Weekend at Parapuar Cultural Hills: Jadi Ruang Seniman Lokal, Pemprov NTT Optimis Dongkrak Wisata Labuan Bajo
Kegiatan Weekend at Parapuar Cultural Hills di Labuan Bajo menjadi wadah bagi seniman lokal, sekaligus upaya Pemprov NTT menarik wisatawan lebih luas. Simak dampaknya!
Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menjadi sorotan dengan digelarnya kegiatan Weekend at Parapuar Cultural Hills pada Sabtu, 6 Juli lalu. Acara ini secara khusus dirancang sebagai platform penting bagi seniman dan komunitas budaya lokal. Inisiatif ini mendapatkan apresiasi tinggi dari Pemerintah Provinsi NTT, yang melihatnya sebagai langkah strategis dalam pengembangan pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Noldi Pellokila, menyatakan bahwa kegiatan ini sangat positif dan diharapkan dapat terus berkembang di masa mendatang. Kolaborasi dengan pagelaran Destinasi Pariwisata Prioritas (PENTAS) semakin memperkuat daya tarik acara. Kegiatan ini merupakan inisiatif dari Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), yang bertujuan untuk memperkaya aktivitas wisata di Labuan Bajo.
Melalui Weekend at Parapuar Cultural Hills, diharapkan Manggarai Barat memiliki lebih banyak daya tarik yang dapat memikat wisatawan untuk menjelajahi berbagai daerah di Labuan Bajo. Pemerintah Provinsi NTT sendiri tengah mempersiapkan kegiatan serupa di Kota Kupang, dengan memfasilitasi berbagai paguyuban budaya. Upaya ini menunjukkan komitmen serius pemerintah daerah dalam mendukung sektor ekonomi kreatif dan pariwisata.
Mendorong Ekonomi Kreatif dan Seniman Lokal
Kegiatan Weekend at Parapuar Cultural Hills menjadi bukti nyata komitmen pemerintah daerah dalam memberdayakan seniman dan komunitas budaya. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Noldi Pellokila, menegaskan pentingnya acara semacam ini. Ia berharap agar kolaborasi lintas sektor yang telah terjalin dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan demi kemajuan Labuan Bajo.
Pellokila menekankan bahwa pengembangan pariwisata Labuan Bajo sebagai destinasi super prioritas memerlukan dukungan dari berbagai pihak. BPOLBF tidak dapat bekerja sendiri, melainkan membutuhkan sinergi kuat dari pemerintah daerah, komunitas, dan pelaku pariwisata. Dengan demikian, kegiatan budaya seperti Weekend at Parapuar Cultural Hills dapat terlaksana secara berkelanjutan dan memberikan dampak positif yang maksimal.
Inisiatif ini tidak hanya menyediakan panggung bagi ekspresi seni, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Seniman lokal mendapatkan kesempatan untuk menampilkan karya mereka kepada khalayak yang lebih luas, termasuk wisatawan domestik dan mancanegara. Hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan pariwisata sebagai motor penggerak ekonomi daerah.
Strategi Pemerataan Wisata di Labuan Bajo
Pelaksana Tugas Direktur Utama BPOLBF, Dwi Marhen Yono, menjelaskan bahwa Weekend at Parapuar Cultural Hills akan diselenggarakan dua kali setiap bulan. Kegiatan ini dirancang sebagai ruang pertemuan terbuka untuk merayakan budaya dalam lanskap destinasi yang inklusif. Tujuannya adalah membentuk 'travel pattern' atau pola perjalanan baru bagi wisatawan yang datang ke Labuan Bajo.
Marhen Yono mengungkapkan bahwa selama ini, sebagian besar wisatawan masih terfokus di Taman Nasional Komodo (TNK) dan wilayah laut. Data menunjukkan bahwa hanya sekitar 18 persen wisatawan yang menjelajahi daratan Flores, sementara 82 persen sisanya berada di TNK dan perairan. Melalui atraksi seni dan budaya seperti yang ditampilkan di Parapuar, diharapkan persentase wisatawan di daratan dapat meningkat signifikan.
Dengan menyebarkan pola perjalanan wisatawan, dampak ekonomi dari sektor pariwisata diharapkan dapat dirasakan lebih merata oleh semua pihak, termasuk pelaku budaya dan masyarakat di daratan Flores. Peningkatan kunjungan ke wilayah 'mainland' akan membuka peluang bisnis baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Ini adalah langkah strategis untuk memastikan pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk Keberlanjutan
Keberhasilan Weekend at Parapuar Cultural Hills sangat bergantung pada kolaborasi dan koordinasi yang kuat antar berbagai pihak. Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT, Noldi Pellokila, berharap agar sinergi yang telah terbangun dapat terus ditingkatkan. Dukungan dari pemerintah provinsi, BPOLBF, komunitas lokal, dan pelaku industri pariwisata sangat krusial untuk menjaga keberlangsungan acara ini.
BPOLBF sendiri menyadari bahwa mereka tidak bisa berdiri sendiri dalam mengembangkan pariwisata Labuan Bajo. Dukungan dari berbagai stakeholder sangat dibutuhkan agar kegiatan seperti ini dapat terus berjalan secara rutin dan memberikan kontribusi nyata. Komitmen untuk menyelenggarakan acara ini dua kali setiap bulan menunjukkan keseriusan dalam menciptakan atraksi wisata yang konsisten.
Melalui kolaborasi yang solid, Weekend at Parapuar Cultural Hills diharapkan tidak hanya menjadi acara musiman, tetapi menjadi bagian integral dari kalender pariwisata Labuan Bajo. Ini akan memperkuat posisi Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya yang otentik dan hidup.