Merayakan Delapan Dekade Kemerdekaan: Semarak Panggung Gembira dan Upacara HUT ke-80 RI di Beijing
KBRI Beijing sukses menggelar upacara khidmat dan pesta rakyat "Gempita Merdeka" dalam rangka HUT ke-80 RI. Ribuan WNI dan warga lokal antusias merayakan kemerdekaan di Tiongkok.
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing baru-baru ini menggelar perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Acara ini berlangsung meriah di halaman KBRI pada hari Minggu, 17 Agustus, dan dilanjutkan dengan pesta rakyat bertajuk "Gempita Merdeka". Perayaan ini menjadi wujud nyata semangat nasionalisme Warga Negara Indonesia (WNI) di Tiongkok.
Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun, bertindak sebagai inspektur upacara dalam momen penting ini. Sekitar 250 WNI turut hadir, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap perayaan kemerdekaan. Upacara ini juga melibatkan partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat Indonesia di Beijing.
Pengibaran bendera Merah Putih dilakukan oleh 13 mahasiswa dan mahasiswi Indonesia yang berasal dari berbagai universitas terkemuka di Beijing. Mereka adalah perwakilan dari Beijing Institute of Technology, Beijing Normal University, Peking University, Central University of Petroleum Beijing, dan Tsinghua University. Kehadiran mereka menambah khidmat dan makna perayaan HUT ke-80 RI di negeri tirai bambu.
Semangat Nasionalisme di Tanah Tiongkok
Upacara bendera dimulai tepat pukul 08.30 waktu setempat dan berlangsung selama sekitar 30 menit dengan suasana khidmat. Dubes Djauhari mengenakan baju adat Minahasa yang khas, sementara para peserta upacara tampil dengan busana tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini menciptakan suasana kebhinekaan yang kental di tengah perayaan.
Berbagai pejabat dan perwakilan lembaga turut hadir, termasuk Atase Pertahanan Laksamana Pertama TNI Sumartono, Atase Darat Kolonel Inf Wasisto Jatmiko Sentosa, dan Atase Udara Kolonel Pas Pratomo Sariadi Darwan. Selain itu, perwakilan Bank Indonesia cabang Beijing, Perhimpunan Persahabatan Indonesia - Tiongkok (PPIT), dan ratusan mahasiswa Indonesia dari Beijing, Tianjin, serta kota-kota sekitarnya juga memeriahkan acara.
Momen spesial lainnya adalah kehadiran para "guiqiao", yaitu warga Tionghoa yang lahir dan pernah tinggal di Indonesia sebelum bermigrasi kembali ke Tiongkok pada era 1950-1960-an. Kehadiran mereka menunjukkan ikatan sejarah dan budaya yang kuat antara kedua negara. Setelah upacara, Dubes Djauhari dan Wakil Kepala Perwakilan KBRI Beijing Parulian Silalahi bersama peserta menyanyikan lagu-lagu kebangsaan, dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng sebagai ungkapan syukur.
Gempita Merdeka: Pesta Rakyat dan Promosi Budaya Indonesia
Perayaan HUT ke-80 RI dilanjutkan dengan "Indonesia Fair Gempita Merdeka" yang berlangsung dari pukul 10.30 hingga 18.00 waktu setempat. Acara ini merupakan program unggulan tahunan KBRI Beijing untuk memperingati kemerdekaan sekaligus mempromosikan budaya, pariwisata, dan produk-produk Indonesia. Antusiasme masyarakat sangat tinggi, terbukti dengan 6.000 pendaftar yang ingin menghadiri acara ini.
Dalam "Indonesia Fair 2025", pengunjung dapat menikmati berbagai khazanah masakan khas Indonesia seperti rendang, soto, cilok, cireng, sate, siomay, dan bakso. Minuman tradisional seperti cendol dan kopi dari berbagai wilayah Nusantara juga tersedia. Selain kuliner, kerajinan tangan seperti tas dan batik turut dijual, menarik minat masyarakat Beijing.
Berbagai pertunjukan seni juga memukau pengunjung, termasuk tari-tarian tradisional dari Yingde Dance, sebuah sanggar tari Nusantara yang anggotanya adalah warga Tiongkok fasih berbahasa Indonesia. Sebanyak 15 orang perwakilan PPIT menampilkan pertunjukan angklung dan tarian, sementara kelompok penari Papua yang seluruhnya pelajar Indonesia di Jining Polytechnic turut memeriahkan panggung. Musisi Indonesia seperti Yoan Clara, Elvi Zubay, Bung Karno, dan Trio Obras juga turut menghibur.
Kebersamaan dalam Lomba Tradisional dan Silaturahmi
Sebagai bagian dari rangkaian perayaan HUT ke-80 RI, KBRI Beijing juga mengadakan "family gathering" berupa berbagai perlombaan di Taman Chaoyang. Kegiatan ini bertujuan mempererat tali silaturahmi antar diplomat, staf lokal, keluarga mereka, dan para pelajar Indonesia di Beijing. Suasana kebersamaan sangat terasa dalam setiap perlombaan.
Perlombaan yang dipertandingkan mencakup berbagai permainan tradisional yang populer di Indonesia, seperti makan kerupuk, tarik tambang, lomba bakiak, dan lomba memasukkan paku ke botol. Selain itu, acara juga diisi dengan piknik bersama dan menari Gemu Fa Mi Re, menciptakan momen kebahagiaan dan keakraban di antara seluruh peserta.
Zahrotul Lailiyah, seorang mahasiswi teknik elektrik dari Dalian Jiaotong University, sengaja datang bersama temannya untuk merasakan langsung suasana upacara 17 Agustus dan nuansa Indonesia di Beijing. Pengalaman seperti ini memperkaya ikatan emosional WNI dengan tanah air, meskipun berada jauh di perantauan.