Pusdalops Catat: Karhutla Sumut Landa Toba dan Samosir, Luas Lahan Terdampak Capai Hektaran!

Pusdalops PB Sumut melaporkan dua wilayah, Toba dan Samosir, dilanda Karhutla Sumut. Bagaimana upaya penanganan dan berapa luas lahan yang terdampak?

Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Sumatera Utara (Sumut) baru-baru ini mencatat insiden kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda dua wilayah. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap kondisi lingkungan dan potensi dampak yang lebih luas di provinsi tersebut.

Dua wilayah yang menjadi fokus perhatian adalah Kabupaten Toba dan Kabupaten Samosir. Karhutla ini dilaporkan terjadi pada Minggu, 3 Agustus 2025, berdasarkan laporan yang diterima di Medan pada hari Senin berikutnya.

Meskipun belum ada laporan korban jiwa atau pengungsi, luas lahan yang terdampak diperkirakan mencapai hektaran. Pihak berwenang tengah berupaya keras menangani situasi ini dan mendata dampak keseluruhan dari peristiwa Karhutla Sumut.

Pusdalops PB Sumut merinci lokasi-lokasi spesifik yang terdampak oleh Karhutla Sumut. Di Kabupaten Toba, kebakaran terjadi di Kecamatan Tampahaan, meliputi Desa Dolok Tolong dan Desa Tangga Batu Barat. Area ini menjadi perhatian utama mengingat potensi penyebaran api yang cepat di lahan hutan.

Sementara itu, di Kabupaten Samosir, beberapa desa juga ikut terdampak. Lokasi meliputi Desa Boho di Kecamatan Sianjur Mula-mula, Desa Hariarapoham, Desa Siboro, dan Desa Siparmahan di Kecamatan Harian. Selain itu, Desa Tamba Dolok di Kecamatan Sitiotio juga dilaporkan mengalami kebakaran hutan dan lahan.

Data sementara menunjukkan bahwa luas lahan dan hutan yang terdampak di Kabupaten Toba mencapai sekitar tiga hektare. Angka ini merupakan estimasi awal dan bisa bertambah seiring perkembangan penanganan. Beruntungnya, tidak ada laporan mengenai jumlah pengungsi, korban luka, maupun korban jiwa akibat insiden ini di Toba.

Untuk Kabupaten Samosir, pendataan luas lahan dan hutan yang terdampak masih terus dilakukan oleh tim di lapangan. Sama seperti Toba, tidak ada laporan mengenai korban jiwa, korban luka, atau pengungsi di Samosir. Situasi ini menunjukkan respons cepat dari pihak terkait dalam mengamankan warga sekitar lokasi kejadian Karhutla Sumut.

Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati, menjelaskan bahwa laporan yang diterima Pusdalops PB Sumut merupakan data sementara. Informasi ini menjadi dasar bagi langkah-langkah penanganan lebih lanjut yang akan diambil oleh pemerintah daerah.

Berbagai upaya penanganan telah dan sedang dilakukan di masing-masing wilayah terdampak. Pemerintah daerah setempat bekerja sama dengan sejumlah pemangku kebijakan terkait untuk mengendalikan api dan meminimalisir dampak Karhutla Sumut. Koordinasi intensif menjadi kunci dalam menghadapi bencana ini.

Yuyun, sapaan akrab Sri Wahyuni, menegaskan bahwa penanganan Karhutla Sumut saat ini masih terus berjalan. Pihak berwenang berkomitmen untuk memastikan api dapat dipadamkan sepenuhnya dan situasi kembali normal. Pemantauan terus dilakukan untuk mengantisipasi potensi perluasan area kebakaran.

Kerja sama antara BPBD, pemerintah kabupaten, dan instansi terkait lainnya sangat krusial dalam penanganan Karhutla Sumut. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan melaporkan jika menemukan titik api baru atau indikasi kebakaran. Edukasi mengenai pencegahan kebakaran juga terus digalakkan untuk mengurangi risiko di masa mendatang.