Mengapa Persijap Jepara Perlakukan Suporter Bak Keluarga? Ini Rahasia Kedekatan Laskar Kalinyamat
Manajemen Persijap Jepara mengungkap filosofi unik mereka dalam memperlakukan suporter layaknya keluarga, membangun komunikasi erat demi kemajuan tim. Apa rahasianya?
Jepara, 27 Juli – Klub promosi Super League, Persijap Jepara, menunjukkan filosofi unik dalam mengelola hubungan dengan para penggemarnya. Mereka memperlakukan suporter layaknya keluarga, bukan sekadar teman, demi menjaga ikatan yang kuat dan berkelanjutan.
Pendekatan ini diungkapkan langsung oleh Manajer Operasional Persijap, Egat Sacawijaya, setelah acara perkenalan skuad tim. Momen tersebut juga diwarnai pertandingan persahabatan melawan Persipura Jayapura di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, pada Sabtu malam.
Filosofi ini menjadi landasan bagi manajemen Persijap untuk senantiasa menjalin komunikasi yang intensif. Tujuannya adalah memastikan sinergi antara tim dan suporter tetap terjaga, serta bersama-sama memikirkan arah pengembangan Laskar Kalinyamat ke depan.
Filosofi "Keluarga" dalam Manajemen Persijap Jepara
Egat Sacawijaya menjelaskan bahwa pendekatan kekeluargaan ini berakar dari komposisi internal klub. Baik presiden klub, staf manajemen, hingga sebagian besar pemain Persijap Jepara didominasi oleh anak-anak muda.
“Kebetulan karena kami di sini juga dari presiden klub dan saya, serta beberapa staf juga, sampai ke pemain pun juga banyak yang anak muda. Dan kami menganggap (para penggemar) bukan seperti teman, lebih ke keluarga,” ujar Egat.
Pandangan ini membentuk fondasi kuat bagi hubungan harmonis antara tim dan basis penggemar. Dengan menganggap suporter sebagai bagian dari keluarga besar, Persijap berupaya menciptakan lingkungan yang suportif dan saling mendukung.
Komunikasi Aktif: Kunci Sinergi Suporter dan Tim
Untuk mewujudkan filosofi kekeluargaan tersebut, manajemen Persijap Jepara secara rutin mengadakan audiensi dengan perwakilan suporter. Pertemuan ini menjadi wadah diskusi terbuka mengenai berbagai aspek perkembangan tim.
“Kami sangat aktif juga untuk audiensi sama teman-teman suporter. Membahas bagaimana perkembangan tim, apa yang harus dikerjakan, bagaimana solusinya, apa yang harus dipikirkan ke depannya,” tutur Egat.
Meskipun berstatus klub promosi, Persijap memiliki sejarah panjang sebagai salah satu tim tradisional di kancah sepak bola Indonesia. Mereka didukung oleh tiga kelompok suporter besar yang loyal:
- Jetman (Jepara Tifosi Mania)
- Banaspati
- CNS (Curva Nord Syndicate)
Keterlibatan aktif dari kelompok-kelompok suporter ini menjadi aset berharga bagi klub dalam menghadapi tantangan di liga profesional.
Menghadapi Tekanan dengan Positif: Semangat Laskar Kalinyamat
Seiring dengan kenaikan prestasi dan promosi ke Super League, ekspektasi para penggemar terhadap Persijap Jepara tentu akan meningkat. Tekanan dari suporter yang begitu besar menjadi bagian tak terpisahkan dari dinamika sepak bola.
Egat Sacawijaya mengakui intensitas tekanan tersebut. “Tekanannya (dari penggemar) cukup gila menurut saya. Namun bukan jadi hal yang membuat tim jadi pesimistis,” tegasnya.
Bagi manajemen, tekanan ini justru dianggap sebagai sebuah tantangan yang konstruktif. Kehadiran dan dukungan suporter menjadi penyemangat utama bagi Laskar Kalinyamat untuk terus berjuang dan berkembang.
“Bagi manajemen ini adalah tantangan. Karena tanpa ada mereka, kami tidak memiliki penyemangat. Jadi ya kami membutuhkan mereka. Kami butuh masukan dari teman-teman suporter. Ya selama kita bisa menyikapi dengan baik, kita bisa berkomunikasi dengan baik dengan teman-teman suporter. Saya rasa mereka juga bisa mengerti apapun kondisi yang ada di Persijap ini,” pungkas Egat.