Anak Pasien Gebrak Meja Dokter Berlipstik Tebal yang Cuek Pasien Kritis
Penulis : Aleolea Sponge
7 Juli 2017 15:12
Warganet heboh. Gara-garanya, dokter pada Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Berastagi, Kabupaten Karo, dianggap cuek alias tidak acuh terhadap pasien kritis. Saat pasien tiba, respon dokter tidak memadai, ia malah asyik memainkan telepon seluler.
Informasi ini diunggah pemilik akun Facebook Martalena Girsang pada Rabu (5/7/2017) puklul 13.11 WIB.
Berdasarkan penelurusan Tribun-Medan.com, Martalena Girsang seorang perempuan asal Berastagi, Kabupaten Karo, Sumut. Ia lulusan SMA Negeri Berastagi tahun 1987 dan alumnus Sekolah Tinggi Hukum Bandung tahun 1991. Ia kini berdomisili di Jakarta.
Begini tulisan lengkap Martalena Girsang.
Baru saja kubawa bapakku ke Puskesmas Berastagi karena dekat dari rumah untuk pertolongan pertama pikirku, karena bapak sedikit sesak.
Kupatuhi semua administerasi yang ada, ketemulah sama dokter di ruang pemeriksaan. Kuliat dokter perempuan ini santai dengan memainkan hpnya, bukannya sigap mengangkat bapakku ke tempat tidur, malah kakakku dan adikku yg naikkan ke tempat tidur. Dan asistennya agak sedikit malas2an juga ngecek tensi bapakku.
Darahku pun naik ketika Dokter perempuan berlipstik tebal ini mengatakan begini, "kenapa gak kalian bawa ke Amanda saja atau Efarina saja, bapak ini sudah tua."
Dgn gaya angkuhnya tanpa menunjukkan RELAWAN seorang Dokter, padahal sesak bapakku aja belum dianalisa.
Dengan emosi tingkat tinggi kugubrak meja kerjanya sambil aku bilang, "dok saya pun tau mau ke mana bapakku kuajak berobat untuk pertolongan pertama aku datang dulu ke puskesmas ini," kataku.
"Lagi kalaulah Dr. Matondang masih hidup, pastilah bapakku langsung digendongnya bukan seperti dokter lipstik dokter aja yg tebal," kataku lagi.
"Dok coba tanya ke tua2 Berastagi, siapa Pak Girsang ini, dan siapa saya. Pantasan di puskesmas ini tidak berminat pasien datang beda dengan zaman Dr.Matondang."
Ahirnya kutinggalkan PUSKESMAS Berastagi ini dgn hati yg penuh AMARAH, hampir semua staffnya sibuk menggantung buah2an di teras puskesmas tidak sesibuk mengurus Pasien.
Oh Dokter...oh Dokter, Dokter Stefanus meninggal karena kelelahan kerja, dokter berlipstik tebal ini entahlah mau jadi apa.
Maaf klu kekesalan hatiku kuunggah di FB ini spy bisa berpikir mau kemana kita klu pas kita sakit.
#Aku sadar aku hrs membawa didalam doa semua profesi dokter.
Status Martalena menjadi heboh alias viral di media sosial.
Berselang 19 jam setelah Martalena mengunggah statusnya, hingga pukul 08.20 WIB, Kamis (6/7/2017), informasi ini telah disebarluaskan 589 warganet facebookers, dan disukai 841 lainnya.
Dokter jaga yang melayani ayah Martalena bernama Riris Magdalena. Hal ini terlihat dari tanggapan seorang pemilik akun Facebook Riris Magdalena, yang memberi klarifikasi, Kamis dinihari, pukul 02.19 WIB.
Dokter Riris menyatakan permohonan maafnya.
"Saya juga minta maaf buat saudara saya, Martalena karena sikap saya tadi Siang atas sikap saya..." tulis Riris dalam kolom komentar.
Ia melanjutkan, "Munggkin semua karena saya yang panik dengan pasien yang datang sesak dan dipapah. Terus terang sebenarnya trauma kalau ada pasien datang dengan keluhan sesak, mungkin dikarenakan suami saya yg menderita peny jantung koroner."
Begini pernyataan lengkap dokter Riris.
Selamat pagi.... pertama saya mengucapkan puji syukur bapak kita sehat .ini kebahagiaan buat kita terutama buat saya ...Saya juga minta maaf buat saudara saya martalena krna sikap saya tadi Siang atas sikap saya ...
Mgkin semua karena saya yg panik dengan pasien yg dtg sesak dan dipapah terus terang sebenarnya trauma kalau ada pasien dtg dgn keluhan sesak mgkin dikarenakan suami saya yg menderita peny jantung koroner jd setiap suami saya bilang sesak nafas saya langsung ajak ke rs efarina krna ada dokter spesialis jantungnya dan segera mendapat oksigen dan obatan yg lengkap...
Maaf itu yg membuat saya menyuruh lena lsg ke rs amanda atau efarina berhub oksigen tdk ada di ruangan periksa saya td...
Tabung oksigen sebenarnya ada digudang tp sering kosong jd bagaimana supaya cepat tertangani mknya saya anjurkan ke rs..
Juga obat obatan isdn atau isosorbid dinitrat sering tdk tersedia dan juga pengencer darah spti aspilet juga jarang tersedia mknya saya sengaja td tdk bilangkan gak ada obat untuk pertolongan pertama buat serangan jantung dan jg gak ada oksigen..
Krna saya takut menyampaikannya kurang ethis pikiran saya jd biarlah saya diamkan..
