Mengenal Enam Atlet Panahan Remaja Indonesia yang Siap Jajal Kejuaraan Dunia di Kanada
Enam Atlet Panahan Remaja Indonesia akan berkompetisi di Kejuaraan Dunia Panahan Remaja di Kanada. Simak persiapan dan harapan mereka untuk mengharumkan nama bangsa!
Enam atlet panahan junior terbaik Indonesia telah menyatakan kesiapan mereka untuk berlaga dalam ajang bergengsi World Archery Youth Championship Winnipeg. Kejuaraan dunia ini akan diselenggarakan di Kanada, tepatnya pada tanggal 17 hingga 24 Agustus 2025 mendatang. Para atlet muda ini diharapkan dapat membawa nama baik Indonesia di kancah internasional.
Persiapan intensif telah dilakukan oleh para pemanah junior ini, termasuk pelatihan tahap akhir yang berpusat di Kudus, Jawa Tengah, sejak akhir Juli. Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Panahan Indonesia (PB Perpani), Arsjad Rasjid, menyampaikan keyakinannya terhadap persiapan para atlet. Ia menekankan pentingnya keyakinan dan perjuangan sepenuh hati untuk meraih hasil yang membanggakan bagi Indonesia.
Ajang Kejuaraan Dunia Panahan Remaja ini bukan hanya sekadar kompetisi, melainkan juga menjadi langkah krusial menuju Youth Olympic Games yang akan diadakan di Dakar tahun depan. Oleh karena itu, performa dan pengalaman yang didapatkan di Winnipeg akan sangat berarti bagi perjalanan karir para atlet muda ini di masa mendatang.
Persiapan Matang Menuju Winnipeg
Pelatih timnas junior, Denny Decko, mengungkapkan bahwa tiga pemanah recurve junior putra dan tiga pemanah recurve junior putri telah menjalani latihan yang sangat intensif. Fokus utama dari latihan ini adalah peningkatan kualitas tembakan, adaptasi terhadap kondisi cuaca yang mungkin berbeda, serta manajemen jet lag yang efektif. Aspek-aspek ini dianggap krusial untuk memastikan performa puncak para atlet di Kanada.
Arsjad Rasjid, melalui akun resmi PB Perpani, memberikan semangat kepada para atlet. Ia menekankan bahwa segala persiapan yang telah dilakukan harus menjadi dasar keyakinan mereka saat bertanding. Pesan ini bertujuan untuk memotivasi para Atlet Panahan Remaja Indonesia agar tampil maksimal dan tidak ragu dalam menghadapi tantangan di kejuaraan dunia.
Latihan adaptasi cuaca dan manajemen jet lag menjadi poin penting mengingat perbedaan zona waktu dan iklim antara Indonesia dan Kanada. Tim pelatih berupaya keras agar para atlet dapat menyesuaikan diri dengan cepat. Hal ini diharapkan dapat meminimalisir dampak kelelahan dan memastikan kondisi fisik serta mental atlet tetap prima selama kompetisi berlangsung.
Profil Enam Pemanah Muda Harapan Bangsa
Tim panahan junior putra yang akan berlaga di Winnipeg terdiri dari tiga nama berbakat. Mereka adalah Malik Adzka Abdurrahman yang berusia 14 tahun, Raz Azhar Azaqi yang berusia 15 tahun, serta Hylmi Nauca Zaidan yang berusia 16 tahun. Ketiga pemanah ini merupakan aset berharga bagi masa depan panahan Indonesia.
Sementara itu, tim panahan junior putri juga diperkuat oleh tiga atlet muda yang tak kalah potensial. Mereka adalah Fathiyya Erista Maharani (15 tahun), Fayola Jingga Naeva Maheswari (16 tahun), dan Shafira Nurin Najwa (14 tahun). Keenam Atlet Panahan Remaja Indonesia ini akan bersaing di kategori recurve junior, menunjukkan kemampuan mereka di tingkat global.
Para pemanah muda ini telah menunjukkan dedikasi dan kerja keras yang luar biasa selama masa persiapan. Dengan usia yang masih sangat muda, partisipasi mereka di Kejuaraan Dunia Panahan Remaja menjadi pengalaman berharga. Ini juga merupakan kesempatan untuk mengukur kemampuan mereka melawan pemanah terbaik dari seluruh dunia.
Agenda Tim Senior dan Adaptasi Lokasi Latihan
Selain tim junior, tim panahan senior Indonesia juga memiliki agenda kompetisi internasional yang tak kalah penting. Mereka tengah mempersiapkan diri untuk berlaga di Gwangju 2025 Hyundai Archery World Cup yang akan diselenggarakan di Korea Selatan pada bulan September mendatang. Persiapan ini melibatkan dua kategori utama: recurve dan compound.
Wakil Ketua Umum II Pembinaan dan Prestasi, Abdul Razak, menjelaskan bahwa tim senior akan berangkat ke Korea pada awal September. Kontingen senior akan terdiri dari enam atlet recurve dan enam atlet compound, dengan masing-masing tiga putra dan tiga putri. Ini menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengirimkan perwakilan terbaiknya di berbagai ajang internasional.
Untuk menunjang persiapan, tim pelatnas recurve dan compound telah memindahkan lokasi berlatih sementara. Tim recurve berlatih di Lapangan UNESA Surabaya, sementara tim compound berlatih di Lapangan Mertamu Palagan Waroeng SS di Yogyakarta hingga akhir Agustus. Perpindahan lokasi ini bertujuan untuk menyesuaikan fisik, teknik, dan mental atlet dengan kondisi angin kencang serta cuaca di Gwangju, khususnya di lapangan pertandingan. Hal ini penting untuk memastikan Atlet Panahan Remaja Indonesia dan senior dapat beradaptasi dengan baik.