Terungkap: Peran Indonesia dalam Konflik Thailand Kamboja, Pernah Sukses Mediasi di 2011
Kementerian Luar Negeri RI tegaskan Peran Indonesia Konflik Thailand Kamboja aktif, berbekal pengalaman mediasi sebelumnya. Bagaimana pendekatan damai ini diwujudkan?
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menegaskan keterlibatan aktif dalam upaya meredakan konflik perbatasan antara Thailand dan Kamboja. Menteri Luar Negeri Sugiono secara intensif berkomunikasi dengan Malaysia, yang saat ini menjabat sebagai Ketua ASEAN. Upaya ini dilakukan menyusul eskalasi ketegangan di lapangan beberapa hari terakhir.
Juru Bicara Kemlu, Roliansyah “Roy” Soemirat, menyampaikan pernyataan ini dalam pengarahan media di Jakarta pada Senin, 28 Juli. Komunikasi intensif telah terjalin sejak awal eskalasi. Ini menunjukkan komitmen Indonesia terhadap stabilitas regional.
Indonesia meyakini bahwa setiap perseteruan antarnegara anggota ASEAN dapat diselesaikan secara damai. Pendekatan ini selalu mengacu pada Piagam ASEAN dan Traktat Persahabatan dan Kerja Sama. Dialog berkelanjutan adalah kunci solusi yang berkesinambungan.
Diplomasi Intensif dan Bantahan Pasif
Roy Soemirat menjelaskan bahwa Menteri Luar Negeri Sugiono telah melakukan banyak komunikasi dengan berbagai pihak. Terutama dengan Menteri Luar Negeri Malaysia, selaku Ketua ASEAN tahun ini. Komunikasi ini bertujuan untuk mencari solusi damai bagi konflik perbatasan.
Juru bicara tersebut juga membantah tudingan bahwa Menteri Luar Negeri Sugiono bersikap kurang aktif. Ia menegaskan bahwa Sugiono telah menyatakan kesiapan Indonesia untuk mendukung upaya Ketua ASEAN. Hal ini dilakukan demi komunikasi lebih lanjut atas nama ASEAN.
Indonesia percaya bahwa semua masalah hanya dapat dipecahkan secara berkelanjutan melalui dialog. Pendekatan kekerasan tidak akan menghasilkan solusi yang langgeng. Prinsip ini menjadi landasan utama dalam setiap upaya mediasi yang dilakukan.
Berbekal Pengalaman Mediasi Sebelumnya
Kesiapan Indonesia untuk membantu mediasi konflik ini tidak lepas dari pengalaman masa lalu. Pada tahun 2011, Indonesia yang saat itu menjadi Ketua ASEAN, berhasil memediasi konflik serupa antara Thailand dan Kamboja. Keberhasilan tersebut memberikan mandat dan kepercayaan penuh dari negara-negara ASEAN lainnya.
Berbekal pengalaman tersebut, Indonesia menyampaikan kesiapan penuh. Apabila ada hal-hal khusus yang dibutuhkan oleh Malaysia sebagai Ketua ASEAN, Indonesia siap membantu. Tujuannya adalah agar Thailand dan Kamboja dapat kembali ke kondisi semula sebelum ketegangan terjadi.
Pengalaman masa lalu ini menjadi bukti nyata kapasitas diplomasi Indonesia. Hal ini juga menunjukkan komitmen kuat terhadap perdamaian regional. Peran Indonesia Konflik Thailand Kamboja diharapkan dapat kembali membawa stabilitas.
Kesepakatan Damai Melalui Dialog
Upaya mediasi yang dilakukan oleh Malaysia, dengan dukungan Indonesia, membuahkan hasil positif. Pada Senin malam, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan perkembangan penting. Melalui laman Instagram resminya, ia menyampaikan kesepakatan antara Thailand dan Kamboja.
Kedua negara sepakat untuk menyelesaikan persengketaan melalui pelaksanaan gencatan senjata. Gencatan senjata ini akan dimulai pada tengah malam. Ini adalah langkah krusial menuju de-eskalasi konflik.
Anwar Ibrahim menegaskan bahwa pendekatan damai ini mencerminkan semangat Piagam ASEAN. Pendekatan tersebut berlandaskan pada hormat-menghormati, penyelesaian secara rundingan, dan penolakan kekerasan demi kemanusiaan. Kesepakatan ini menunjukkan kekuatan diplomasi regional.