Prabowo Abaikan Kritik 'Kabinet Gemuk': Fokus pada Hasil Kerja
Presiden Prabowo Subianto menanggapi santai kritik soal Kabinet Merah Putih yang dinilai gemuk, dengan membandingkan jumlah menteri di Timor Leste dan kompleksitas Indonesia yang seluas Eropa.
Jakarta, 15 Februari 2024 - Presiden RI Prabowo Subianto menanggapi santai kritik yang menyebut Kabinet Merah Putih, yang dibentuknya, sebagai 'kabinet gemuk'. Dalam pidato HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul, Jawa Barat, Prabowo justru membandingkan jumlah menteri di Indonesia dengan negara lain, menekankan pentingnya hasil kerja ketimbang jumlah personel.
Perbandingan dengan Timor Leste dan Eropa
Prabowo menyatakan bahwa Timor Leste, dengan populasi kurang dari 2 juta jiwa, memiliki kabinet yang terdiri dari 28 orang. "Ada yang bilang kabinet ini gemuk, terlalu besar. Tapi Timor Leste, yang penduduknya kalah banyak dari Kabupaten Bogor saja, kabinetnya 28 orang," ujar Prabowo. Ia kemudian memperluas perbandingan dengan Uni Eropa, yang terdiri dari 27 negara dengan masing-masing memiliki menteri keuangan, dalam negeri, luar negeri, dan panglima tentara tersendiri. Analogi ini digunakan untuk menggambarkan kompleksitas pemerintahan Indonesia yang luas dan beragam.
Prioritas pada Kinerja, Bukan Jumlah
Prabowo menegaskan pendiriannya: "Kabinet gemuk? Saya tidak peduli disebut apa, yang penting hasilnya!" Pernyataan ini menunjukkan prioritas Prabowo pada efektivitas dan kinerja pemerintahan, bukan sekadar jumlah personel dalam kabinet. Ia menekankan bahwa ukuran kabinet bukanlah indikator utama keberhasilan pemerintahan.
Komposisi Kabinet Merah Putih
Kabinet Merah Putih yang dibentuk Prabowo terdiri dari 108 orang, termasuk tujuh menteri koordinator, 41 menteri, 55 wakil menteri, dan lima pejabat setingkat menteri. Jumlah ini yang menjadi sorotan kritikus yang menyebutnya sebagai 'kabinet gemuk'. Namun, Prabowo tampaknya tidak terpengaruh oleh kritik tersebut.
Hadirnya Menteri di HUT Gerindra
Perayaan HUT ke-17 Partai Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC) dihadiri oleh sejumlah menteri dan wakil menteri dari Kabinet Merah Putih. Beberapa di antaranya termasuk Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Budi Gunawan, dan banyak menteri lainnya dari berbagai kementerian. Kehadiran mereka menunjukkan soliditas kabinet dan dukungan terhadap kepemimpinan Prabowo.
Kesimpulan
Pernyataan Prabowo Subianto mengenai kritik 'kabinet gemuk' menunjukkan fokusnya pada hasil kerja pemerintahan. Dengan membandingkan struktur pemerintahan Indonesia dengan negara lain, ia berupaya untuk memberikan konteks dan perspektif yang berbeda terhadap ukuran kabinet. Baginya, efektivitas dan pencapaian tujuan pemerintahan lebih penting daripada jumlah menteri yang terlibat.