Tahukah Anda? Pica Fest 2025 Denpasar Targetkan Rp18 Miliar, Jadi Wadah Kreativitas Anak Muda Berbasis Budaya
Pica Fest 2025 di Denpasar siap menjadi ajang kolaborasi kreativitas anak muda Bali, menargetkan perputaran ekonomi Rp18 miliar. Simak inovasi budaya dan lingkungan di dalamnya!
Denpasar, Bali – Pergelaran Pica Fest 2025 di Denpasar, Bali, resmi dibuka sebagai wadah penting bagi kolaborasi kreativitas anak muda yang berakar pada nilai-nilai budaya lokal. Festival ini diharapkan tidak hanya menjadi ajang unjuk gigi, tetapi juga pendorong signifikan bagi perekonomian daerah.
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menyatakan apresiasinya terhadap inisiatif ini. Menurutnya, Pica Fest merupakan bukti nyata kolaborasi anak muda yang mampu mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan kearifan lokal, sekaligus menaikkan perekonomian masyarakat.
Digelar selama empat hari, mulai 24 hingga 27 Juli 2025, Pica Fest menargetkan perputaran uang mencapai Rp18 miliar dengan estimasi lebih dari 80 ribu pengunjung. Ambisi ini menunjukkan potensi besar festival dalam menggerakkan sektor ekonomi kreatif di Bali.
Kolaborasi Budaya dan Ekonomi Lokal
Pica Fest 2025 secara ambisius mengintegrasikan elemen budaya tradisional Bali ke dalam program acaranya, sebuah langkah baru yang membedakannya dari tahun-tahun sebelumnya. Direktur Utama PT Pica Berempat Belas, Ida Bagus Agung Brahmadiguna atau Gus Tolet, menjelaskan bahwa Genjek, Liku, Rindik, hingga Joged Bumbung akan tampil berdampingan dengan musik modern dan hiburan populer lainnya.
Pengangkatan ikon Singa Ambara Raja, simbol kebanggaan masyarakat Buleleng, sebagai lambang utama festival tahun ini, melambangkan kekuatan, keberanian, dan kesinambungan. Semangat ini sejalan dengan cita-cita Pica Fest untuk tumbuh berkelanjutan, menyerupai Pesta Kesenian Bali (PKB).
Selain kekayaan budaya, kolaborasi komunitas juga menjadi daya tarik utama Pica Fest. Festival ini melibatkan berbagai komunitas seperti clothing, tattoo, e-sport, otomotif, dan pelari, menciptakan sinergi yang beragam. Sektor UMKM juga diperkuat melalui program Arakultura, hasil kerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, yang menampilkan produk arak Bali dalam kemasan modern.
Komitmen Lingkungan dan Inovasi Berkelanjutan
Pica Fest 2025 tidak hanya fokus pada aspek ekonomi dan budaya, tetapi juga menunjukkan komitmen kuat terhadap isu lingkungan. Pembentukan Pica Waste Department menjadi bukti nyata upaya festival dalam menciptakan acara minim limbah.
Departemen ini melibatkan sejumlah organisasi lingkungan terkemuka seperti Bersih-Bersih Bali, PPLH Bali, Tegeh Sari, ACS Ball, Pesona Plastik, dan Daur Ulang. Sampah dipilah secara ketat menjadi organik, anorganik, dan residu, memastikan pengelolaan limbah yang bertanggung jawab.
Ketua Panitia, Gde Andika Paramarta, menegaskan bahwa Pica Fest ingin menjadi contoh bagaimana sebuah acara besar dapat bertanggung jawab terhadap sampahnya sendiri, di tengah perjuangan pemerintah dalam pengelolaan sampah. Harapannya, perpaduan inovasi generasi muda dan nilai-nilai lokal ini menjadikan Pica Fest 2025 sebuah perayaan yang tidak hanya meriah, tetapi juga membawa dampak ekonomi, sosial, dan budaya yang signifikan bagi Bali.