Jalan Ponorogo-Trenggalek Ambles Akibat Longsor, Ratusan Meter Jalan Menggantung!
Akses jalan alternatif Ponorogo-Trenggalek ambles akibat longsor pasca hujan deras, jalur utama terputus, kendaraan roda empat dilarang melintas.
Jalan penghubung Kabupaten Ponorogo dan Trenggalek, Jawa Timur, ambles akibat longsor. Peristiwa ini terjadi pada Rabu dini hari, 14 Mei 2024, sekitar pukul 04.00 WIB, di Dukuh Puru, Desa Mojo, Kecamatan Sooko, Ponorogo. Longsor diduga disebabkan oleh pergeseran tanah setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut beberapa hari sebelumnya. Kejadian ini menyebabkan akses jalan utama terputus dan membahayakan pengguna jalan.
Menurut Kapolsek Sooko, AKP Moh. Isa Latif, "Jalan ambles karena tanah di bawahnya longsor. Struktur cor menggantung sepanjang sekitar 100 meter dan membahayakan pengguna jalan." Akibatnya, jalur tersebut ditutup total untuk kendaraan roda empat atau lebih. Kendaraan roda dua masih diizinkan melintas, namun dengan risiko tinggi mengingat kondisi jalan yang sangat labil. Pihak berwenang telah memasang rambu peringatan darurat dan mengimbau masyarakat untuk menggunakan jalur alternatif menuju Trenggalek, Tulungagung, atau Kediri.
Kerusakan jalan cukup parah. AKP Isa Latif menjelaskan, "Kerusakan memakan separuh badan jalan. Dulu beraspal, lalu dicor, kini sisi kanan menggantung dan rawan ambrol. Sisi kiri masih stabil tapi kami tetap antisipasi." Kondisi ini memaksa pihak kepolisian bersama Forkopimcam Sooko, BPBD, dan Dinas PUPR Ponorogo untuk melakukan peninjauan langsung ke lokasi guna melakukan penanganan darurat. Langkah-langkah selanjutnya masih menunggu tindak lanjut dari instansi teknis terkait.
Penutupan Jalan dan Dampaknya
Penutupan total jalur Ponorogo-Trenggalek untuk kendaraan roda empat berdampak signifikan terhadap mobilitas masyarakat. Banyak warga yang terpaksa mencari jalur alternatif yang lebih jauh dan memakan waktu lebih lama. Selain itu, operasional Damri di jalur tersebut juga dihentikan sementara hingga kondisi jalan dinyatakan aman. Hal ini tentu menimbulkan ketidaknyamanan bagi penumpang Damri yang biasa menggunakan jalur tersebut.
BPBD Ponorogo terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mempercepat proses perbaikan jalan. Mereka juga menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati saat melintas di jalur alternatif, mengingat potensi bahaya longsor masih mungkin terjadi di wilayah perbukitan Sooko.
Upaya penanganan darurat terus dilakukan, termasuk pemasangan rambu-rambu peringatan tambahan dan pengaturan lalu lintas di sekitar lokasi longsor. Pihak berwenang berharap perbaikan jalan dapat segera dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif yang lebih luas bagi masyarakat.
Langkah Penanganan Darurat
Sejumlah langkah penanganan darurat telah dilakukan oleh pihak terkait. Selain pemasangan rambu peringatan dan himbauan kepada masyarakat untuk menggunakan jalur alternatif, pengecekan rutin terhadap kondisi jalan juga terus dilakukan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Tim gabungan dari kepolisian, BPBD, dan Dinas PUPR terus berkoordinasi untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam perbaikan jalan yang ambles tersebut.
Proses perbaikan jalan diperkirakan akan memakan waktu cukup lama, mengingat kerusakan yang cukup parah. Pihak berwenang berkomitmen untuk menyelesaikan perbaikan secepat mungkin agar akses jalan kembali normal dan masyarakat dapat beraktivitas seperti biasa. Namun, keselamatan tetap menjadi prioritas utama, sehingga proses perbaikan akan dilakukan secara hati-hati dan terukur.
Selain perbaikan jalan, upaya pencegahan longsor juga akan menjadi fokus perhatian. Studi kelayakan dan langkah-langkah antisipasi longsor di masa mendatang akan dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
Kondisi jalan yang ambles dan menggantung sepanjang kurang lebih 100 meter ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah. Kerja sama antar instansi terkait sangat penting untuk memastikan keselamatan pengguna jalan dan kelancaran akses transportasi di wilayah tersebut.
Sebagai informasi tambahan, jalur alternatif yang dapat digunakan warga antara lain melalui jalur Tulungagung dan Kediri. Namun, jarak tempuh akan lebih jauh dibandingkan jalur utama Ponorogo-Trenggalek.