Wamentan Kawal Pembangunan Irigasi Pertanian demi Swasembada Pangan
Wakil Menteri Pertanian berkomitmen mengawal pembangunan jaringan irigasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mencapai swasembada pangan nasional.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menegaskan komitmennya untuk mengawal pembangunan jaringan irigasi pertanian guna meningkatkan produktivitas lahan dan mencapai swasembada pangan. Hal ini disampaikan saat peresmian sarana pengairan pertanian di Desa Ciwaru, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (23/4). Pemetaan potensi sumber air di seluruh Indonesia menjadi langkah kunci dalam program ini, terutama untuk daerah pertanian yang bergantung pada musim hujan.
Wamentan menginstruksikan Direktorat Irigasi Pertanian untuk memetakan seluruh potensi sumber air. Pemetaan ini difokuskan pada daerah pertanian yang selama ini mengandalkan musim hujan agar tetap produktif saat kemarau. Sudaryono bahkan menyatakan kesiapannya untuk melaporkan langsung kepada Presiden jika anggaran pembangunan irigasi masih kurang, demi memastikan optimalisasi seluruh potensi sumber daya air.
"Saya minta Direktur Irigasi, di musim kemarau nanti cari di mana sawahnya, di mana sumber airnya. Kalau kurang uangnya saya siap menghadap Bapak Presiden," tegas Wamentan. Ia menekankan pentingnya pemanfaatan seluruh sumber air dalam lima tahun ke depan untuk meningkatkan produksi pertanian nasional. "Yang pasti dalam lima tahun ini semua sumber air harus kita manfaatkan, tidak boleh air jatuh ke laut tanpa mengalir ke sawah," tambahnya.
Infrastruktur Pengairan di Sukabumi: Sukses Panen Dua Kali Setahun
Pembangunan infrastruktur pengairan di Desa Ciwaru, Sukabumi, telah memberikan dampak signifikan. Berkat dukungan irigasi perpipaan dan perpompaan yang dibangun oleh TNI Angkatan Darat, para petani kini mampu panen dua kali setahun, peningkatan yang signifikan dari sebelumnya hanya satu kali panen.
Wamentan mengapresiasi keberhasilan ini. "Saya dapat laporan langsung di sini sudah bisa panen 2 kali dari yang tadinya hanya 1 kali dalam setahun. Saya kira ini sangat luar biasa, di mana upaya menyediakan air bagi petani berhasil kita lakukan," ujarnya. Luasan lahan di Desa Ciwaru mencapai 600 hektare, dan sarana perpompaan yang dibangun telah mengairi lebih dari 4.000 hektare.
Untuk tahun 2024, TNI telah membangun 33 titik irigasi perpipaan dan perpompaan di Kecamatan Ciemas. Sumber air yang digunakan berasal dari Kecamatan Curug Cimarinjung, memanfaatkan gravitasi tanpa bahan bakar, sehingga hemat biaya. Direktur Irigasi Pertanian, Dhani Gartina, menilai keberhasilan ini dapat dijadikan proyek percontohan nasional.
Dhani menambahkan, "Luasan 600 hektare itu apabila petani bisa meningkatkan indeks pertanaman padi (IP) menjadi 2 kali, bahkan IP 3 dan dikalikan 5 ton per hektare, maka hasilnya bisa mencapai 9.000 ton gabah kering giling (GKG). Artinya apa? Ini ada potensi peningkatan produksi dan juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani di Kecamatan Ciemas saja,"
Dukungan Pemerintah dan Optimalisasi Lahan Tadah Hujan
Pemerintah terus berupaya mendukung pembangunan irigasi melalui berbagai program. Kementerian Pertanian berkolaborasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum melalui Inpres 02 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi, serta Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi untuk Mendukung Swasembada Pangan. Fasilitasi irigasi perpipaan dan perpompaan juga dilakukan secara merata di seluruh daerah sentra padi untuk meningkatkan indeks pertanaman.
Dhani Gartina menjelaskan, "Bapak Menteri dan juga Bapak Wakil Menteri terus mendorong optimasi lahan tadah hujan melalui irigasi perpipaan dan perpompaan secara baik, sehingga mampu mempercepat capaian swasembada pangan nasional." Dengan upaya-upaya ini, pemerintah berharap dapat mempercepat optimalisasi lahan tadah hujan dan mendorong peningkatan indeks pertanaman secara nasional, mendukung target swasembada pangan.
Program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan dan berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan nasional. Pemanfaatan sumber daya air secara optimal menjadi kunci keberhasilan program ini.