Fakta Unik: Pelatih Timnas U-23 Gerald Vanenburg Kehabisan Suara Usai Laga Dramatis Kontra Thailand
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Gerald Vanenburg, kehabisan suara usai kemenangan dramatis atas Thailand di semifinal ASEAN U-23 Championship. Apa alasannya?
Pelatih kepala Tim Nasional Indonesia U-23, Gerald Vanenburg, tidak dapat menghadiri sesi konferensi pers pasca pertandingan semifinal ASEAN U-23 Championship 2025. Insiden ini terjadi setelah timnya berhasil mengalahkan Thailand dalam laga dramatis di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Jumat malam.
Kehadiran Vanenburg digantikan oleh asisten pelatih, Frank van Kempen, yang menjelaskan bahwa sang pelatih kehilangan suaranya. Vanenburg dilaporkan berteriak terlalu keras selama pertandingan yang penuh tensi tinggi tersebut, sehingga tidak mampu lagi berbicara.
Indonesia berhasil memenangkan pertandingan melalui adu penalti dengan skor 7-6, setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal. Kemenangan ini memastikan langkah Garuda Muda menuju final untuk menghadapi Vietnam.
Strategi Berani di Tengah Tekanan
Dalam pertandingan yang ketat tersebut, Timnas Indonesia U-23 sempat tertinggal lebih dulu oleh gol Yotsakon Burapha pada menit ke-60. Kondisi ini mendorong tim pelatih untuk melakukan perubahan strategis yang berani di menit ke-77.
Tiga pemain dimasukkan: Muhammad Ferarri, Muhammad Alfharezzi Buffon, dan Brandon Schneumann, menggantikan Rahmat Arjuna, Dominikus Dion, dan Achmad Maulana Syarif. Keputusan paling mencolok adalah penempatan Ferarri, seorang bek tengah, di posisi depan untuk menambah daya gedor serangan.
Frank van Kempen mengungkapkan bahwa skema mendorong Ferarri ke depan merupakan taktik yang tidak pernah dilatih sebelumnya. "Skenario itu tidak kami latih sebelumnya," ujar Van Kempen. Namun, kebutuhan akan gol mendesak mereka untuk memasukkan pemain dengan postur tinggi, dan strategi ini terbukti efektif saat Jens Raven mencetak gol balasan di menit ke-83.
Keberhasilan taktik dadakan ini menunjukkan adaptasi dan keberanian tim pelatih dalam mengambil keputusan krusial di momen genting. Gol penyama kedudukan tersebut menjadi titik balik penting dalam perjuangan Timnas Indonesia U-23 untuk membalikkan keadaan.
Perjuangan dan Kebugaran Pemain
Kemenangan dramatis ini tidak lepas dari perjuangan keras para pemain yang harus bermain selama 120 menit ditambah adu penalti. Kondisi fisik pemain Timnas Indonesia U-23 menjadi perhatian utama setelah pertandingan yang menguras energi tersebut.
Jens Raven, pencetak gol penyama kedudukan, bahkan sempat terlihat terpincang-pincang dan membutuhkan penanganan medis di akhir waktu normal. Meskipun demikian, tim kepelatihan meminta Raven untuk tetap berada di lapangan, bahkan ikut membantu pertahanan saat Thailand mendapatkan sepak pojok.
"Saya belum tahu pasti kondisi (kebugaran) para pemain. Mereka benar-benar sangat kelelahan," tutur Van Kempen. Meskipun kelelahan, semangat kemenangan menjadi prioritas. Van Kempen menegaskan bahwa tim akan merayakan kemenangan malam itu, namun fokus akan segera beralih ke persiapan final.
Pertandingan final ASEAN U-23 Championship akan mempertemukan Indonesia dengan Vietnam. Laga puncak ini dijadwalkan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Selasa (29/7) pukul 20.00 WIB. Tim pelatih kini dihadapkan pada tantangan untuk memulihkan kebugaran pemain dalam waktu singkat demi performa terbaik di final.