Terharu! Mantan Prajurit RPKAD Berusia 82 Tahun di Jeneponto Terima Bantuan Andalan Sulsel Peduli
Andalan Sulsel Peduli menyalurkan bantuan kepada Mustari Baso, mantan prajurit RPKAD berusia 82 tahun di Jeneponto. Simak kisah inspiratifnya.
Tim Andalan Sulsel Peduli bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan baru-baru ini menunjukkan kepeduliannya terhadap para pejuang bangsa. Mereka menyalurkan bantuan kepada Mustari Baso, seorang mantan prajurit Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) TNI. Bantuan ini diberikan di Desa Kaluku, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, pada Kamis (08/8).
Inisiatif mulia ini merupakan bentuk penghormatan atas jasa-jasa Mustari Baso yang telah mengabdi bagi negara. Koordinator Tim Andalan Sulsel Peduli, Jumali Sewang, menyatakan bahwa bantuan ini penting. Ia ingin menunjukkan bahwa negara dan masyarakat tidak melupakan pengorbanan para pahlawan. Pemberian bantuan ini juga bertepatan dengan momen menjelang perayaan Hari Ulang Tahun Ke-80 Republik Indonesia.
Bantuan yang disalurkan meliputi uang tunai serta dukungan moril. Diharapkan, bantuan tersebut mampu meringankan beban hidup Mustari Baso dan keluarganya. Mustari Baso, yang kini berusia 82 tahun, diketahui hidup dalam kondisi sederhana. Ia tinggal di sebuah gubuk berukuran 2x2 meter yang sangat terbatas.
Kepedulian Terhadap Pejuang Bangsa
Tim Andalan Sulsel Peduli merasa tergerak melihat kondisi Mustari Baso yang hidup dalam keterbatasan. Jumali Sewang menegaskan bahwa kepedulian ini adalah wujud nyata. Ini adalah komitmen untuk menghargai para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Mustari Baso adalah salah satu dari mereka yang patut mendapatkan perhatian.
Pemberian bantuan kepada mantan prajurit RPKAD ini bukan sekadar sumbangan materi. Ini juga merupakan pesan kuat tentang pentingnya menghargai sejarah dan para pelaku sejarah. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Tim Andalan Sulsel Peduli berkomitmen untuk terus mencari dan membantu pejuang-pejuang lain. Mereka yang mungkin kini hidup dalam kondisi serupa dan membutuhkan uluran tangan.
Dukungan moril yang diberikan juga tak kalah penting. Ini menunjukkan bahwa Mustari Baso tidak sendiri dalam menghadapi masa tuanya. Kehadiran Tim Andalan Sulsel Peduli dan Pemprov Sulsel diharapkan dapat memberikan semangat baru. Ini juga menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk lebih peduli terhadap para veteran dan pahlawan bangsa. Kepedulian ini harus terus digalakkan.
Jejak Pengabdian Mustari Baso
Mustari Baso, sosok yang menerima bantuan, memiliki rekam jejak pengabdian yang luar biasa. Ia adalah mantan anggota Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Satuan elite ini kini dikenal luas sebagai Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. Selama masa aktifnya, Mustari terlibat dalam berbagai misi penting negara.
Karier militer Mustari dimulai pada era Presiden Soeharto. Ia menjalani pelatihan yang sangat berat sebagai prajurit RPKAD. Kemudian, ia ditempatkan di berbagai medan tempur yang penuh risiko. Beberapa operasi penting yang pernah diikutinya meliputi Operasi Irian Barat, Operasi Timor Timur, hingga penumpasan sisa-sisa PKI. Ini menunjukkan dedikasi dan keberaniannya.
Tugas terakhir Mustari Baso adalah di Kodim 1411 Bulukumba. Ia pensiun dari dinas militer pada tahun 1992 dengan pangkat Sersan Satu (Sertu). Kini, di usia senja 82 tahun, Mustari hidup sederhana tanpa banyak fasilitas. Kondisi ini menjadi perhatian utama bagi Tim Andalan Sulsel Peduli dan pemerintah daerah. Mereka berupaya memberikan dukungan yang layak.