Danau Toba, Danau Vulkanik Terbesar Dunia: DPR Dorong Ajang Internasional untuk Genjot Ekonomi Lokal
Komisi VII DPR RI mendesak pemerintah daerah memperbanyak ajang internasional di Danau Toba, danau vulkanik terbesar dunia, demi meningkatkan jumlah wisatawan dan ekonomi lokal.

Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mendesak pemerintah daerah setempat untuk memperbanyak penyelenggaraan ajang internasional di kawasan Danau Toba, Sumatera Utara. Langkah ini diharapkan mampu secara signifikan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di wilayah tersebut. Dorongan ini disampaikan dalam upaya memperkuat potensi pariwisata Danau Toba sebagai salah satu destinasi superprioritas nasional.
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga, menyatakan hal tersebut saat kunjungan kerja Komisi VII DPR di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, baru-baru ini. Menurut Lamhot, tujuan utama kunjungan ini adalah untuk mendukung delapan kabupaten di sekitar Danau Toba agar dapat memaksimalkan sektor pariwisata mereka. Ia menekankan bahwa pariwisata memiliki potensi besar sebagai sumber ekonomi yang stabil di tengah fluktuasi ekonomi global.
Berbagai jenis ajang internasional, seperti pacuan kuda, sepeda gunung, atau festival lari, diusulkan sebagai sarana untuk menarik wisatawan mancanegara. Konsep "sport tourism" ini diyakini dapat menjadi pintu masuk bagi pengunjung dari berbagai negara, termasuk Eropa, untuk mengenal keindahan dan kekayaan budaya Danau Toba.
Pentingnya Pariwisata di Tengah Fluktuasi Ekonomi Global
Lamhot Sinaga menyoroti bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi dunia, banyak negara mulai mengalihkan fokus sumber pendapatan mereka ke sektor pariwisata. Menurutnya, pariwisata memiliki dampak ekonomi yang sangat besar dan investasi yang dibutuhkan relatif tidak sebesar sektor pertambangan minyak dan gas. Hal ini menjadikan pariwisata sebagai pilihan strategis untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Oleh karena itu, Komisi VII DPR RI mendorong delapan kabupaten yang mengelilingi Danau Toba untuk secara aktif menciptakan dan menyelenggarakan ajang internasional mereka sendiri. Inisiatif ini diharapkan dapat membuka gerbang bagi masuknya lebih banyak wisatawan mancanegara, yang pada gilirannya akan menggerakkan roda ekonomi masyarakat setempat.
Potensi Danau Toba sendiri sangat besar, mengingat statusnya sebagai salah satu kawasan superprioritas pemerintah. Danau Toba disejajarkan dengan destinasi lain seperti Mandalika, Borobudur, Yogyakarta, dan Raja Ampat, yang menunjukkan komitmen pemerintah dalam pengembangan pariwisata di wilayah ini. Dukungan infrastruktur dan promosi dari pemerintah pusat diharapkan dapat bersinergi dengan inisiatif daerah.
Strategi "Sport Tourism" untuk Danau Toba
Penyelenggaraan kejuaraan internasional di Danau Toba dianggap sebagai strategi efektif untuk menarik perhatian dunia. Lamhot Sinaga memberikan contoh keberhasilan negara-negara Eropa yang menggunakan kejuaraan sepak bola untuk menarik jutaan pengunjung ke benua mereka. Konsep "sport tourism" ini menggabungkan daya tarik olahraga dengan keindahan destinasi wisata, menciptakan pengalaman unik bagi para peserta dan penonton.
Ajang-ajang seperti pacuan kuda, balap sepeda gunung, atau festival lari maraton dapat diselenggarakan dengan memanfaatkan topografi dan keindahan alam Danau Toba. Kejuaraan semacam ini tidak hanya menarik atlet dan penggemar olahraga, tetapi juga keluarga dan pendukung mereka, yang akan berkontribusi pada peningkatan okupansi hotel, restoran, dan sektor jasa lainnya di sekitar Danau Toba.
Anggota Komisi VII DPR RI lainnya yang turut hadir dalam kunjungan kerja tersebut antara lain Ilham Permana, Novita Hardini, Bambang Haryo Soekartono, Andhika Satya Wasistho, dan Bane Raja Manalu. Kehadiran mereka menunjukkan komitmen kolektif DPR dalam mendukung pengembangan pariwisata Danau Toba. Dengan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat, Danau Toba diharapkan dapat menjadi destinasi pariwisata internasional yang maju dan berdaya saing.