1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

6 hari menanti, kakak korban minta kejujuran dari Lion Air terkait ditemukannya 2 jasad bayi

Penulis : Aleolea Sponge

6 November 2018 09:28

Pihak Lion Air diharap jujur mengenai data manifes

Planet Merdeka - Seorang pria yang mengaku kakak dari korban Lion Air JT610 meminta penjelasan pada tim DVI dan Lion Air soal identifikasi yang ditemukan pada Selasa (30/11/2018).

Pertanyaan itu dilontarkan kakak dari Wita Seriani dalam pertemuan antara keluarga korban dengan direksi Lion Air, Menteri Perhubungan, Kepala Basarnas, KNKT di Ibis Hotel Cawang, Jakarta Timur, Senin (5/11/2018).

"saya abang dari dokter gigi Wita Seriani

2 dari 6 halaman

Mempertanyakan kepada tim DVI perihal bayi yang sudah ditemukan

saya ingin bertanya pada tim DVI. saya tahu keponakan saya, anak dari Wita itu sudah ketemu dari hari selasa, benarkan ? di media.

ini sudah 6 harui belum direkonsiliasi ataupun belum dirilis," katanya dengan nada tinggi. Menurut lelaki tersebut, dari data manifes hanya ada dua bayi di dalam pesawat Lion Air JT610.

"Katanya dari data manifes itu cuma ada dua bayi, apakah susah untuk identifikasi pak ?" katanya masihd dengan nada meninggi.


3 dari 6 halaman

Menantang pihak Lion Air untuk memberi jawaban

Pria ini kemudian meminta kepada pihak Lion Air untuk berdiri. Kakak dari Wita Seriani menanyakan kebenaran dari data manifes Lion Air JT610.

"dan saya tanya sama pihak lion, tolong berdiri pak, jawab jujur pak, apa data manifesnya benar pak ? itu yang saya tanyakan, karena saya sendiri dokter gigi pak, saya tahu, saya sudah menahan emosi selama 8 hari saya di sini pak
4 dari 6 halaman

Menanti 6 hari belum ada hasil

6 hari saya nunggu keponakan saya kok belum dirilis juga, ada apa dengan rekonsiliasinya, identifikasinya ? apa ada yang salah ? mengidentifikasi bayi aja ga bisa, apa lagi orang dewasa,"

katanya. Jenazah dua bayi itu dikabarkan sudah ditemukan pada Selasa (10/10/2018).

Hal itu dipastikan saat Wakapolri Komjen Ari Dono Sukmanto berkunjung ke RS Polri Jakarta tepatnya saat mengecek ruang forensik tempat korban kecelakaan pesawat Lion Air JT 610.

"Iya tadi saya lihat tadi ada potongan tubuh juga saya lihat ada bayi, dewasa sebagian besar, ada juga material sepatu. Itu yang saya lihat tadi. Tadi ada potongan tubuh bayi yang saya lihat," ucap Ari Dono, di RS Polri, Jakarta Timur, Selasa (30/10/2018) pagi.

5 dari 6 halaman

Kekecewaan keluarga korban pesawat Lion Air JT610

Pria ini merasa bingung karena sudah 6 hari lamanya namun hasil identifikasi dari keponakannya belum juga dirilis pihak DVI.

"kan sudah ditemukan hari selasa 10 jenazah dan dua bayi. sampai 6 hari keponakan saya belum ada juga identifikasinya," katanya.

Ia kembali meminta agar pihak Lion Air JT610 untuk berdiri menjawab soal kebenaran dari data manifes.

"tolong pihak lion berdiri satu orang, saya mau bertanya jawab di depan media sekarang, biar nanti ada faktanya,

6 dari 6 halaman

Data manifestasi

Benar atau tidak data manifestasi itu di bandara dua bayi dan satu anak, karena saya ragu pak 6 hari kok belum dirilis juga, karena saya mengerti pak saya juga orang kesehatan.

mau nunggu sampai berapa hari, ini baru ada anak juga belum lagi suami dan istrinya, anak aja kok pak cuma bayi pak," katanya.

Tiga pihak Lion Air, termasuk pemilik Lion Air Rusdi Kirana ikut berdiri saat itu. Satu dari tiga pihak lain kemudian memastikan data manifes itu benar adanya. Dalam data manifes tertulis ada dua bayi dan satu anak kecil dalam pesawat Lion Air JT610.

"data yang dimanifes itu benar pak, jadi ada dua bayi di data penumpang yang terdaftar dalam manifes kami, dua bayi dan satu anak," kata pihak Lion Air.

"saya simpan jawaban bapak," katanya.

Kapusdokker Polri Brigjen Arthur Tampi membenarkan ada dua jasad bayi yang sudah ditemukan. Namun hingga kini DNA dari dua jenazah bayi tersebut belum ada kecocokan.

"di kita ada body part bayi, ada, kita perkirakan itu dari dua bayi, tetapi DNA-nya belum ada yang cocok," terangnya.

Arthur menjelaskan pihak DVI Polri tak mau terjadi kesealahan dalam hasil pengecekan.

"tadi kami sampaikan, kami tak mungkin mau salah menberikan kepada orang tua," katanya.

Arthur juga menjelaskan bahwa tahapan dalam pencocokan DNA harus menempuh wkatu cukup lama.

"kenapa baru 14 saat ini, proses pemeriksaan DNA kami ulangi lagi paling cepatnya 4 hari, sampai 8 hari. kalau 8 hari tidak keluar kami ulang lagi dari awal, sampai kami pastikan teridentifikasi, kenapa dia lama ada 11 taha[an yang harus kami lalui. itu sudah menggunakan teknologi," katanya.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya