Konsisten di Tengah Tantangan: BCA Pertahankan Target Kredit 6-8 Persen hingga 2025
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tidak merevisi RBB, mempertahankan target kredit BCA 6-8 persen hingga 2025. Apa strategi di balik keyakinan ini?
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menunjukkan komitmen kuat terhadap target bisnisnya. Bank swasta terbesar di Indonesia ini memutuskan untuk tidak merevisi Rencana Bisnis Bank (RBB) yang telah ditetapkan. Keputusan ini menegaskan target pertumbuhan kredit sebesar 6-8 persen yang akan dipertahankan hingga tahun 2025.
Penegasan ini disampaikan langsung oleh Presiden Direktur BCA, Hendra Lembong, dalam sebuah konferensi pers di Jakarta pada Rabu (30/7). Menurut Hendra, pedoman pertumbuhan kredit BCA tetap berada dalam rentang tersebut. Hal ini mencerminkan optimisme perseroan terhadap prospek ekonomi dan kemampuan internal.
Meskipun tidak menetapkan target spesifik untuk setiap segmen kredit, BCA melihat banyak peluang. Perseroan akan terus fokus memperkuat produk dan layanan untuk memacu kinerja. Strategi ini diharapkan dapat meningkatkan bisnis dari para nasabah dan menjaga momentum pertumbuhan.
Strategi Pertumbuhan Kredit yang Konsisten
BCA menegaskan konsistensinya dalam strategi bisnis yang telah dirancang. Meskipun kondisi di lapangan dapat berubah, perseroan tidak menetapkan target pertumbuhan yang berbeda untuk segmen kredit korporasi atau konsumer. Pendekatan ini memungkinkan fleksibilitas sambil tetap berpegang pada proyeksi pertumbuhan keseluruhan.
Presiden Direktur Hendra Lembong menekankan pentingnya memperkuat produk dan layanan yang ditawarkan. Dengan peningkatan kualitas layanan, BCA berharap dapat menarik lebih banyak bisnis dari nasabahnya. Inisiatif ini menjadi kunci untuk memacu kinerja bank ke depan.
Fokus pada penguatan layanan dan produk juga menjadi upaya BCA untuk mendorong nasabah agar lebih aktif. Pemanfaatan layanan BCA secara optimal diharapkan dapat menciptakan sinergi positif. Hal ini sejalan dengan visi bank untuk menjadi mitra finansial terpercaya bagi seluruh segmen nasabah.
Dinamika Suku Bunga dan Penyesuaian BCA
Terkait transmisi suku bunga acuan Bank Indonesia (BI-Rate), BCA memiliki kebijakan yang cermat. Hendra Lembong menjelaskan bahwa bank tidak secara otomatis menyesuaikan suku bunga kredit. Kebijakan ini telah diterapkan dalam beberapa tahun terakhir, di mana kenaikan BI-Rate tidak selalu diikuti oleh kenaikan bunga kredit bagi sebagian besar nasabah.
Demikian pula, penurunan suku bunga acuan tidak serta-merta menurunkan seluruh suku bunga kredit. Namun, untuk kredit yang mengacu pada benchmark pasar seperti JIBOR atau IndONIA, penyesuaian suku bunga tetap dilakukan. Pendekatan ini menjaga keseimbangan antara stabilitas nasabah dan kondisi pasar.
Untuk suku bunga deposito, BCA telah melakukan penyesuaian dua pekan sebelumnya dengan menurunkan 25 basis poin. Namun, untuk tenor jangka panjang, suku bunga justru sedikit dinaikkan. Langkah ini bertujuan memberikan insentif dan menjaga daya tarik bagi nasabah yang menyimpan dana dalam periode yang lebih lama.
Kinerja Kredit Semester I 2025 dan Kualitas Pinjaman
Pada semester I 2025, BCA mencatat pertumbuhan kredit yang impresif. Total kredit tumbuh 12,9 persen secara year on year (yoy) mencapai Rp959 triliun. Angka ini menunjukkan ekspansi yang sehat di berbagai segmen bisnis bank.
Pertumbuhan kredit didukung oleh segmen korporasi yang naik 16,1 persen yoy menjadi Rp451,8 triliun. Kredit komersial juga tumbuh 12,6 persen yoy menjadi Rp143,6 triliun, sementara kredit UKM meningkat 11,1 persen yoy hingga Rp127 triliun. Sektor konsumer turut berkontribusi dengan pertumbuhan 7,6 persen yoy mencapai Rp226,4 triliun, ditopang KPR (8,4%) dan KKB (5,2%).
Selain pertumbuhan, kualitas pinjaman BCA juga terjaga dengan baik. Rasio loan at risk (LAR) membaik menjadi 5,7 persen pada semester I 2025 dari 6,4 persen tahun sebelumnya. Rasio non performing loan (NPL) juga terkelola dengan solid di level 2,2 persen. Ini menunjukkan manajemen risiko yang efektif dan portofolio kredit yang sehat.