Inflasi NTB Melonjak Drastis, Sentuh 3,05 Persen pada Juli 2025: Waspada Kenaikan Harga!
Laju Inflasi NTB mencapai 3,05% pada Juli 2025, melonjak drastis dari Mei. Apa saja komoditas pemicunya dan bagaimana dampaknya bagi masyarakat?
Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat (NTB) melaporkan laju inflasi tahunan di wilayah tersebut. Angka inflasi telah menyentuh 3,05 persen pada Juli 2025. Indeks harga konsumen tercatat sebesar 108,93 poin.
Kondisi ini menandakan lonjakan signifikan dari bulan-bulan sebelumnya. Pada Mei, inflasi NTB berada di level 1,63 persen. Angka ini kemudian naik menjadi 2,51 persen pada Juni.
Kepala BPS NTB, Wahyudin, menekankan pentingnya pengendalian inflasi. Ia berharap laju inflasi tidak melebihi target 3,5 persen. Perjalanan untuk enam bulan ke depan masih panjang.
Lonjakan Angka Inflasi NTB dalam Dua Bulan Terakhir
Laju inflasi tahunan di Nusa Tenggara Barat menunjukkan peningkatan drastis. Angka 3,05 persen pada Juli 2025 hampir dua kali lipat dari Mei. Ini menjadi perhatian serius bagi perekonomian daerah.
Wahyudin menjelaskan bahwa pada Mei, inflasi hanya 1,63 persen. Kemudian, pada Juni, angkanya naik menjadi 2,51 persen. Peningkatan ini menunjukkan tren kenaikan harga yang berkelanjutan.
Pemerintah daerah dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) perlu segera mengambil langkah. Tujuannya adalah untuk menjaga stabilitas harga. Ini penting agar target inflasi tidak terlampaui.
Komoditas Pemicu Utama Inflasi NTB
Beberapa kelompok pengeluaran menjadi penyumbang terbesar inflasi tahunan NTB. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil 1,80 persen. Ini menunjukkan tekanan pada kebutuhan pokok masyarakat.
Selain itu, perawatan pribadi dan jasa lainnya juga berkontribusi signifikan. Angka kontribusinya mencapai 0,71 persen. Kelompok pendidikan menyumbang 0,15 persen.
Kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran juga turut andil. Kontribusinya sebesar 0,14 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi secara tahunan antara lain:
- Emas perhiasan
- Tomat
- Bawang merah
- Beras
- Ikan teri
- Akademi/perguruan tinggi
- Rokok
- Kelapa
- Nasi dengan lauk
Perbedaan Laju Inflasi Antar Wilayah di NTB
Laju inflasi di NTB tidak merata di seluruh wilayahnya. Kabupaten Sumbawa mencatat angka inflasi tahunan tertinggi. Angkanya mencapai 3,29 persen dengan indeks harga konsumen 109,13 poin.
Sementara itu, Mataram sebagai ibu kota provinsi memiliki inflasi lebih rendah. Inflasi tahunan di Mataram tercatat 2,82 persen. Indeks harga konsumennya adalah 108,85 persen.
Perbedaan ini menyoroti perlunya pendekatan yang disesuaikan. TPID di masing-masing daerah harus mengantisipasi potensi kenaikan. Tujuannya adalah agar inflasi tetap terkendali dan tidak melebihi target.