Pemkot Mataram Kajian Optimalkan Kolam Retensi Cegah Banjir
Dinas PUPR Kota Mataram akan mengkaji optimalisasi kolam retensi Giong Siu dan danau buatan untuk mencegah banjir di musim hujan, termasuk menyiapkan petugas dan alat pemeliharaan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), tengah berupaya mengoptimalkan fungsi kolam retensi dan danau buatan untuk mencegah banjir di musim hujan. Kajian ini dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram sebagai respons terhadap usulan DPRD Kota Mataram dalam pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi dampak banjir yang kerap melanda wilayah Mataram bagian selatan.
Kepala Dinas PUPR Kota Mataram, Lale Widiahning, menjelaskan bahwa selama ini kolam retensi di Giong Siu belum dioptimalkan karena pengelolaannya berada di bawah Dinas Pariwisata. Untuk mengoptimalkan fungsi kolam retensi tersebut, dibutuhkan persiapan petugas dan alat-alat pemeliharaan yang memadai. "Kalau itu mau dioptimalkan, kami harus siapkan petugas dan alat agar dapat dilakukan pemeliharaan rutin agar fungsi kolam retensi bisa optimal. Itu akan kami kaji dulu," ujar Lale Widiahning.
Pembahasan RPJMD mendorong Pemkot Mataram untuk menjadikan penanganan banjir di wilayah selatan sebagai program prioritas. DPRD Kota Mataram meminta Pemkot untuk memperkuat kebijakan mitigasi bencana, termasuk pembangunan infrastruktur pendukung seperti danau buatan dan kolam retensi. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah banjir yang berulang setiap musim hujan.
Optimalisasi Kolam Retensi Giong Siu
Kolam retensi Giong Siu, dengan luas sekitar 3.000 meter persegi, memiliki potensi besar untuk menampung debit air hujan. Namun, optimalisasi fungsinya memerlukan pemeliharaan rutin, minimal 2-3 bulan sekali, untuk memastikan kolam tetap berfungsi maksimal saat puncak musim hujan. Pemeliharaan ini meliputi normalisasi dan perawatan infrastruktur penunjang. Dengan perawatan yang optimal, kolam retensi ini diharapkan mampu mengurangi risiko genangan air di sekitarnya.
Selain kolam retensi Giong Siu, danau buatan di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pagutan juga dapat berfungsi sebagai kolam retensi. Namun, danau buatan ini juga memerlukan pemeliharaan rutin untuk menjaga kapasitas tampung air dan mencegah pendangkalan. Kedua infrastruktur ini, jika dikelola dengan baik, dapat berkontribusi signifikan dalam mengurangi dampak banjir di Kota Mataram.
Lale Widiahning menambahkan bahwa keberadaan kolam retensi dan danau buatan yang sudah ada di Mataram pada prinsipnya mampu menampung debit air saat puncak musim hujan. Namun, tantangan utama adalah pelimbahan air dari hulu, khususnya dari wilayah Kabupaten Lombok Barat. Luapan air sungai yang dialirkan ke Kota Mataram melalui pembukaan pintu air menjadi salah satu pemicu banjir atau genangan di wilayah selatan Mataram.
Solusi Menyeluruh untuk Penanggulangan Banjir
Pemkot Mataram menyadari bahwa solusi penanggulangan banjir tidak bisa bersifat parsial, melainkan harus menyeluruh. Optimalisasi kolam retensi merupakan salah satu langkah strategis dalam upaya tersebut. Selain itu, Pemkot Mataram juga perlu berkoordinasi dengan pemerintah daerah lain, khususnya Kabupaten Lombok Barat, untuk mencari solusi bersama dalam mengatasi masalah pelimbahan air dari hulu. Kerjasama antar daerah sangat penting untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif.
Langkah-langkah yang diambil oleh Pemkot Mataram ini menunjukkan komitmen dalam mengatasi permasalahan banjir. Kajian yang dilakukan oleh Dinas PUPR diharapkan dapat menghasilkan rencana aksi yang konkret dan terukur untuk mengoptimalkan fungsi kolam retensi dan danau buatan. Dengan demikian, diharapkan risiko banjir di Kota Mataram dapat diminimalisir dan masyarakat dapat terhindar dari dampak negatifnya.
Ke depannya, penting untuk terus melakukan evaluasi dan pengembangan sistem penanggulangan banjir di Kota Mataram. Inovasi dan teknologi terkini dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan efektivitas sistem tersebut. Penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mencegah terjadinya penyumbatan saluran air yang dapat memperparah risiko banjir.