Tahukah Anda? Penyakit Kardiovaskular Jadi Pembunuh Utama, Dinkes Gorontalo Tingkatkan Kompetensi Dokter
Dinas Kesehatan Gorontalo memperkuat kapasitas tenaga medis dalam penanganan gawat darurat kardiovaskular, penyakit yang menjadi penyebab kematian utama di dunia dan Indonesia.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Gorontalo baru-baru ini menyelenggarakan pelatihan penting. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan dokter di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes).
Pelatihan Advance Cardiac Life Support (ACLS) ini difokuskan pada penanganan kasus gawat darurat kardiovaskular. Langkah strategis ini diambil untuk menekan angka kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Pelatihan ini dilaksanakan di Kota Gorontalo dan diikuti oleh puluhan tenaga medis. Diharapkan kompetensi dokter meningkat dalam menghadapi kondisi kritis yang memerlukan tindakan cepat.
Ancaman Serius Penyakit Kardiovaskular Global dan Nasional
Penyakit kardiovaskular, termasuk jantung koroner dan stroke, merupakan ancaman kesehatan serius. Data global menunjukkan lebih dari 17,8 juta jiwa meninggal setiap tahun karena kondisi ini. Angka ini menjadikan penyakit kardiovaskular sebagai penyebab kematian utama di seluruh dunia.
Di Indonesia, situasi tidak jauh berbeda, dengan sekitar 651.481 kematian per tahun. Stroke sendiri menyumbang lebih dari 331 ribu kematian, menurut data Kementerian Kesehatan RI 2023. Prevalensi penyakit jantung di Indonesia mencapai 1,5 persen dari total populasi, atau sekitar 2,7 juta jiwa.
Kelompok usia produktif, terutama 55 hingga 64 tahun, memiliki risiko tinggi. Faktor risiko seperti hipertensi, diabetes melitus, obesitas, merokok, dan kurang aktivitas fisik sangat berperan. Pola makan tidak seimbang juga menjadi kontributor signifikan terhadap tingginya kasus penyakit jantung.
Kondisi Penyakit Jantung di Gorontalo dan Upaya Pencegahan
Provinsi Gorontalo juga menghadapi tantangan serius terkait penyakit jantung. Data skrining tahun 2024 menunjukkan bahwa dari 52.798 sasaran, baru 17.952 orang yang diskrining. Dari jumlah tersebut, 350 orang terdiagnosis penyakit jantung, menunjukkan perlunya peningkatan cakupan.
Hingga Juni 2025, dari 16.231 orang yang diskrining, 339 di antaranya terdiagnosis penyakit jantung. Angka ini mengindikasikan bahwa meskipun skrining terus berjalan, masih banyak kasus yang perlu diidentifikasi. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining sangat diperlukan.
Dinas Kesehatan Gorontalo terus berupaya meningkatkan cakupan skrining dan edukasi. Pencegahan dini dan deteksi cepat adalah kunci untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas. Edukasi mengenai gaya hidup sehat menjadi prioritas untuk menekan faktor risiko.
Pentingnya Pelatihan ACLS dalam Penanganan Gawat Darurat
Pelatihan Advance Cardiac Life Support (ACLS) ini sangat krusial dalam meningkatkan kapasitas medis. Dokter diharapkan mampu menangani pasien henti jantung dan kegawatdaruratan kardiovaskular lainnya. Penanganan cepat dan tepat di fasyankes sangat menentukan keberhasilan.
Pelatihan ini diikuti oleh tenaga medis dari berbagai puskesmas di Gorontalo. Kota Gorontalo diwakili dua puskesmas, Gorontalo Utara enam, Kabupaten Gorontalo sebelas, dan Bone Bolango enam puskesmas. Partisipasi luas ini menunjukkan komitmen daerah.
Kepala Dinkes Provinsi Gorontalo, Anang S. Otoluwa, menegaskan komitmennya. Pelatihan ACLS adalah bagian dari upaya menyiapkan tenaga medis yang tanggap dan terlatih. Tujuannya adalah menyelamatkan nyawa, khususnya pada kasus kardiovaskular yang memerlukan tindakan segera.
Penguatan sistem layanan kegawatdaruratan jantung di Gorontalo menjadi target utama. Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal yang signifikan. Dengan demikian, angka kematian dapat ditekan dan kualitas layanan kesehatan dapat ditingkatkan secara menyeluruh.