1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Alasan sedih pengemis yang disebut tajir di Bogor soal mengapa mengemis setiap hari

Penulis : Queen

22 Maret 2019 10:09

Pengemis identik dengan 'kemiskinan'

Pengemis diidentikkan dengan orang susah yang mengalami keterbatasan dari segi ekonomi. Para pengemis setiap harinya meminta - minta untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun baru-baru ini viral seorang pengemis yang sangat jauh dari kata miskin alias fakir.

2 dari 10 halaman

Viral pengemis tajir di Bogor

Dilansir dari akun Instagram @pojok_bogor Selasa (19/3/2019), seorang pengemis dikabarkan ialah orang tajir namun sering minta - minta di persimpangan Yasmin, Bogor. Ia disebut tajir lantaran ia sering pulang pergi mengemis dengan menggunakan mobil mini bus. Kini sosoknya menjadi viral.
3 dari 10 halaman

Diburu satpol PP

Karena keviralannya inilah akhirnya Satpol PP kota Bogor memburu bapak pengemis tajir tersebut. Mereka mendapati pria tua pengemis hendak meminta-minta. Pengemis itu tak melawan saat ditangkap. Petugas juga mendapati mobil milik pengemis di parkir (atau disembunyikan) di samping sebuah rumah. Kini ia diamankan oleh Satpol PP Kota Bogor.
4 dari 10 halaman

Identitas pengemis

Kamis (21/3/2019), usai diamankan oleh Satpol PP dan dimintai keterangan. Dari situ diketahuilah Identitas pengemis tajir ini. Namanya Herman atau sering disapa Abah Nur. Abah Nur adalah warga Cisauk, Camplang RT 5/ RW 1, Cibungbulang Kabupaten Bogor. Ia tak merasa segan berangkat mengemis lagi karena merasa kabarnya yang beredar di media sosial itu tidak benar. "Iya sudah tau, tadi pagi sebelum berangkat, tau dari anak saya, iya (masih ngemis) karena saya enggak punya salah, apa yang di media sosial itu kan bohong, saya belum punya mobil, enggak ada mobil, katanya juragan angkot itu juga bohong," katanya saat ditemui di kantor Dinas Sosial Kota Bogor, Rabu (20/3/2019).

5 dari 10 halaman

Klarifikasinya soal buka pintu mobil

Soal foto yang beredar tentang dirinya yang akan membuka pintu mobil, Herman menjelaskan bahwa ia sedang akan mengambil baju salin untuk shalat. Pengakuan seorang pengemis tajir setelah digelandang Satpol PP, ternyata punya supir pribadi dan sudah bergelar Haji. "Saya itu mau ambil baju ganti, salin untuk shalat, kalau shalat masa pakai baju kotor, itu yang saya pegang baju salin bukan duit," katanya. Herman juga memberikan keterangan mengenai identitas dirinya saat dimintai keterangan. Berikut fakta soal Abah Nur:

6 dari 10 halaman

 Sudah naik haji

Herman mengaku sudah pernah naik haij bersama istrinya. Ia mengau naik haji dengan menggunakan uangnya sendiri hasil dari menjual sawah warisan orangtuannya. "Saya dapat warisan sawah sama rumah, tahun 74 sawah saya jual saya pakai naik haji, kalau ngemis saya mulai tahun 80an di Jembatan Merah," katanya.

7 dari 10 halaman

Penghasilan hingga 400 Ribu.

Herman juga mengaku bahwa penghasilannya mengemis dalam sehari sekitar antara Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Namun faktanya saat diamankan petugas Satpol PP, Herman sudah mengantongi uang Rp 130 ribu dari jangka waktu mengemisnya jam 06.00 sampai jam 08.00 WIB. Maman seorang supir Herman juga membenarkan jika penghasilannya bisa mencapai Rp 300 ribu dampai Rp 400 ribu per harinya. "Iya kalau lagi ramai lagi dapat banyak bisa Rp 300 - Rp 400 ribu, saya juga suka dikasih Rp 50 ribu tapi kalau lagi dapat banyak, kalau biasanya benar Rp 150 ribu, cuma kalau lagi ramai memang dapat lebih," katanya.

8 dari 10 halaman

Menyewa mobil

Untuk memudahkan mobilitasnya, Herman menyewa sebuah mobil jenis mini bus berwarna hijau dari tetangganya. Dari pengakuan Herman, mobil itu disewanya dengan harga Rp 80 ribu per hari. "Mobil itu sewa, kalau enggak percaya bisa saya panggil yang punya nya, sewanya Rp 80 ribu setengah hari hanya sampai pukul 12.00 WIB," katanya.

9 dari 10 halaman

Diantar jemput sopir

Selain menyewa mobil, ternyata Herman juga menyewa sopir untuk antar jemput dirinya saat mengemis. Hal itu dilakukannya untuk membantunya berpindah tempat saat mengemis. Ia juga mengaku tak mampu berjalan kaki jauh. "Iya Rp 80 ribu itu sudah sama sopir, jadi setengah hari," katanya. Sopir Herman, maman mengaku sudah hampir satu tahun dipekerjakan oleh Herman menjadi sopir pribadi. Selain antar jemput Herman, maman juga melayani sewaan dari orang lain. "Iya kalau ada sewa tarikan ya narik saya, pernah waktu itu ada sewaan ke Jakarta ya saya tinggal saya bilang ada sewaan terus dia naik angkot saya narik," katanya. Maman juga mengaku tidak ada hubungan darah atau kerabat dengan Herman. Hal itu murni dilakukannya karena ia memang berprofesi sebagai sopir sewaan.
10 dari 10 halaman

Alasan sedih Abah Nur mengemis

Herman mengaku bukannya ia tak mau mencari pekerjaan lain atau beralih profesi. Luka yang ia miliki di bagian hidung membuatnya sulit untuk di terima di pekerjaan lain. Bahkan untuk berdagang, menurutnya juga hal yang tidak mungkin. "Dulu saya nertani tapi sawah sudah dijual, ini ngemis kemauan sendiri tanpa ada paksaan, pengen cari usaha lain tapi apa, kalau dagang kann enggak mungkin kondisi fisik saya seperti ini kerja diorang juga tidak diterima," ujarnya. Herman juga mengungkapkan bahwa ia hidup wajar seperti warga kampung lainnya. Ia menyangkal kalau dirinya dipandang hidup mewah dan berlimpah dengan harta. "Saya kalau hidup saya sudah berkecukupan, sudah mapan kehidupan sehari hari cukup saya juga enggak akan ngemis, anak saya kerja mungut sampah di Pamulang, penghasilan Rp 800 ribu dia sudah berkeluarga juga, masa saya masih mau membebani kan enggak," katanya sambil mengeluarkan air mata. Sementara itu dengan adanya fenomena seperti ini, Dinas Sosial Kota Bogor Azrin akan segera melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Bogor.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : queen

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya