Menag: ISNU Kunci Peran Strategis Indonesia sebagai Pusat Peradaban Islam Modern Dunia
Menteri Agama menyoroti Peran Strategis ISNU dalam membawa nilai-nilai Islam modern Indonesia ke panggung global. Simak bagaimana ISNU akan mewujudkan visi ini!
Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan peran strategis Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) dalam membawa peradaban Islam modern. Pernyataan ini disampaikan pada Halaqah Musyawarah Kerja Nasional ISNU di Jakarta pada Rabu (30/7). Acara tersebut menjadi tonggak penting bagi organisasi keilmuan ini.
Dalam kesempatan tersebut, Menag menekankan bahwa kehadiran ISNU sangat tepat waktu. Organisasi ini diharapkan menjadi artikulator, translator, dan transformer nilai-nilai Islam modern. Tujuannya adalah untuk membawa perspektif Islam Indonesia ke panggung dunia.
Halaqah ISNU mengusung tema "ISNU untuk Indonesia Emas dan Peradaban Dunia". Tema ini mencerminkan ambisi besar ISNU dalam memantapkan posisinya. Mereka ingin menjadi komunitas keilmuan yang memberikan dampak luas bagi bangsa dan dunia.
Potensi Indonesia sebagai Pusat Peradaban Islam Dunia
Menag Nasaruddin Umar menilai Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat peradaban Islam dunia yang baru. Potensi ini dapat menggantikan dominasi kawasan lain yang selama ini menjadi rujukan. Indonesia memiliki modal kuat untuk memimpin peradaban tersebut.
Stabilitas ekonomi dan politik menjadi salah satu faktor pendukung utama. Selain itu, karakter masyarakat Indonesia yang demokratis dan egaliter juga menjadi modal penting. Semua elemen ini berkontribusi pada posisi strategis Indonesia.
Menag bahkan menyatakan bahwa jika dunia Islam mencari kiblat baru, Indonesia adalah tempatnya. Ia menekankan pentingnya belajar dari logika perkembangan peradaban. Nabi Muhammad SAW disebut sebagai manajer dan pemimpin terbaik yang harus diteladani.
ISNU sebagai Produsen Ilmu Pengetahuan dan Mitra Strategis
Menag menekankan bahwa ISNU tidak boleh terjebak pada pola pikir tradisional semata. Para sarjana Muslim Indonesia harus berani menjadi produsen ilmu pengetahuan. Mereka tidak boleh hanya menjadi konsumen informasi dari luar.
"Ini saatnya dunia belajar Islam dari Indonesia," tegas Menag. Ia berharap bahasa Indonesia dapat memberi pencerahan ke dunia Islam, bukan hanya menerjemahkan bahasa Arab ke Indonesia. Hal ini menunjukkan pentingnya kontribusi intelektual dari dalam negeri.
Menag juga memuji Ketua Umum ISNU yang baru, Kamaruddin Amin, sebagai sosok yang tepat. Kamaruddin Amin memiliki kapasitas keilmuan pesantren yang kuat serta pengalaman akademik global. Pengalaman ini didapatnya dari Belanda, Jerman, hingga Amerika.
Kamaruddin Amin, yang juga Sekjen Kemenag, menyatakan kesiapan ISNU untuk berperan aktif. ISNU akan berkomitmen mendatangkan kemaslahatan dan mendukung strategi pemerintah. Mereka siap menjadi mitra strategis menuju Indonesia Emas 2045.
Wujudkan Indonesia Emas Melalui Kolaborasi ISNU
Menurut Kamaruddin Amin, ISNU harus menjadi perkumpulan peradaban yang memiliki daya dan manfaat nyata. Organisasi ini diharapkan membawa maslahat bagi masyarakat dan negara. Peran aktif ISNU sangat dibutuhkan dalam pembangunan.
Melalui kolaborasi dengan pemerintah, khususnya dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo, ISNU diharapkan dapat berkontribusi. Mereka diharapkan berperan aktif dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju. Tujuannya adalah mencapai daya saing global.
ISNU sebagai wadah para ahli dan expertise siap mengambil bagian aktif. Mereka akan mendukung visi besar bangsa untuk mencapai kemajuan. Komitmen ini menegaskan Peran Strategis ISNU dalam pembangunan nasional.