Kadin Teguhkan 'Indonesia Incorporated' untuk Capai Target Ekonomi 8 Persen Jelang 80 Tahun Kemerdekaan RI
Kadin Indonesia perkuat semangat 'Indonesia Incorporated' demi akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen. Bagaimana strategi kolaborasi ini akan diwujudkan?
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia secara resmi meneguhkan semangat "Indonesia Incorporated" sebagai strategi utama. Langkah ini bertujuan untuk merealisasikan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar delapan persen. Peneguhan visi ini dilakukan dalam Retret Kadin 2025 di Magelang.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menjelaskan bahwa konsep ini mengusung nuansa gotong royong. Tujuannya adalah untuk mendorong seluruh elemen bangsa agar "naik kelas bersama". Retret tersebut juga menghadirkan pembekalan penting dari Gubernur Lemhannas RI TB Ace Hasan Syadzily dan Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin.
Inisiatif ini menandai komitmen dunia usaha dalam menyambut peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2025. Kadin terpanggil untuk merapatkan barisan, menyatukan visi, serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah dinamika geopolitik global.
Peran Strategis Indonesia Incorporated dalam Ketahanan Ekonomi
Anindya Bakrie menyampaikan apresiasi mendalam kepada Gubernur Lemhannas yang telah mendukung penyusunan kurikulum retret. Kurikulum tersebut menekankan materi bernuansa kebangsaan. Kadin banyak mengacu pada Lemhannas terkait nilai kebangsaan sebagai fondasi.
Ketahanan ekonomi merupakan bagian tak terpisahkan dari ketahanan nasional, terutama di tengah situasi geopolitik yang tidak stabil. Dunia usaha harus memiliki komitmen kuat pada nilai kebangsaan. Ini sejalan dengan pandangan bahwa bangsa maju memiliki ideologi kebangsaan yang kuat.
Gubernur Lemhannas RI, TB Ace Hasan Syadzily, menegaskan peran strategis Kadin dalam menjaga ketahanan ekonomi. Pemahaman geopolitik global yang dinamis sangat memengaruhi situasi ekonomi. Oleh karena itu, dunia usaha harus memperkuat kekuatan domestik untuk menciptakan lapangan kerja.
Ace menjelaskan, materi kelas mencakup empat konsensus kebangsaan dan sejarah nasional. Diskusi juga membahas tantangan bangsa di tengah ketidakpastian geopolitik global. Kekuatan bangsa terletak pada kemampuan mengintegrasikan visi yang sama menuju tujuan nasional.
Sinergi Pertahanan dan Ekonomi Nasional
Sesi pembekalan lain dalam Retret Kadin 2025 bertajuk "Defense Supporting Economy". Sesi ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan RI, Sjafrie Sjamsoeddin. Beliau menggarisbawahi hubungan erat antara sektor pertahanan dan ketahanan ekonomi.
Sjafrie menjelaskan bahwa dunia usaha, khususnya Kadin, memiliki peran sangat strategis. Mereka merupakan elemen kunci dalam mendorong ketahanan ekonomi. Dunia usaha adalah penggerak ekonomi nasional yang perlu dimantapkan nilai-nilai kebangsaannya.
Ketahanan pertahanan yang kuat akan menciptakan stabilitas. Stabilitas ini sangat kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan investasi. Kolaborasi antara sektor pertahanan dan ekonomi menjadi esensial untuk mencapai kemajuan bangsa.
Retret Kadin 2025: Memperkuat Visi dan Kolaborasi
Kadin Indonesia menggelar retret selama empat hari, mulai Kamis (7/8) hingga Minggu (10/8). Sebanyak 230 anggota Kadin dari seluruh Indonesia memanfaatkan masa retret ini. Tujuannya memperkuat semangat "Indonesia Incorporated" atau semangat gotong royong.
Semangat ini mendukung visi besar Presiden dan program pemerintah dalam mewujudkan laju pertumbuhan ekonomi 8 persen. Selain itu, juga untuk mencapai kemandirian bangsa dan keadilan sosial. Retret ini bukan sekadar jeda, melainkan momen refleksi dan konsolidasi.
Para peserta retret diberikan materi tentang upaya meningkatkan investasi dan perdagangan. Topik kedaulatan energi dan pangan serta program pemerintah juga dibahas. Kondisi geopolitik yang kian dinamis dan rumit turut menjadi fokus pembahasan.
Narasumber yang mengisi materi antara lain Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI Agus Harimurti Yudhoyono. Ada pula Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan RI Letnan Jenderal TNI (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus, serta Gubernur Lemhannas RI TB Ace Hasan Syadzily.