Melihat Potensi Panen Tebu Transmigrasi Melolo NTT, AHY dan Mentrans Dorong Swasembada Gula
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) AHY dan Menteri Transmigrasi panen tebu di kawasan Transmigrasi Melolo NTT, menandai langkah penting menuju swasembada gula nasional.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersama Menteri Transmigrasi (Mentrans) Muhammad Iftitah Sulaiman baru-baru ini melaksanakan panen raya tebu. Kegiatan penting ini berlangsung di kawasan Transmigrasi Melolo, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Panen raya tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendukung ketahanan pangan serta mencapai swasembada gula nasional. Inisiatif ini selaras dengan prioritas utama yang telah dicanangkan oleh Bapak Presiden Prabowo Subianto terkait kemandirian pangan.
Kehadiran para menteri di lokasi tersebut juga bertujuan untuk mengawal pengembangan daerah yang sebelumnya tergolong tertinggal. Kawasan ini menghadapi berbagai tantangan alam seperti tanah kering, bebatuan, dan kondisi tandus yang menyulitkan pengembangan perkebunan.
Kolaborasi Pemerintah dan Industri untuk Swasembada Gula
Menko AHY menekankan bahwa kawasan Transmigrasi Melolo kini menjadi lokasi strategis bagi hadirnya industri penting. Industri ini diharapkan mampu mendukung pencapaian ketahanan serta swasembada pangan, khususnya dalam produksi gula.
Meskipun menghadapi berbagai kendala alam, PT Muria Sumba Manis (MSM) berhasil mengembangkan industri gula yang sukses di kawasan tersebut. Keberhasilan ini didukung oleh penggunaan teknologi canggih yang diterapkan pada tingkatan sangat baik, sehingga meningkatkan daya saing produk.
AHY berharap kolaborasi antara Pemerintah dan PT MSM dapat terus terjalin dengan baik. Kerjasama ini krusial untuk memberdayakan kawasan transmigrasi, yang kini berfokus pada peningkatan kesejahteraan transmigran melalui penyediaan lapangan pekerjaan.
Peningkatan Kesejahteraan dan Penyerapan Tenaga Kerja
PT Muria Sumba Manis (MSM) telah menyerap sekitar 3.500 tenaga kerja secara reguler. Bahkan, jumlah ini dapat meningkat hingga 6.000 orang selama musim panen tebu, memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
Menko AHY menilai potensi penyerapan tenaga kerja di PT MSM masih dapat ditingkatkan lebih lanjut. Hal ini seiring dengan adanya pengembangan infrastruktur jalan dan pelabuhan yang memadai di kawasan tersebut, membuka peluang ekspansi.
Selain fokus pada produktivitas gula, AHY juga menyampaikan harapannya agar kawasan ini dapat dikembangkan untuk sektor lain. Tujuannya adalah memastikan masyarakat yang tinggal di sana dapat hidup dengan nyaman dan sejahtera, tidak hanya bergantung pada satu komoditas.
Transmigrasi Berbasis Industrialisasi dan Investasi
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman menegaskan komitmennya terhadap pengembangan kawasan ini. Kawasan Transmigrasi Melolo akan dijadikan pilot project untuk model transmigrasi baru.
Model transmigrasi baru ini akan berbasis pada industrialisasi dan investasi, mengubah paradigma transmigrasi yang sebelumnya hanya berfokus pada pemindahan penduduk. Kini, fokusnya adalah menciptakan pusat-pusat ekonomi baru.
Proyeksi ke depan menunjukkan bahwa pemanfaatan total lahan transmigrasi yang mencapai 10.000 hektare, bahkan hingga 16.000 hektare, dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Diperkirakan, proyek ini berpotensi menyerap hingga 11.200 tenaga kerja dalam 6-7 tahun mendatang, menunjukkan potensi ekonomi yang signifikan.