Tahukah Anda? BMKG Perluas Operasi Modifikasi Cuaca ke Kalimantan Barat dan Sumatera untuk Atasi Karhutla
BMKG memperluas operasi Modifikasi Cuaca atau hujan buatan ke Kalimantan Barat dan beberapa wilayah di Sumatera. Langkah ini diharapkan efektif mencegah kebakaran hutan dan lahan. Simak detailnya!
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperluas operasi modifikasi cuaca atau hujan buatan ke wilayah Kalimantan Barat dan sejumlah provinsi di Sumatera. Langkah strategis ini diambil sebagai upaya mitigasi dini terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang kerap melanda wilayah tersebut. Inisiatif ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menghadapi musim kemarau panjang.
Perluasan operasi ini menyusul keberhasilan penyemaian awan di Riau yang telah dimulai sejak 21 Juli 2025. Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menyatakan bahwa operasi di Kalimantan Barat telah menunjukkan hasil awal yang positif. Hujan ringan dilaporkan turun pada hari pertama pelaksanaan program, memberikan harapan baru.
Seto menjelaskan bahwa ekspansi ini dilakukan secara bertahap di provinsi-provinsi rawan Karhutla di Sumatera. Provinsi yang menjadi sasaran meliputi Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Jambi. Setiap wilayah akan menggunakan jenis pesawat yang disesuaikan dengan karakteristik geografis dan kebutuhan operasionalnya.
Strategi Perluasan Modifikasi Cuaca di Sumatera
Strategi perluasan operasi modifikasi cuaca di Sumatera dirancang secara spesifik untuk setiap provinsi yang terdampak. Di Sumatera Barat, operasi dijadwalkan berlangsung dari 25 hingga 29 Juli 2025. Pesawat Grand Caravan 208B dipercaya untuk mendukung upaya ini, dengan kapasitas membawa bahan semai yang cukup.
Sementara itu, di Sumatera Utara, operasi modifikasi cuaca akan dilaksanakan mulai 26 hingga 31 Juli 2025. Dukungan pesawat Casa 212-200 milik TNI Angkatan Udara turut memperkuat program ini, menunjukkan sinergi antarlembaga. Provinsi Jambi juga tidak ketinggalan dengan operasi yang berjalan dari 25 hingga 31 Juli 2025, menggunakan pesawat Thrush S2R-T34 yang dikenal efisien.
Untuk Sumatera Selatan, operasi modifikasi cuaca dijadwalkan akan dimulai pada 26 Juli 2025. Namun, pelaksanaannya masih menunggu surat instruksi resmi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Koordinasi antarlembaga menjadi kunci keberhasilan program ini dalam menciptakan hujan buatan yang efektif.
Kolaborasi Lintas Lembaga dan Teknologi Data Real-time
Keberhasilan operasi modifikasi cuaca sangat bergantung pada kolaborasi lintas lembaga dan pemanfaatan teknologi canggih. Data atmosfer real-time menjadi elemen krusial dalam menentukan waktu dan lokasi penyemaian awan yang tepat, memaksimalkan potensi pembentukan hujan. Sinergi ini memastikan efektivitas program hujan buatan dalam skala luas.
Tri Handoko Seto menegaskan bahwa BMKG dan BNPB berkomitmen penuh menjadikan teknologi modifikasi cuaca sebagai bagian integral dari strategi nasional. Pendekatan ini bertujuan untuk mitigasi kebakaran hutan dan lahan secara proaktif. Ini merupakan upaya adaptif, presisi, dan kolaboratif yang terus dikembangkan.
Strategi ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghadapi ancaman Karhutla yang berulang setiap tahun dengan dampak merugikan. Dengan dukungan teknologi dan kerja sama yang erat, diharapkan dampak negatif Karhutla dapat diminimalisir secara signifikan. Modifikasi cuaca menjadi solusi proaktif yang menjanjikan untuk menjaga kelestarian lingkungan.