Unsoed Tegaskan Komitmen Tuntaskan Kasus Kekerasan Seksual, Bentuk Tim Khusus 7 Orang
Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) serius tangani kasus kekerasan seksual di kampus dengan membentuk tim pemeriksa beranggotakan tujuh orang. Bagaimana proses penyelidikan ini akan berjalan?
Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menunjukkan komitmen kuatnya dalam menangani dugaan kasus kekerasan seksual yang mencuat di lingkungan kampus. Pihak universitas telah membentuk Tim Pemeriksa khusus untuk melakukan pendalaman serta penyelidikan menyeluruh terhadap laporan yang telah diterima.
Tim yang beranggotakan tujuh orang ini telah memulai pekerjaannya secara intensif sejak laporan awal diterima. Langkah ini diambil sebagai respons cepat Unsoed untuk memastikan setiap dugaan ditindaklanjuti dengan serius dan profesional.
Wakil Rektor Unsoed Bidang Keuangan dan Umum, Prof. Kuat Puji Prayitno, pada Kamis (25/7) di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menegaskan bahwa Unsoed berkomitmen penuh terhadap penyelesaian kasus-kasus kekerasan seksual. Pernyataan ini disampaikan di tengah desakan dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa.
Komitmen Unsoed dalam Penanganan Kasus
Prof. Kuat Puji Prayitno, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pemeriksa, menyatakan bahwa Unsoed tidak akan main-main dalam menuntaskan dugaan kasus kekerasan seksual ini. Pihaknya bertekad untuk mengungkap fakta secara menyeluruh, demi terciptanya lingkungan kampus yang aman dan bebas dari kekerasan.
Tim Pemeriksa telah bergerak cepat dengan meminta keterangan dari berbagai pihak terkait. Hal ini termasuk Ketua Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) yang menerima laporan awal, serta pihak terlapor yang diduga terlibat dalam insiden tersebut.
Proses pendalaman kasus ini masih terus berjalan, menunjukkan kehati-hatian Unsoed dalam mengambil keputusan. Universitas berupaya menghindari kesimpulan prematur dan memastikan semua aspek telah dipertimbangkan dengan matang sebelum tindakan lebih lanjut diambil.
Unsoed juga tidak menutup kemungkinan untuk menghadirkan saksi tambahan atau tenaga ahli jika diperlukan. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat bukti dan memastikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat dalam kasus kekerasan seksual ini.
Proses Penyelidikan dan Desakan Mahasiswa
Meskipun proses pendalaman masih berlangsung, Unsoed menegaskan bahwa sudah banyak kasus kekerasan seksual yang berhasil diselesaikan dengan baik sebelumnya. Hal ini menjadi bukti keseriusan dan pengalaman Unsoed dalam menangani isu sensitif seperti ini.
Sebelumnya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto telah menyuarakan desakan agar pihak universitas mengusut tuntas dugaan kasus kekerasan seksual. Kasus ini diduga melibatkan seorang oknum guru besar terhadap seorang mahasiswi di lingkungan kampus.
Presiden BEM Unsoed, Muhammad Hafidz Baihaqi, pada Kamis (24/7) mengakui bahwa sejumlah mahasiswa telah menggelar aksi solidaritas. Aksi ini berlangsung di Kampus Unsoed pada Rabu (23/7) siang, sebagai bentuk kepedulian terhadap penanganan kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi.
Hafidz Baihaqi menjelaskan bahwa aksi tersebut merupakan inisiatif mahasiswa yang menuntut penegakan keadilan bagi korban, bukan atas nama lembaga BEM. Mahasiswa mendesak kampus untuk memproses dugaan pelecehan seksual ini secara adil, transparan, dan selalu berpihak pada korban, serta mendukung penuh kerja Satgas PPKS Unsoed.