Rujak Soto dan Kue Bagiak Banyuwangi Resmi Tercatat sebagai Kekayaan Intelektual Komunal

Kuliner khas Banyuwangi, rujak soto dan kue bagiak, resmi terdaftar sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK), upaya pelestarian warisan budaya lokal.

Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, baru-baru ini berhasil mencatatkan dua kuliner khasnya, rujak soto dan kue bagiak, sebagai Kekayaan Intelektual Komunal (KIK). Pengakuan resmi ini diberikan oleh Kementerian Hukum dan HAM setelah melalui proses pengajuan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Hal ini merupakan sebuah langkah signifikan dalam upaya pelestarian warisan budaya kuliner Banyuwangi dan perlindungan terhadap potensi ekonomi lokal.

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan rasa syukur atas keberhasilan ini. "Alhamdulillah rujak soto dan kue bagiak sudah sah diakui secara hukum berasal dari Banyuwangi. Ini adalah salah satu upaya untuk menjaga warisan leluhur," ujarnya dalam pernyataan resmi di Banyuwangi, Jumat lalu. Pencapaian ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam melindungi dan mempromosikan kekayaan budaya lokal.

Lebih lanjut, Bupati Ipuk menjelaskan bahwa pencatatan KIK ini merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk melindungi keanekaragaman budaya dan hayati Indonesia. Dengan adanya perlindungan hukum ini, diharapkan dapat mencegah pembajakan atau pencurian terhadap kekayaan intelektual komunal Indonesia, termasuk kuliner khas Banyuwangi.

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah secara aktif memfasilitasi proses pencatatan KIK sejak tahun 2021. Setidaknya 220 produk asli Banyuwangi, yang meliputi kuliner, kriya, dan nama dagang, telah diajukan ke Kementerian Hukum dan HAM. Sebagian besar produk tersebut telah berhasil mendapatkan pengakuan sebagai KIK, sementara sisanya masih dalam proses.

Tidak hanya rujak soto dan kue bagiak, pemerintah daerah juga telah berhasil mendaftarkan lima kuliner lainnya sebagai KIK Pengetahuan Tradisional, yaitu sego cawuk, sego tempong, pecel pitik, ayam kesrut, dan pecel rawon. Hal ini menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam melestarikan warisan kuliner Banyuwangi.

Bupati Ipuk juga mengungkapkan bahwa pengajuan KIK untuk tahu walik dan pindang koyong telah dilakukan pada tahun 2023. Selain itu, pada tahun ini, enam produk lain diajukan, termasuk tagline "The Sunrise of Java" dan event olahraga internasional Tour de Banyuwangi Ijen (ITDBI).

Selain mendorong pencatatan KIK, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga gencar mensosialisasikan pentingnya pendaftaran hak cipta atas karya intelektual pribadi (KIP) bagi pelaku UMKM dan masyarakat umum. Fasilitas dan dukungan diberikan kepada siapa pun yang ingin mengajukan permohonan ke Kementerian Hukum dan HAM.

Langkah ini diharapkan dapat memberikan perlindungan hukum yang lebih komprehensif bagi para pencipta dan pemilik karya intelektual di Banyuwangi, sekaligus mendorong kreativitas dan inovasi di berbagai sektor. Dengan demikian, warisan budaya dan kreativitas masyarakat Banyuwangi dapat terlindungi dan terus berkembang.

Dengan keberhasilan pencatatan rujak soto dan kue bagiak sebagai KIK, Banyuwangi semakin memperkuat posisinya sebagai daerah yang kaya akan warisan budaya dan kuliner. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisata kuliner Banyuwangi dan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat setempat.