Menko Airlangga: RI-Rusia Buka Peluang Kerja Sama Luas, dari Teknologi hingga Pendidikan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, melihat potensi besar kerja sama investasi antara Indonesia dan Rusia di berbagai sektor, termasuk teknologi, pariwisata, kesehatan, dan pendidikan.
Jakarta, 15 April 2024 - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan potensi besar kerja sama investasi antara Indonesia dan Rusia. Kerja sama ini mencakup berbagai sektor strategis, mulai dari teknologi dan pariwisata hingga kesehatan dan pendidikan. Pernyataan ini disampaikan Airlangga saat menghadiri Plenary Session of Russia Indonesia Business Forum bertema "Russia-Indonesia Strategy of Partnership" di Jakarta.
Dalam forum tersebut, Airlangga menekankan harapan agar pertemuan ini menghasilkan kesepakatan awal yang memanfaatkan kekuatan kedua negara. Kesepakatan ini diharapkan membuka jalan bagi investasi nyata di bidang energi terbarukan, teknologi, dan manufaktur. Forum Bisnis Indonesia-Rusia ini dihadiri lebih dari 30 perusahaan Rusia, yang mewakili berbagai sektor industri, termasuk produsen solusi digital dan produk makanan.
Kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Yayasan Roscongress, di bawah Roscongress International, menjadi kunci untuk mewujudkan solusi nyata bagi pelaku bisnis kedua negara. Airlangga juga menjelaskan peran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai instrumen penting dalam menarik investasi dan memperkuat ekonomi nasional. Indonesia saat ini mengelola 25 KEK yang tersebar di seluruh Indonesia, mencakup berbagai sektor, termasuk industri, pariwisata, dan digital.
Potensi Investasi di Berbagai Sektor
Airlangga memaparkan sejumlah sektor yang memiliki potensi besar untuk kerja sama investasi. Salah satu fokus utama adalah hilirisasi industri, khususnya di sektor unggulan seperti nikel, tembaga, bauksit, kelapa sawit, dan petrokimia. Hilirisasi diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah dalam negeri, daya saing global, dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Selain itu, transformasi digital juga menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.
Pemerintah memproyeksikan ekonomi digital Indonesia akan mencapai hampir 1 triliun dolar AS pada 2030. Dengan adanya Digital Economy Framework Agreement (DEFA), kontribusi ekonomi digital ASEAN diperkirakan akan meningkat dua kali lipat mencapai 2 triliun dolar AS. Hal ini menunjukkan potensi besar bagi investasi di sektor teknologi dan digital di Indonesia.
Potensi kerja sama juga terlihat di sektor pariwisata dan pendidikan. Indonesia menawarkan beragam destinasi wisata yang menarik, sementara Rusia memiliki keahlian dan teknologi yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kerja sama di sektor kesehatan juga membuka peluang bagi pengembangan fasilitas kesehatan dan riset medis.
Dukungan dari Rusia
Deputi Pertama Perdana Menteri Federasi Rusia, Denis Manturov, menyampaikan harapan untuk kerja sama strategis antara kedua negara, terutama di bidang pertanian dan energi. Manturov juga menekankan pentingnya perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) yang diharapkan dapat segera terwujud dan ditandatangani pada tahun ini. Perjanjian ini akan semakin memperkuat hubungan ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Rusia.
Secara keseluruhan, forum bisnis ini menunjukkan komitmen kuat Indonesia dan Rusia untuk memperkuat kerja sama ekonomi. Berbagai sektor yang dibahas menunjukkan potensi besar bagi investasi dan pertumbuhan ekonomi kedua negara. Kerja sama ini tidak hanya akan menguntungkan kedua negara, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas dan pertumbuhan ekonomi global.
Keberhasilan kerja sama ini akan bergantung pada komitmen dan kerja sama yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta kedua negara. Dengan potensi yang besar dan komitmen yang kuat, kerja sama ekonomi Indonesia-Rusia di masa depan diprediksi akan semakin berkembang pesat.