1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Tak rukun dengan tetangga, istri teroris Dedi pernah cakar-cakaran

Penulis : Moana

18 Mei 2018 10:20

Dedi ditembak mati karena melawan saat hendak ditangkap

Planet Merdeka - Pada Selasa (15/05/2018) lalu, pihak kepolisian dan Densus 88 melakukan penggerebekan kepada seorang terduga teroris bernama Dedi Sulistiantono alias Teguh (41), di rumah kosnya, di Jalan Sikatan IV, Manukan Wetan, Tandes, Surabaya. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera membenarkan Dedi ditembak mati karena berupaya melawan saat hendak ditangkap.

Penggeledahan rumah kos Dedi oleh petugas kepolisian berlangsung hingga Rabu dini hari. Di antaranya dilakukan peledakan bom rakitan yang ditemukan di dalam rumah kos tersebut. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, usai meninjau rumah kos Dedi juga membenarkan bahwa Dedi warga Surabaya.

"Dedi ini orang Surabaya. Dia adalah adik kandung dari terduga teroris yang meledakkan diri di Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Sidoarjo. Tapi yang soal kegiatan terorisnya ini biar polisi yang menjelaskan," katanya.

Risma memastikan, dari beberapa pengalaman terduga teroris kerap bersembunyi dan beraktivitas di rumah kos atau kontrakan, mulai besok akan diterapkan sistem yang dapat mendeteksi kegiatan mereka.

2 dari 3 halaman

Istri Dedi ditetapkan sebagai tersangka

Polisi telah menetapkan istri Dedi, Suyanti sebagai tersangka. Dedi sendiri merupakan adik dari Anton Ferdiantono, terduga teroris yang tewas dilumpuhkan polisi usai meledakkan bom 'senjata makan tuan' di Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Sidoarjo.

"Iya, istri Dedi sudah kami tetapkan sebagai tersangka," ujar Kabid Humas Polda Jatim Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi di Polda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Rabu (16/5/2018).
3 dari 3 halaman

Istri Dedi pernah cakar-cakaran dengan tetangga

Ketua RT tempat tinggal Dedi mengatakan jika sehari-hari terduga teroris yang ditembak mati itu berjualan ikan.

"Selama sekitar lima tahun indekos di Jalan Sikatan IV, Pak Teguh sehari-harinya berjualan ikan dan jajanan gorengan di Pasar Sikatan," ujar Ketua RT 6/ RW 2 Kelurahan Manukan Wetan, Tandes, Surabaya, Ramin.

Menurut dia, yang terlihat bekerja cuma Dedi. Sedangkan istrinya, hanya dikenal sebagai ibu rumah tangga. Warga sekitar menyebut Suyanti, dengan sapaan Keceng, karena perawakannya yang terbilang kurus. Istri Dedi sejak pertama kali tinggal di Jalan Sikatan IV Surabaya tidak berjilbab. Baru terlihat berjilbab sejak beberapa bulan terakhir. Menurut Ramin, Suyanti masih kerap kali buka-pasang jilbab.

"Yang jelas istri Pak Teguh tidak memakai cadar," katanya.

Seorang pria yang kerap disapa Pak Ji (53) yang pernah menjadi tetangga kos dari keduanya pasutri itu pun memberikan pengakuan mengejutkan soal sosok istri Dedi.

"Beberapa kali pindah kos itu karena istrinya ini sering bertengkar sama tetangga. Bahkan pernah ada sampai cakar-cakaran dulu itu. Makanya pindah kesana-sini," kata Pak Ji.

"Suaminya ini kan ga jelas. Ada yang bilang satpam. Ada yang bilang pernah jadi tukang las," katanya.

Lebih lanjut, Pak Ji memberikan informasi bahwa Suyanti baru mengenakan hijab dalam kurun waktu 1-2 tahun terakhir. "Pokoknya belum lama kok Mas. Tapi ya jilbabannya biasa gitu. Nggak cadar. Paling juga pakai masker gitu," jelasnya.

Terkait pola pendidikan yang diterapkan keluarga Dedi, Pak Ji menegaskan bahwa Ia ingat dengan pasti jika anak mereka tidak diijinkan untuk bersekolah. "Sudah naik kelas 2 SMP Mas, ga boleh sekolah. Gila itu," pungkasnya.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya