Petani Lebak Tanam 1.000 Hektare Jagung, Dukung Swasembada Pangan Nasional
Petani di Kabupaten Lebak, Banten, menanam jagung seluas 1.000 hektare untuk mendukung swasembada pangan nasional dan meningkatkan perekonomian petani.
Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Petani di Kabupaten Lebak, Banten, menanam jagung seluas 1.000 hektare pada bulan Mei 2025. Hal ini dilakukan untuk mendukung program swasembada pangan nasional yang dicanangkan Presiden, sekaligus meningkatkan pendapatan ekonomi petani. Ketua KTNA Maja Kabupaten Lebak, H. Hadi, memimpin upaya ini dengan menggunakan benih jagung hibrida dan varietas unggul. Jagung yang dihasilkan akan dipasarkan ke perusahaan peternak unggas dan masyarakat.
Penanaman jagung skala besar ini merupakan bentuk komitmen nyata petani Lebak terhadap ketahanan pangan nasional. Mereka berharap upaya ini dapat berkontribusi signifikan terhadap ketersediaan jagung di pasar domestik dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Dengan masa panen sekitar 110-120 hari, diharapkan panen jagung dapat dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, sehingga pasokan jagung di pasaran tetap terjaga. Hal ini juga akan berdampak positif pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan para petani.
Pengembangan Jagung Hibrida di Lebak
Ketua KTNA Lebak, H. Hadi, menjelaskan bahwa pengembangan jagung seluas 1.000 hektare tersebut tersebar di beberapa wilayah, termasuk Cileles dan Maja. Mereka menargetkan panen dan pasokan jagung yang stabil setiap bulannya untuk memenuhi permintaan pasar. Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Petani sangat mengapresiasi dukungan pemerintah berupa bantuan alat pertanian (Alsintan) dan kebijakan harga jual jagung yang stabil, berkisar antara Rp5.000 hingga Rp5.500 per kg jagung kering. Dukungan ini sangat membantu dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.
Lebih lanjut, H. Hadi berharap pengembangan pertanian jagung dapat menjadi andalan ekonomi petani Lebak, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam memberdayakan masyarakat pedesaan melalui sektor pertanian.
Produksi dan Potensi Jagung Kabupaten Lebak
Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Deni Iskandar, memaparkan bahwa produksi jagung di Kabupaten Lebak pada periode Januari-April 2025 mencapai 1.563 ton dengan luas panen 402 hektare. Produksi ini telah memberikan dampak ekonomi yang signifikan, dengan perputaran uang miliaran rupiah.
Pemerintah daerah mendorong petani untuk memperluas penanaman jagung hibrida guna meningkatkan kesejahteraan. Hal ini didasari oleh apresiasi terhadap kondisi ekonomi petani jagung yang relatif baik dan sejahtera saat ini.
Kabupaten Lebak saat ini menjadi penghasil jagung terbesar di Provinsi Banten, dengan sentra produksi tersebar di beberapa kecamatan, seperti Gunungkencana, Maja, Curugbitung, Cileles, Cimarga, Leuwidamar, dan wilayah Lebak selatan. Petani memanfaatkan lahan milik sendiri, BUMN, perusahaan swasta, dan lahan yang belum dimanfaatkan oleh lembaga kementerian atau pengembang perumahan.
Pemerintah daerah memberikan bantuan kepada petani untuk mendukung program swasembada pangan. Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing petani jagung di Kabupaten Lebak.
Dengan potensi lahan yang luas dan dukungan pemerintah, Kabupaten Lebak berpeluang besar untuk menjadi daerah swasembada pangan, khususnya untuk komoditas jagung. Hal ini akan memberikan kontribusi positif bagi ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat Lebak.