Tragedi 5 Korban Tewas di Semarang, Wali Kota Imbau Warga Rutin Cek Instalasi Listrik Cegah Kebakaran

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti mengimbau masyarakat untuk rutin cek instalasi listrik guna mencegah kebakaran, menyusul tragedi 5 korban tewas.

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, secara tegas mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk senantiasa memeriksa instalasi listrik di rumah masing-masing. Imbauan ini disampaikan sebagai langkah preventif vital guna menekan angka kejadian kebakaran yang seringkali dipicu oleh hubungan arus pendek atau korsleting listrik.

Pernyataan ini muncul setelah Wali Kota meninjau langsung lokasi kebakaran maut yang terjadi di Jalan Pesanggrahan Raya, Kelurahan Mlatibaru, Semarang. Peristiwa tragis pada Jumat dini hari tersebut mengakibatkan hilangnya nyawa lima orang penghuni rumah, menimbulkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar.

Mengingat fatalnya dampak yang ditimbulkan, Agustina Wilujeng menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap jalur kabel listrik. Ia mengajak warga untuk lebih teliti dalam melakukan pemeliharaan instalasi listrik, serta memastikan sambungan listrik dimatikan sebelum bepergian demi keamanan bersama.

Agustina Wilujeng Pramestuti menyoroti bahwa sebagian besar insiden kebakaran rumah bermula dari korsleting listrik. Oleh karena itu, ia berharap masyarakat dapat lebih jeli dan proaktif dalam memeriksa kondisi instalasi listrik mereka secara berkala. Pemeliharaan rutin pada jalur kabel listrik menjadi kunci utama untuk mencegah terjadinya hubungan arus pendek yang dapat memicu bencana.

Selain pemeriksaan berkala, Wali Kota juga mengingatkan pentingnya untuk selalu mematikan sambungan listrik saat hendak meninggalkan rumah dalam waktu lama. Langkah sederhana ini dapat secara signifikan mengurangi risiko terjadinya kebakaran yang tidak diinginkan, terutama saat rumah dalam keadaan kosong dan tidak terpantau.

Pencegahan merupakan aspek krusial yang harus diutamakan sebelum bencana terjadi. Dengan kesadaran kolektif dan tindakan preventif yang konsisten, diharapkan jumlah kasus kebakaran akibat masalah kelistrikan dapat diminimalisir secara drastis di Kota Semarang.

Atas musibah kebakaran yang merenggut lima nyawa tersebut, Agustina Wilujeng menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban. Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Semarang turut merasakan duka atas kehilangan yang memilukan ini, dan berkomitmen untuk memberikan dukungan penuh kepada para korban.

Wali Kota juga memberikan apresiasi tinggi terhadap gerak cepat dan sinergi yang ditunjukkan oleh berbagai pihak dalam penanganan bencana ini. Dinas Pemadam Kebakaran, BPBD, Dinas Sosial, Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Semarang, kepolisian, serta warga setempat telah bahu-membahu dalam upaya pemadaman dan penanganan pasca-kebakaran.

Pemerintah Kota Semarang bersama instansi terkait saat ini tengah menyiapkan berbagai bentuk bantuan untuk meringankan beban kerugian yang dialami korban. Salah satu upaya yang sedang dipertimbangkan adalah program bedah rumah melalui APBD, dengan alokasi dana pembangunan dari nol sebesar Rp40 juta. Prioritas utama saat ini adalah pendampingan fisik dan psikologis bagi keluarga korban hingga kondisi mereka kembali normal.

Kebakaran rumah di Jalan Pesanggrahan Raya, Kelurahan Mlatibaru, pertama kali diketahui oleh warga sekitar pada Jumat dini hari sekitar pukul 02.20 WIB. Saksi mata melihat kepulan asap pekat yang disusul dengan kobaran api yang dengan cepat membakar sebagian besar bangunan rumah tersebut.

Tim pemadam kebakaran segera tiba di lokasi kejadian pada pukul 02.30 WIB, mengerahkan delapan unit mobil damkar untuk memadamkan api. Berkat kesigapan petugas, api berhasil dipadamkan sepenuhnya sekitar pukul 03.15 WIB, mencegah meluasnya kebakaran ke bangunan lain di sekitarnya.

Tragisnya, kebakaran ini menewaskan lima orang penghuni rumah. Para korban diidentifikasi sebagai Aminah (65), Saidah (55), Amalia (33), MA (14), dan KAR (4). Salah satu dari korban meninggal dunia diketahui merupakan seorang wanita yang sedang dalam kondisi hamil, menambah pilu tragedi ini.