Korban Kecelakaan Kapal di Perairan Tanjabbar Ditemukan Setelah Dua Hari Pencarian
Tim SAR Gabungan berhasil menemukan jasad Khairudin, nelayan korban kecelakaan kapal di perairan Tanjung Jabung Barat, Jambi, setelah pencarian selama dua hari.
Nelayan bernama Khairudin (35) ditemukan meninggal dunia setelah dua hari pencarian intensif oleh Tim SAR Gabungan. Kecelakaan kapal yang merenggut nyawanya terjadi di perairan Parit 9 Pangkal Babu, Tanjung Jabung Barat (Tanjabbar), Jambi. Jasad korban ditemukan sekitar 4 mil laut dari lokasi kejadian pada Kamis (24/4) pukul 11.15 WIB.
Tim SAR Gabungan yang terdiri atas Basarnas Jambi, Polairud Polres Tanjabar, TNI AL, PMI, BPBD, dan masyarakat setempat bahu membahu melakukan pencarian. Mereka menggunakan berbagai peralatan, termasuk kapal Rigid Bouyancy Boat milik Basarnas, kapal Polairud, kapal nelayan, dan drone thermal untuk menyisir area pencarian yang difokuskan di sekitar lokasi kejadian dan tepi hutan mangrove.
Humus Basarnas Jambi, Lutfi, menjelaskan bahwa informasi penemuan korban diperoleh dari seorang nelayan. Setelah dievakuasi, korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum KH Daud Arif Kuala Tungkal. Usai evakuasi, Tim SAR Gabungan melakukan brifing penutupan operasi dan seluruh personel kembali ke kesatuan masing-masing.
Kronologi Kecelakaan dan Pencarian
Kecelakaan laut yang mengakibatkan hilangnya Khairudin bermula dari tabrakan antara kapal trol dan kapal pompong di Togok Parit 9 Pangkalan Babu, Desa Tungkal Satu, Kecamatan Tungkal Ilir, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, pada Selasa pagi (22/4). Informasi awal kecelakaan diterima Kantor SAR Jambi dari Polairud Polres Tanjabar.
Berdasarkan kronologi yang diterima, kapal trol menabrak kapal pompong yang sedang melakukan aktivitas penangkapan ikan. Akibatnya, empat orang selamat, sementara Khairudin dinyatakan hilang. Setelah menerima laporan, Tim Unit Siaga SAR Tungkal langsung berkolaborasi dengan unsur SAR Gabungan lainnya untuk melakukan pencarian. Basarnas juga mengerahkan satu unit Rigid Bouyancy Boat dan enam personel dari Jambi.
Pencarian difokuskan di sekitar lokasi kejadian, melibatkan penyisiran menggunakan berbagai metode dan peralatan. Drone thermal dikerahkan untuk membantu pencarian visual di area hutan mangrove. Upaya pencarian yang intensif akhirnya membuahkan hasil dengan ditemukannya jasad Khairudin.
Proses Pencarian dan Evakuasi
Proses pencarian korban melibatkan berbagai pihak dan berlangsung selama dua hari. Tim SAR Gabungan bekerja keras menyisir perairan dengan menggunakan berbagai metode dan peralatan. Kerja sama yang solid antara Basarnas, Polairud, TNI AL, PMI, BPBD, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan operasi pencarian dan penyelamatan ini.
Penggunaan drone thermal juga terbukti efektif dalam membantu pencarian visual di area yang sulit dijangkau. Informasi dari nelayan setempat juga sangat membantu dalam mempersempit area pencarian dan mempercepat proses penemuan korban.
Setelah ditemukan, korban langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah sakit untuk proses lebih lanjut. Evakuasi dilakukan dengan cepat dan efisien berkat koordinasi yang baik antar tim SAR Gabungan.
Setelah operasi pencarian dan penyelamatan dinyatakan selesai, Tim SAR Gabungan melakukan brifing untuk mengevaluasi proses pencarian dan memastikan semua personel kembali ke kesatuan masing-masing. Keberhasilan operasi ini menunjukkan pentingnya kerja sama dan koordinasi yang baik antar instansi dalam menghadapi bencana atau kejadian darurat.
Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dan keamanan di laut, serta perlunya peralatan dan pelatihan yang memadai bagi para nelayan. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali.