem Inovasi Nasional
BRIN menegaskan komitmennya untuk membuka akses seluas-luasnya terhadap fasilitas riset yang dimiliki. Langkah ini bertujuan untuk mendorong riset kolaboratif yang lebih intensif. Selain itu, BRIN berupaya mengintegrasikan potensi riset dari berbagai pihak agar dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat dan negara.
Penguatan ekosistem inovasi nasional yang inklusif dan berkelanjutan menjadi poin utama dalam semangat Hakteknas ke-30. Handoko menyatakan bahwa riset yang kuat hanya akan tercapai bila seluruh potensi bangsa bersinergi. Sinergi ini harus terjadi dari hulu hingga hilir, menciptakan aliran inovasi yang tak terputus.
Inisiatif ini sejalan dengan visi BRIN untuk menciptakan lingkungan riset yang kondusif. Lingkungan ini memungkinkan ide dan gagasan inovatif berkembang. Harapannya, inovasi tersebut dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pembangunan nasional dan peningkatan kualitas hidup.
Inovasi Menjawab Tantangan Global dan Peran Generasi Muda
Handoko juga menyoroti pentingnya menyelaraskan kemajuan teknologi dengan tantangan global yang ada. Isu-isu seperti transisi energi, ketahanan pangan, kesehatan, dan mitigasi perubahan iklim menjadi fokus utama. BRIN, melalui berbagai program risetnya, telah memfokuskan sumber daya untuk menjawab isu-isu strategis tersebut secara komprehensif.
Melalui momentum Hakteknas ke-30, BRIN secara aktif mendorong keterlibatan generasi muda. Generasi muda diharapkan menjadi motor penggerak inovasi di masa depan. Semangat kebangkitan teknologi nasional ini menegaskan pentingnya penciptaan SDM unggul, dukungan infrastruktur riset yang efisien, serta penguatan skema fasilitasi bagi ide riset inovatif.
Senada dengan pandangan BRIN, Presiden RI Prabowo Subianto juga mengajak seluruh ilmuwan tanah air untuk bersatu. Presiden menyerukan agar ilmuwan bahu-membahu memajukan riset industri nasional demi kesejahteraan bangsa. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyampaikan pesan ini dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Bandung. Presiden meminta para ilmuwan untuk tidak takut menghadapi tantangan besar dalam mengelola industri manufaktur, termasuk kendaraan, elektronik, dan semikonduktor.