Meriahnya HUT RI ke-80: Warga Lampung Selatan Gelar Pembentangan Bendera Merah Putih Sepanjang 80 Meter
Ribuan warga Desa Pasuruan, Lampung Selatan, merayakan HUT RI ke-80 dengan Pembentangan Bendera Merah Putih sepanjang 80 meter. Apa makna di baliknya?
Ribuan warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan, baru-baru ini merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 dengan sebuah aksi yang sangat meriah dan penuh makna. Mereka secara kolektif membentangkan Bendera Merah Putih raksasa yang memiliki panjang mencapai 80 meter. Kegiatan ini menjadi puncak perayaan kemerdekaan di wilayah tersebut.
Aksi pembentangan bendera pusaka ini tidak hanya sekadar pertunjukan visual, melainkan sebuah kirab kebangsaan yang diarak mengelilingi desa secara estafet sejauh enam kilometer. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan rasa hormat yang mendalam kepada negara. Selain itu, juga untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawan nasional yang telah berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Kepala Desa Pasuruan, Sumali, menjelaskan bahwa Bendera Merah Putih sepanjang 80 meter tersebut merupakan hasil murni dari kekompakan dan gotong royong seluruh warga. Bendera ini dijahit secara swadaya oleh masyarakat setempat, menunjukkan semangat kebersamaan yang luar biasa dalam menyambut hari bersejarah bangsa.
Semangat Nasionalisme dan Kekompakan Warga
Sumali menegaskan bahwa agenda kirab kebangsaan dan pawai budaya ini jauh melampaui sekadar seremonial. Kegiatan ini dirancang sebagai wadah efektif untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat Desa Pasuruan. Tujuannya adalah agar mereka dapat memahami, menghargai, dan merayakan keragaman budaya, suku, agama, serta adat istiadat yang menjadi kekayaan bangsa.
Perayaan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 tahun ini di Desa Pasuruan tercatat jauh lebih meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Antusiasme warga di setiap dusun sangat luar biasa. Semua elemen masyarakat turut aktif memeriahkan acara, dengan berjalan kaki mengarak bendera pusaka raksasa tersebut. Ini mencerminkan partisipasi aktif dari setiap individu.
Pembentangan Bendera Merah Putih sepanjang 80 meter ini sukses mewarnai dan menghidupkan suasana di sepanjang jalanan desa. Rute kirab meliputi Dusun Banyumas, Dusun Sumber Sari, Dusun Jatisari, Jatirejo, Jatibening, Pasuruan atas, Sendang Sari, hingga Pasuruan bawah, sebelum akhirnya kembali ke titik awal di Dusun Banyumas. Seluruh dusun terlibat dalam perayaan akbar ini.
Kekayaan Budaya dalam Kirab Kebangsaan
Dalam kirab bendera pusaka ini, terdapat banyak nilai luhur yang terkandung di dalamnya, terutama nilai nasionalisme yang begitu kuat dan mengakar. Selain itu, nilai-nilai adat dan budaya lokal juga sangat menonjol. Kegiatan ini tidak hanya menjadi simbol persatuan, tetapi juga wadah untuk melestarikan tradisi dan identitas budaya.
Peserta kirab menunjukkan kreativitas dan kecintaan mereka terhadap budaya dengan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah. Ada pula yang menampilkan tarian adat tradisional, menambah semarak pawai. Beberapa peserta bahkan terlihat menggendong hasil bumi dari pertanian dan perkebunan mereka.
Penampilan hasil bumi ini menjadi ikon yang kuat, mengingat mayoritas penduduk Desa Pasuruan adalah petani. Hal ini tidak hanya memperkuat identitas mereka sebagai masyarakat agraris, tetapi juga menjadi representasi nyata dari kemakmuran dan keberagaman hasil alam. Kirab ini menjadi perwujudan nyata dari kebhinekaan budaya dan ekonomi lokal.