Kuil Preah Vihear Jadi Pemicu, Mengenal Sejarah Konflik Perbatasan Thailand Kamboja dan Putusan Mahkamah Internasional
Konflik perbatasan Thailand Kamboja kembali memanas, menelan korban jiwa dari kedua belah pihak. Simak sejarah sengketa wilayah hingga putusan Mahkamah Internasional.
Pertempuran lintas batas antara Thailand dan Kamboja kembali memanas, menyebabkan korban jiwa dari kedua belah pihak. Hingga Sabtu, delapan warga sipil dan lima tentara Kamboja dilaporkan tewas. Thailand juga mencatat 15 korban jiwa, termasuk seorang tentara.
Bentrokan yang dimulai pada 24 Juli ini telah memaksa puluhan ribu warga sipil mengungsi. Sebanyak 35.829 warga Kamboja telah dievakuasi dari provinsi Preah Vihear, Oddar Meanchey, dan Pursat, sementara ribuan warga Thailand juga meninggalkan daerah terdampak.
Kedua negara saling tuduh sebagai pemicu baku tembak, dengan Thailand mengerahkan jet tempur dan Kamboja membalas dengan roket. Insiden ini menyoroti kembali sejarah panjang konflik perbatasan Thailand Kamboja yang belum terselesaikan.
Sengketa Wilayah Thailand-Kamboja
Akar sengketa wilayah antara Thailand dan Kamboja bermula pada masa penjajahan Prancis tahun 1907. Saat itu, sebuah peta perbatasan disusun, namun interpretasi yang berbeda antara kedua negara menjadi pangkal permasalahan. Perwakilan Prancis dalam komisi demarkasi juga tidak sepenuhnya memperhatikan beberapa bagian perbatasan yang sulit dijangkau.
Kamboja secara konsisten menggunakan peta tersebut sebagai dasar klaim wilayah, sementara Thailand berargumen bahwa peta tersebut tidak akurat dan tidak dapat dijadikan patokan. Setelah Kamboja meraih kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1953, wilayah-wilayah yang disengketakan ini semakin menjadi fokus konflik.
Konflik paling menonjol dan sering diwarnai kekerasan terjadi di sekitar Kuil Preah Vihear, sebuah situs berusia 1.000 tahun. Sengketa terbaru sempat pecah pada Mei 2025, ketika pasukan kedua negara terlibat baku tembak di wilayah yang diperebutkan, mengakibatkan kematian seorang tentara Kamboja. Insiden ini menambah daftar panjang ketegangan dalam konflik perbatasan kedua negara.
Putusan Mahkamah Internasional
Pada tahun 1962, Mahkamah Internasional (ICJ) mengeluarkan putusan penting yang memberikan kedaulatan atas wilayah Kuil Preah Vihear kepada Kamboja. Keputusan ini menjadi isu sentral dan seringkali menimbulkan ketegangan dalam hubungan bilateral antara Thailand dan Kamboja.
Kamboja kembali mengajukan kasus ke Mahkamah Internasional pada tahun 2011, menyusul serangkaian bentrokan yang menewaskan sekitar 20 orang dan menyebabkan ribuan orang mengungsi. Meskipun ada pembicaraan mengenai penarikan pasukan, upaya tersebut tidak membuahkan hasil yang signifikan.
Pada November 2013, ICJ kembali menegaskan putusannya secara bulat, menyatakan bahwa Kamboja memiliki kedaulatan atas wilayah yang disengketakan di sekitar Kuil Preah Vihear. Mahkamah Internasional juga memerintahkan Thailand untuk menarik pasukan militer atau polisi yang ditempatkan di Tanjung Preah Vihear.
Namun, ICJ tidak membahas sengketa wilayah lain, terutama yang berada di dalam “Segitiga Zamrud”, sebuah wilayah perbatasan bersama antara Kamboja, Laos, dan Thailand. Wilayah ini mencakup tujuh provinsi di ketiga negara dan sering menjadi lokasi bentrokan pasukan. Thailand sendiri menolak mengakui yurisdiksi Mahkamah Internasional dalam masalah ini.