Makna Mendalam 80 Tahun Kemerdekaan: Pejabat Soroti Kekompakan hingga Target Presiden di HUT Ke-80 RI
Para pejabat tinggi negara, termasuk Sufmi Dasco, Zulhas, dan Luhut, berbagi pandangan mendalam mereka tentang makna perayaan HUT Ke-80 RI dan tantangan ke depan.
Sejumlah pejabat tinggi negara, mulai dari Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan, hingga Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan, turut memaknai perayaan 80 tahun Republik Indonesia berdiri. Mereka menyampaikan pandangan pribadi mengenai arti kemerdekaan bagi diri masing-masing serta relevansinya dengan kondisi bangsa saat ini.
Pernyataan tersebut disampaikan di sisi samping Istana Merdeka, Jakarta, pada Minggu siang, setelah rangkaian Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan. Momen ini menjadi kesempatan bagi para pemimpin untuk merefleksikan pencapaian dan tantangan yang dihadapi Indonesia setelah delapan dekade merdeka.
Refleksi para pejabat ini memberikan perspektif beragam mengenai kemajuan dan tujuan yang harus dicapai bangsa. Mereka menyoroti berbagai aspek, mulai dari kekuatan pertahanan, kesejahteraan rakyat, hingga target-target ekonomi yang ambisius di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Kekompakan dan Kekuatan Pertahanan di HUT Ke-80 RI
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyoroti pentingnya kekompakan dalam peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan RI tahun ini. Menurutnya, perayaan kali ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, menunjukkan kekuatan yang signifikan.
Dasco secara khusus menggarisbawahi kekuatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang ditampilkan. Ia juga memuji kekompakan antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam memperingati hari kemerdekaan.
Selain itu, berbagai kesenian yang tidak biasa turut memeriahkan upacara, menambah kesan istimewa pada perayaan ini. Hal ini menunjukkan bahwa kemerdekaan dirayakan dengan semangat persatuan dan kebanggaan akan kemajuan negara.
Merdeka dari Kelaparan dan Kebodohan: Visi Asta Cita
Di lokasi yang sama, Menko Zulkifli Hasan membagikan makna 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia bagi dirinya. Ia secara tegas menyatakan bahwa kemerdekaan harus berarti pembebasan dari kelaparan, kebodohan, dan kemiskinan.
Ketika ditanya mengenai optimisme terwujudnya mimpi-mimpi tersebut, Zulhas menyatakan keyakinannya. Ia menjelaskan bahwa tujuan mulia ini sedang diupayakan melalui berbagai program pemerintah yang merupakan tindak lanjut dari visi Presiden Prabowo Subianto, yaitu Asta Cita.
Program Asta Cita, sebagai prioritas utama, secara spesifik menargetkan kemerdekaan dari kurang gizi, stunting, kemiskinan, kebodohan, dan kelaparan. Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengatasi masalah fundamental yang masih dihadapi masyarakat.
Target Ekonomi dan Kerja Keras di Bawah Kepemimpinan Baru
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan turut menyampaikan pandangannya mengenai peringatan HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Baginya, momen ini menjadi pengingat bagi jajaran pemerintah untuk terus bekerja keras mewujudkan target-target yang telah ditetapkan oleh Presiden Prabowo.
Luhut secara spesifik menyoroti target defisit anggaran yang ingin dicapai oleh Presiden Prabowo, yaitu mendekati nol pada tahun 2027. Ia menekankan bahwa pencapaian target ambisius ini memerlukan kerja keras dan dedikasi dari seluruh elemen pemerintahan.
Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI sendiri dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, yang mengenakan setelan beskap Melayu lengkap dengan kain songket. Ini adalah kali pertama Presiden Prabowo memimpin upacara tersebut di Istana Merdeka.
Sebanyak 8.000 orang memadati area Istana Merdeka untuk mengikuti rangkaian upacara yang berlangsung dari pukul 08.30 WIB hingga 12.00 WIB. Sebagian besar peserta upacara adalah masyarakat umum. Setelah prosesi upacara, Istana Kepresidenan RI untuk pertama kalinya menggelar pesta rakyat di halaman tengah, menampilkan berbagai pedagang makanan dan pelaku UMKM serta panggung musik yang menghibur masyarakat.