Setelah Dua Hari Pencarian, Nelayan Hilang Sampang Ditemukan di Perairan Noreh
Drama pencarian seorang nelayan hilang di Sampang berakhir setelah korban ditemukan di Perairan Noreh. Bagaimana tim gabungan berhasil menemukannya?
Tim gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kepolisian, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menemukan seorang nelayan yang dilaporkan hilang di Perairan Sreseh, Sampang, Jawa Timur. Korban, Moh Rokib (39), ditemukan pada Minggu pagi, 17 Agustus 2025, setelah dua hari pencarian intensif. Penemuan ini mengakhiri kekhawatiran keluarga dan pihak berwenang yang telah melakukan upaya pencarian sejak laporan diterima.
Moh Rokib, warga Desa Labuan, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, sebelumnya dilaporkan hilang saat menjaring ikan seorang diri pada 15 Agustus 2025. Perahu yang digunakannya ditemukan mengapung tanpa awak di perairan pantai Sreseh oleh nelayan setempat. Penemuan perahu ini menjadi petunjuk awal hilangnya korban, memicu respons cepat dari berbagai pihak untuk memulai operasi pencarian.
Laporan mengenai hilangnya nelayan ini segera diteruskan kepada pihak kepolisian dan TNI Sreseh, yang kemudian berkoordinasi dengan BPBD Sampang. Setelah menerima laporan, tim gabungan langsung bergerak cepat untuk melakukan pencarian. Upaya pencarian melibatkan berbagai unsur demi memastikan korban dapat segera ditemukan.
Kronologi Pencarian dan Penemuan Korban
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Pemkab Sampang, Chandra Hamdani Amin, menjelaskan bahwa pada hari pertama pencarian, 16 Agustus 2025, tiga armada BPBD Sampang dikerahkan. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil. Kondisi perairan yang luas dan faktor cuaca menjadi tantangan tersendiri bagi tim di lapangan.
Baru pada hari kedua pencarian, korban berhasil ditemukan oleh nelayan yang hendak melaut sekitar pukul 05.30 WIB. Lokasi penemuan berada di Perairan Desa Noreh, sekitar 800 meter dari lokasi kejadian perkara awal. Penemuan ini memberikan titik terang setelah upaya pencarian yang panjang dan melelahkan.
Evakuasi terhadap jenazah Moh Rokib dilakukan satu jam setelah ditemukan. Tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, polisi, TNI, aparat Desa Labuan, dan masyarakat setempat terlibat aktif dalam proses evakuasi. Setelah berhasil dievakuasi, jenazah korban segera dibawa ke rumah duka dan telah dikebumikan di pemakaman umum desa setempat, mengakhiri perjalanan pencarian yang dramatis.
Peringatan Dini dan Insiden Serupa di Perairan Sampang
Terkait insiden ini, Kalaksa BPBD Pemkab Sampang mengimbau masyarakat, khususnya para nelayan, untuk selalu berhati-hati saat melaut. Kondisi cuaca di perairan dapat berubah sewaktu-waktu dan berpotensi menimbulkan bahaya. Keselamatan menjadi prioritas utama bagi setiap individu yang beraktivitas di laut.
Berdasarkan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), potensi angin kencang diperkirakan akan terjadi di perairan Selat Madura dan Laut Jawa hingga sepekan ke depan. Informasi ini penting untuk diperhatikan oleh para nelayan agar dapat merencanakan pelayaran dengan lebih aman dan menghindari risiko yang tidak diinginkan.
Kasus kecelakaan nelayan saat melaut seperti yang menimpa Moh Rokib di Desa Labuan, Kecamatan Sreseh, bukanlah kejadian pertama. Ini merupakan kasus kedua dalam dua bulan terakhir di wilayah tersebut. Sebelumnya, dua nelayan asal Desa Gulbung, Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang, bernama Husin dan Haris, juga mengalami insiden serupa.
Perahu yang digunakan Husin dan Haris untuk menangkap ikan karam setelah diterjang ombak besar. Beruntungnya, kedua nelayan tersebut berhasil selamat karena membawa pelampung. Kejadian-kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan persiapan yang matang sebelum melaut, termasuk membawa perlengkapan keselamatan yang memadai.