Trivia: Pernah Hadang Jet Tempur AS, Perwira TNI AU Gugur dalam Kecelakaan Pesawat Latih di Bogor
Seorang perwira tinggi TNI AU meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat latih di Bogor. Siapa sosoknya dan bagaimana insiden tragis ini terjadi?
Komodor Udara Fajar Adriyanto dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI-AU) telah dipastikan menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam insiden kecelakaan pesawat latih di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada hari Minggu.
Insiden tragis ini terjadi saat pesawat yang ditumpanginya jatuh setelah lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja. Peristiwa ini menyisakan duka mendalam bagi institusi TNI AU dan keluarga korban.
Pesawat latih sipil jenis Quicksilver GT500 microlight fixed-wing dengan kode registrasi PK-S216 ini dioperasikan oleh Federasi Aerosport Indonesia (FASI). Kecelakaan ini menjadi sorotan publik mengingat status korban yang merupakan seorang perwira tinggi.
Detail Insiden Kecelakaan Pesawat Latih
Kepala Dinas Penerangan TNI-AU, Komodor Udara I Nyoman Suadnyana, menjelaskan bahwa pesawat nahas tersebut lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja di Bogor pada pukul 09.08 WIB. Kontak dengan pesawat hilang sekitar pukul 09.19 WIB.
Pesawat kemudian ditemukan jatuh di dekat pemakaman Astana. Dua awak pesawat, Komodor Udara Fajar Adriyanto sebagai pilot dan Bapak Roni sebagai co-pilot, segera dievakuasi ke Rumah Sakit Angkatan Udara. Namun, Komodor Udara Adriyanto dinyatakan meninggal dunia setibanya di rumah sakit.
Lokasi kecelakaan telah diamankan oleh pihak TNI-AU untuk keperluan investigasi lebih lanjut. Jenazah almarhum Komodor Udara Adriyanto saat ini berada di Rumah Sakit Angkatan Udara untuk penanganan sebelum pemakaman.
Suadnyana menambahkan bahwa pesawat tersebut digunakan untuk latihan rutin kecakapan terbang yang diselenggarakan bagi anggota FASI. Meskipun demikian, pesawat dinyatakan laik terbang dan semua prosedur administrasi untuk penerbangan telah dipenuhi sebelum insiden ini terjadi.
Profil Komodor Udara Fajar Adriyanto
Komodor Udara Fajar Adriyanto merupakan sosok perwira berprestasi di TNI Angkatan Udara. Beliau adalah lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1992 dan telah menduduki berbagai posisi strategis sepanjang kariernya.
Beberapa jabatan penting yang pernah diembannya antara lain Komandan Skadron Udara No. 3, Komandan Lanud Manuhua di Papua, serta Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara. Dedikasi dan pengabdiannya terhadap negara tidak diragukan lagi.
Salah satu momen paling menarik dalam karier Fajar Adriyanto adalah keterlibatannya dalam insiden tahun 2003. Saat itu, ia menjadi salah satu pilot jet tempur TNI-AU yang mencegat dan terlibat dalam konfrontasi dengan jet tempur F/A-18 Hornet milik Angkatan Udara Amerika Serikat di atas Pulau Bawean, Laut Jawa, karena memasuki wilayah udara Indonesia tanpa izin.
TNI Angkatan Udara menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Komodor Udara Adriyanto. Suadnyana menegaskan bahwa semangat dan teladan yang ditunjukkan oleh almarhum akan menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam menjaga kedaulatan langit Indonesia.