Tahukah Anda? Kopri PMII Serukan Pentingnya Peran Perempuan dalam Diskursus Global, Bedah Buku Hubungan Indonesia-Tiongkok Jadi Awal
Kopri PMII menegaskan pentingnya Peran Perempuan dalam Diskursus Global. Melalui bedah buku hubungan Indonesia-Tiongkok, mereka dorong kader perempuan berdaya di panggung internasional.
Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) PB PMII menegaskan urgensi keterlibatan kader perempuan dalam diskursus global. Hal ini bertujuan agar mereka dapat berdaya dan memimpin di panggung internasional, bukan sekadar menjadi penonton.
Ketua Umum Kopri PB PMII, Wulan Sari, menyatakan bahwa literasi internasional bukan hanya kebutuhan, melainkan prasyarat mutlak bagi perempuan untuk dapat berkontribusi signifikan. Pernyataan ini disampaikan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu, menyoroti visi Kopri terhadap peran perempuan.
Sebagai langkah konkret, Bidang Hubungan Internasional Kopri PB PMII telah menyelenggarakan bedah buku berjudul “Mengarungi Jejak Merajut Asa, 75 Tahun Indonesia-Tiongkok”. Acara ini berlangsung pada 26 Juli 2025 di Gedung PBNU Jakarta, menghadirkan penulis utama, Budy Sugandi, serta para pembedah kompeten.
Mendorong Literasi dan Kesadaran Geopolitik
Wulan Sari menjelaskan bahwa kegiatan bedah buku ini merupakan bagian integral dari upaya Kopri untuk membuka cakrawala berpikir kader perempuan. Inisiatif ini juga bertujuan menumbuhkan kesadaran geopolitik yang mendalam.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya meneguhkan identitas kader sebagai perempuan yang progresif dan berwawasan global. Kopri percaya bahwa kehadiran perempuan dalam setiap lapisan wacana publik, termasuk di kancah internasional, adalah sebuah keniscayaan.
Budy Sugandi, penulis buku, menyambut baik langkah Kopri PMII ini. Menurutnya, inisiatif tersebut sangat relevan untuk menjadi bagian dari pemberdayaan global. Ia menambahkan bahwa perempuan harus memahami lanskap geopolitik dunia, termasuk posisi Tiongkok dalam peta ekonomi dan politik internasional saat ini.
Menganalisis Hubungan Bilateral Indonesia-Tiongkok
Buku “Mengarungi Jejak Merajut Asa, 75 Tahun Indonesia-Tiongkok” merupakan karya reflektif Budy Sugandi bersama penulis lainnya. Buku ini menandai tujuh dekade hubungan diplomatik resmi antara Indonesia dan Tiongkok sejak tahun 1950.
Berbeda dari karya-karya sebelumnya yang cenderung fokus pada pendekatan budaya, buku ini secara khusus menyoroti dinamika politik luar negeri. Selain itu, buku ini juga menganalisis transformasi hubungan bilateral kedua negara secara komprehensif.
Pengantar buku ini ditulis oleh Menteri Luar Negeri Sugiono, yang semakin menegaskan bobot dan relevansi kajian yang disajikan. Pembahasan mendalam mengenai hubungan diplomatik ini diharapkan dapat memberikan pemahaman komprehensif kepada pembaca.
Inisiatif Internasionalisasi Kopri PMII
Ketua Bidang Hubungan Internasional Kopri PB PMII, Agustini Nurur Rohmah, menyatakan bahwa bedah buku ini adalah langkah awal dari serangkaian inisiatif internasionalisasi. Program ini menjadi fokus strategis Kopri PMII pada tahun ini.
Ia menegaskan bahwa perempuan tidak boleh hanya menjadi penonton dalam peta hubungan antarnegara. Oleh karena itu, Kopri berkomitmen menciptakan ruang belajar yang mendorong keterlibatan perempuan dalam wacana diplomatik dan global.
Keterlibatan ini menjadi semakin krusial di tengah arus multipolaritas yang semakin kuat di dunia saat ini. Kopri PMII bertekad untuk terus mendorong kader perempuannya agar memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk berpartisipasi aktif dalam isu-isu global.