5 Bulan Usai Raja Salman Liburan ke Bali, Arab Saudi Izinkan Wanita Pakai Bikini di Pantai?
Penulis : Hole Puncher
8 Agustus 2017 12:55
Dikenal sebagai negara ultra konservatif, Arab Saudi mulai membuka diri terhadap para wanita di negaranya.
Bakan Pemerintah Arab Saudi kini memperbolehkan wanita menggunakan bikini di pantai.
Tujuan akhirnya apalagi kalau bukan uang.
Perubahan radikal ini terjadi hanya berselang lima bulan usai libur panjang Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Pulau Bali, pada 4 - 12 Maret 2017. Saat itu, Raja dan rombongan membelanjakan uang sekitar senilai Rr 200 miliar untuk menikmati dan bersenang-senang di pantai Nusa Dua, Bali.
Ya, Kebijakan ini dalam rangka meningkatkan ekonomi pariwisatanya. Tak tanggung-tanggung negara itu menargetkan pendapatan senilai Rp 53 triliun dari sektor pariwisatanya.
Saat ini saja, dari Umroh dan Haji dari penduduk muslim seluruh dunia sudah mendapatkan uang cukup melimpah, apalagi jika sektor wisata lainnya mau dibuka.
Arab Saudi merupakan negara yang sangat ketat aturannya terhadap wanita.
Mereka mengharuskan wanita menggunakan pakaian yang tertutup, tidak boleh mengemudi, serta kalau keluar rumah harus ada pendamping.
Bahkan beberapa waktu lalu seorang gadis ditangkap karena mengenakan rok mini di sebuah desa.
Seperti yang dikutip www.Tribun-Medan.com dari The Sun Jumat (4/8/2017) Pangeran Arab Saudi, Mohammed bin Salman al Saud mengumumkan undang-undang mengenai perempuan diperbolehkan mengenakan pakain standar internasional di pantai.
Negara Islam yang Konservatif
Kebijakan itu diduga mengatasi situasi makin seretnya pendapatan dari minyak. Lalu, Arab Saudi mengubah 50 pulau di Laut Merah menjadi resor-resor mewah.
Proyek iru digagas Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman, yang baru beberapa bulan menjabat.
Resor mewah akan jadi diversifikasi pariwisata Arab Saudi, yang juga mendapatkan pendapatan banyak kunjungan jemaah ke dua Kota Suci, Mekah dan Madinah, umrah maupun haji.
Selama ini, Arab Saudi terkenal merupakan negara muslim yang konservatif di mana alkohol dan bioskop dilarang. Kaum perempuan terikat sejumlah peraturan ketat di mana mereka tidak diizinkan menyetir dan wajib keluar rumah dengan mengenakan abaya.
Aturan di Arab Saudi berbeda dengan yang diberlakukan di sejumlah wilayah di Uni Emirat Arab, yang lebih liberal dan melonggarkan aturan terkait pemakaian bikini dan konsumsi alkohol.
"Proyek Laut Merah (Red Sea Project) adalah sebuah resor mewah yang dibangun di antara Kota Amlaj dan al-Jawh, yang akan dikelola dengan aturan yang menyesuaikan standar internasional," demikian pernyataan yang dikeluarkan Saudi Public Investment Fund seperti dikutip dari situs Al Araby, Sabtu (5/8/2017).
Secara spesifik memang tak menyebut soal bikini atau aturan berpakaian.
"Hukum yang setara dengan standar nasional akan diberlakukan di area semi-otonom baru tersebut, yang pembangunannya akan dimulai pada kuartal ketiga 2019," tulis Al Araby.
Isu bikini belum dikonfirmasi pihak kerajaan Arab Saudi.
Namun, keterangan aturan internasional akan diterapkan membuat sejumlah pihak menduga, pemakaian bikini akan dibolehkan. Sejumlah media melaporkan 'era keterbukaan' kerajaan Arab Saudi.
Undang-undang ini berlaku di proyek resort mewah yang akan di bangun di pantai di kawasan Laut Merah.
Resor Laut Merah akan menjadi tempat di mana hukum ketat tentang pakaian wanita dan pemisahan jenis kelamin bisa santai.
Wisatawan juga tidak memerlukan visa untuk bepergian ke daerah tujuan "semi-otonom", dimana beberapa destinasi yang ditawarkan seperti terjun payung, trekking dan panjat tebing.
Pemerintah mengatakan resor yang akan dibangun membentang sejauh 125 mil di sepanjang garis pantai - akan "diatur oleh undang-undang yang setara dengan standar internasional".
Diharapkan resor ini akan mengubah negara tersebut sebagai tujuan pariwisata, seperti yang dilakukan Dubai, dan secara dramatis meningkatkan jumlah pengunjung ke negara Timur Tengah.
Saat ini, beberapa turis Inggris menuju Arab Saudi, memilih Dubai yang lebih santai - di mana Anda diperbolehkan mengenakan bikini di pantai.
Proyek Laut Merah akan mencakup atraksi wisata bawah laut dan cagar alam, dengan beberapa daerah menyerupai hotel mewah, pulau dan laguna seperti yang ada di Maladewa.
Tidak hanya ditujukan untuk pelancong untuk destinasi mewah dan kesehatan, wisata juga akan menampilkan terumbu karang yang terlindungi dan gunung berapi yang tidak aktif.
Pengunjung juga akan dapat melihat satwa liar langka seperti macan tutul Arab dan elang di cagar alam dan tujuan wisata reruntuhan kuno Mada'in Saleh di sebuah situs Warisan Dunia UNESCO.
Pemerintah berharap proyek Laut Merah akan menghasilkan 15 miliar riyal Saudi (53 Triliun) setiap tahunnya ke ekonomi Arab Saudi dan menciptakan 35.000 lapangan kerja.
Proyek yang berasal dari kekayaan negara itu akan dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebagai bagian dari rencana visi 2030.
Pangeran muda tersebut dinobatkan sebagai pewaris takhta oleh ayahnya, Raja Salman pada bulan Juni lalu.
Pangeran tersebut mengawasi perombakan dramatis ekonomi negara Arab Saudi untuk mengurangi ketergantungannya pada ekspor minyak untuk pendapatan.
Sumber
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : hole-puncher-1008542
-
Tungguin Presiden Salat Jumat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo Duduk Santui Di Emperan Masjid
-
Tidak Percaya Dengan Eksekutif, Anggota Dewan Siramkan Air Mineral Lalu Baku Hantam
-
Awan Dengan Warna Pelangi Antara Tajub Dan Heran
-
Misteri Jodoh, Abang-Abang Ternyata Pernah Jumpa Istri Pertama Kali Sebelas Tahun Yang Lalu Saat KKN
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Generative AI dan hubungannya dengan masa depan SEO
18 Juni 2023 20:26
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.