Filosofi 'Kalah Menang Semua Senang' di Fornas VIII NTB: Bukan Sekadar Kompetisi, Ajang Pemanasan PON 2028?
Fornas VIII NTB tidak hanya tentang kompetisi, namun juga pelestarian budaya dan lingkungan. Ajang ini juga menjadi pemanasan NTB menuju tuan rumah PON 2028.
Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) VIII telah resmi dibuka di Nusa Tenggara Barat (NTB). Acara ini berlangsung meriah di halaman Kantor Gubernur NTB, Mataram, pada Sabtu lalu, menandai dimulainya perhelatan akbar yang melibatkan ribuan peserta dari seluruh penjuru Indonesia.
Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, menegaskan bahwa Fornas VIII ini memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar ajang kompetisi. Menurutnya, acara ini adalah wujud nyata dari pelestarian seluruh kegiatan olahraga, dengan penekanan pada prinsip ramah lingkungan dan pelibatan budaya lokal yang kuat.
Filosofi 'Kalah Menang Semua Senang' yang diusung dalam Fornas VIII NTB menjadi cerminan sejati dari semangat olahraga rekreasi. Partisipasi dan kegembiraan menjadi prioritas utama, melampaui ambisi untuk meraih podium. Hal ini menunjukkan bahwa kebersamaan dan kesenangan adalah medali yang paling berharga bagi setiap individu yang terlibat.
Filosofi di Balik Fornas VIII NTB
Gubernur NTB Lalu Muhamad Iqbal menyoroti pentingnya Fornas VIII sebagai platform untuk memadukan olahraga dengan kekayaan budaya dan ekologi daerah. Berbagai pertunjukan seni daerah, kuliner khas suku Sasak, Samawa, dan Mbojo, serta pameran komunitas turut memeriahkan acara.
Integrasi elemen-elemen ini membuktikan bahwa olahraga masyarakat dapat berjalan harmonis dengan warisan budaya dan kelestarian lingkungan. Konsep ini memperkuat identitas Fornas VIII NTB sebagai festival yang holistik, tidak hanya fokus pada aspek fisik tetapi juga pada nilai-nilai sosial dan budaya.
Semboyan 'Kalah Menang Semua Senang' menjadi inti dari filosofi Fornas VIII. Slogan ini menekankan bahwa esensi olahraga rekreasi terletak pada partisipasi aktif dan kegembiraan yang dirasakan oleh setiap individu. Dengan demikian, semangat kebersamaan dan sportivitas lebih diutamakan daripada hasil akhir pertandingan, menciptakan suasana yang inklusif dan menyenangkan bagi semua.
Kesiapan NTB Menuju Tuan Rumah PON 2028
Penyelenggaraan Fornas VIII di Nusa Tenggara Barat juga menjadi ajang pemanasan dan latihan penting bagi daerah ini. NTB memiliki ambisi besar untuk menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) pada tahun 2028 mendatang, dan Fornas VIII menjadi langkah awal yang strategis dalam persiapan tersebut.
Pemerintah Provinsi NTB menunjukkan komitmen penuh dalam mempersiapkan diri sebagai tuan rumah PON. Mereka melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari organisasi perangkat daerah hingga komunitas olahraga tradisional, serta dari siswa hingga lansia, dan dari kampus hingga pesantren. Keterlibatan menyeluruh ini menunjukkan keseriusan NTB dalam menyambut event olahraga nasional yang lebih besar.
Gubernur Iqbal menekankan bahwa NTB tidak hanya menyiapkan venue dan fasilitas fisik. Lebih dari itu, mereka menyiapkan senyuman masyarakat, keramahan budaya, dan pelayanan terbaik yang menjadi identitas daerah tujuan wisata dunia. Kesiapan ini menjadi modal utama bagi NTB untuk menyelenggarakan event berskala nasional seperti PON dengan sukses dan berkesan.
Dampak Ekonomi dan Partisipasi Fornas VIII
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, turut hadir dan memberikan apresiasi terhadap Fornas VIII. Menurutnya, partisipasi banyak induk organisasi olahraga dalam ajang ini adalah bukti kebesaran Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 280 juta jiwa. Masyarakat yang sehat, bugar, dan gembira merupakan indikator penting dari kesejahteraan rakyat.
Berdasarkan laporan panitia Fornas VIII NTB, ajang ini berhasil menarik partisipasi yang luar biasa. Tercatat 38 kontingen provinsi dari seluruh Indonesia hadir, dengan total 12.378 penggiat pertandingan. Selain itu, ada 3.870 perangkat pertandingan dan ofisial yang terlibat, serta 74 induk organisasi olahraga (Inorga) yang menyelenggarakan 847 nomor pertandingan.
Secara keseluruhan, total peserta yang hadir ke Nusa Tenggara Barat melalui Fornas VIII mencapai lebih dari 18.000 orang. Kehadiran ribuan orang ini diperkirakan akan menghasilkan perputaran ekonomi yang signifikan, dengan proyeksi lebih dari Rp800 miliar. Angka ini menunjukkan dampak positif Fornas VIII terhadap perekonomian lokal dan nasional.