Maaf buat kapus saya terpaksa saya utarakan.. Td dari penampakan bapak kita juga sesak dan gak sanggup jln sehingga harus dipapah mknya pikiran saya harus segera di bawa ke rs aja .. dan pas juga waktu ditensi td bpk kita 180 per 100 umur bapak 84 tahun.. Jd saya lsg bilang seperti itu lena...
maafkan saya ya lena menganggap bpk spti penyakit suami saya sendiri yg sering sesak nafas krna peny jantungnya...
Dan saya tdk berbohong demi Tuhan semalam juga suami saya berkeluh sesak nafas dan nyeri dada... dan ada rencana kami pertengahan bulan buat cateterisasi lagi di rs murni teguh...
Ini masih ditahankannya dulu sampai anak saya selesai ujiannya... Sekali lagi maafkan saya ya lena..
Salam buat bapak kita maaf bilang sama bpk kita ya lena...Juga buat kakak dan abang tadi dengan sikap saya ...
Saya sudah menerima hukuman sosial dari teman semua dan saya berusaha memakluminya semoga menjadi koreksi buat saya khususnya...
kalau ada kesempatan kita bisa ketemu ya lena oh ya td aku ada masenger lena biar ketemu tp sptinya blum lea balas apa baca ya.. Gpp mgkin skrg waktu terbaik saya klarifikasinya... SEkali lagi maafkan saya.. SElamat pagi GBus
Persoalan yang diunggah Martalena mendapat ratusan tanggapan.
Kolom komentar pun banyak sekali, hingga pukul 08.26 WIB, komentar mencapai 448 pernyataan, sebagian besar mendukung langkah Martalena sekaligus menyayangkan sikap dokter Puskesmas Berastagi.
Riris beberapa kali menanggapi komentar warganet. Tercatat, 18 kali dia ikut bersahut-sahutan. Dia pun mengaku memainkan ponsel, saat Martalena membawa ayahnya ke Puskesmas.
Berikut tulisan Riris, "Tadi pertama saudara saya lena datang duluan.. lena baek menyapa mau berobat saya tanya mana pasiennya lagi menuju keruangan..dan disitu bener saya masih ber hp...Dan setelah saya lihat bapak dipapah sm abang dan kk tadi saya tanya knpa .. sesak jawab lena lsg la pikiran saya bawa ke rs aja krna lsg terpatron diotak saya peny jtg serta alat dan obat gak ada... Tp gak saya sampaikan alasan saya pikiran saya biar bapak lsg ditangani segera itu td pak saya trauma sama orang yg keluhan sesak nafas ..mengenai lipstik tebal perasaan saat itu kebetulan memakai lipstik yg mate biasanya sekali minum luntur... tp lena mgkin sudah kesal dan memukul meja kami jadi bingung gak tau ngomong apalagi apalagi lena marah besar mengenai staff malas mgkin krna sdah down mentalnya jd bingung semua... KAlau masalah buah...Besok ada acara pesta buah dan bunga setiap tahunnya jd mmg sibuk semua menghias dan mengatur persiapan hari ini....Taoi saya akui saya salah ..Dan terimakasih dukungannya ya pak.."
Warganet, Lidia Valentina Depari menulis, "Tapi setidaknya sebagai seorang dr kalo ada pasien yg datang apalagi sedang sesak dan harus di papah...setidaknya dr menunjukkan sikap sigap gitu untuk membantunya sembari di jelaskan klo memang peralataan tidak lengkap .maaf ya dr...."
Dokter Riris Magdalena menjabawab, "Itulah kesalahan saya buk Lidia Valentina Depari...saking takutnya bapak tdk bisa saya layani mknya refleks terucap bawa ke rs aja.... KRna saya takut membilangkannya lagi gak ada oksigen dan gak ada obat..kami jd terbodoh semuanya serba salah gak tau blg apa"
Poetra Nangin menulis komentarnya, "Itu udah di klarifikasi sama Dokter nya.
Semoga jadi pelajaran bu..
Dan semoga lebih sigap.
Gbu
Riris Magdalena"
Kemudian tokter Riris menimpali, "Makasih ya pak saya sangat menyesalkan kejadian semalam siang..Seandainya waktu bisa diulang saya akan lbh tenang dan bersikap lebih baik...Jujur mental saya jadi jatuh tapi ini pelajaran buat saya...GOD BLESS TOO.."
Dokter Riris pun mengucap terima kasih dan merasa telah dimaafkan Martalena.
Martalena Girsang menulis, "@Terimakasih saudaraku atas simpati dan saran2nya hal ini akan kami tindaklanjutin karena dukungan dari saudara dan saudariku semua,demi pasien2 yg lain,siapa lagi yg bisa mengubah Puskesmas B.tagi kalau bukan kita.....semoga dgn kejadian ini semua pelayanan publik lebih care kepada semua yg dilayani,terimakasih ya saudara dan saudariku.Semoga niat baik kita ada jalan keluar,God Bless Us"
Komentar Dokter Riris, "Terimakasih ya lena tnyta kamu mmg baik dan mau memaafkan saya...sekali lagi makasih bnyk ya lena kalau bisa sebelum lena balek ke jakarta bisakah kita ketemu dulu td aku ada mesengger Ke lena tp blum kam balas.."
SUMBER
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : aleole
-
Tungguin Presiden Salat Jumat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo Duduk Santui Di Emperan Masjid
-
Tidak Percaya Dengan Eksekutif, Anggota Dewan Siramkan Air Mineral Lalu Baku Hantam
-
Awan Dengan Warna Pelangi Antara Tajub Dan Heran
-
Misteri Jodoh, Abang-Abang Ternyata Pernah Jumpa Istri Pertama Kali Sebelas Tahun Yang Lalu Saat KKN
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Generative AI dan hubungannya dengan masa depan SEO
18 Juni 2023 20:26
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.