1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Begini Kondisi terkini Rina Wulandari Istri Kopda Muslimin, Setelah Ditembak Pembunuh Bayaran Suruhan Suaminya

Penulis : Joernoy

15 Agustus 2022 08:50

Kondisi terkini Rina Wulandari iIstri Kopda Muslimin

Planet Merdeka - Kondisi terkini Rina Wulandari setelah ditembak pembunuh bayaran suruhan suaminya, Kopda TNI Muslimin. Tampak kondisi Rina Wulandari masih lemas terkulai.  Tubuh Rina Wulandari terbaring di atas bangsal rumah sakit.

Rina masih menggunakan selang oksigen di hidungnya.  Tampak wajahnya masih pucat.  Kondisi terkini Rina dibagikan akun tiktok bambangsaptono. Namun, Rina terlihat tegar dan memberikan senyuman kepada para anggota TNI yang meluangkan waktu untuk menjenguknya. 

"Makasih bapak-bapak sudah menjenguk," Ujar Rina. 

Tampak beberapa pria berseragam TNI mendoakan Rina agar lekas sehat. Diketahui, Penembakan istri TNI, Rina Wulandari di Jalan Cemara III RT 8 RW 3 Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik Semarang telah direncanakan suaminya sendiri, Kopda Muslimin. 

Setelah diusut dan terbongkar, kopda Muslimin sembunyi di rumah orangtuanya.  Lalu ia meminta maaf kepada orangtuanya.  Tak disangka setelah itu kopda Muslimin bunuh diri dengan meminum racun.

2 dari 3 halaman

Kronologi

Tim gabungan Polda Jateng dan Kodam IV/Diponegoro menangkap lima pelaku penembak istri Kopda Muslimin dan dihadirkan pada Konferensi Pers yang dihadiri Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal DudungAbdurachman di Mapolda Jateng, Senin (25/7).

Kelimanya dibekuk tim gabungan Polda Jateng dan Kodam IV/Diponegoro di tempat terpisah, yakni Kecamatan Sayung Kabupaten Demak; Kecamatan Kebon Agung Kabupaten Demak; Jatinom Kabupaten Klaten; dan Sragen.

Kelimanya diangkut menggunakan mobil barakuda milik Brimob Polda Jateng dan dipapah saat dihadirkan di hadapan awak media.

Selain menangkap lima tersangka, Polisi juga mengamankan barang bukti pistol, dan dua kendaraan berupa motor Ninja warna hijau serta Beat street warna hitam yang digunakan saat mengeksekusi korban.

Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi menerangkan, motif kelima tersangka tersebut melakukan perbuatan keji karena memperoleh upah. Kelima tersangka itu memiliki peran masing-masing.

"Tersangka Sugiono, dan Ponco Aji Nugroho satu tim eksekutor berboncengan menggunakan Ninja.

Kemudian Supriono dan Agus Santoso tim pengawas menggunakan kendaraan Beat.

Kami juga menangkap penyedia senjata api, Dwi Sulistiono," bebernya.

Menurutnya, H-3 sebelum kejadian telah terjadi transaksi senjata api disinyalir rakitan seharga Rp 3 juta.

Kemudian keempat pelaku melakukan pematangan eksekusi pada pukul 08.00, Senin (18/7). Penembakan dilakukan pada pukul 11.38 WIB.

"Dua pelaku mengikuti korban yang saat itu menjemput anaknya dari sekolah.

Eksekusi penembakan dilakukan sebanyak dua kali oleh Sugiono," tutur dia.

Dikatakannya, penembakan dilakukan Sugiono bersama timnya berdasarkan instruksi suami korban yakni Kopda Muslimin. Tembakan pertama disanyalir tidak mematikan korban.

"Kemudian setelah penembakan pertama Sugiono yang telah kembali ke pos sekitar 200 meter dari tempat kejadian perkara (TKP).

Kemudian mendapat instruksi dari suami korban untuk melakukan penembakan kedua," tutur dia.

Irjen Luthfi menuturkan, tembakan pertama disinyalir tembus di tubuh korban dan ditemukan proyektil di lokasi kejadian. Sementara tembakan kedua disinyalir bersarang di tubuh korban.

"Saat ini dua proyektil telah kami amankan dan korban dilarikan ke Rumah Sakit," tutur dia.

Irjen Luthfi menerangkan, kelima pelaku tersebut mendapat honor Rp 120 juta dari Kopda Muslimin setelah menembak korban.

Upah kompensasi diberikan saat kopda Muslimin menunggu istrinya menjalani perawatan di rumah sakit berada di Banyumanik. Kopda Muslimin menelpon sang eksekutor untuk mengambil upah yang telah disediakannya untuk dibagikan ke pelaku lainnya.

"Saat itu suami korban keluar dari rumah sakit menuju minimarket kurang lebih 300 meter dari rumah sakit bertemu tersangka.

Saat itulah uang kompensasi Rp 120 juta diserahkan dan telah dibagi 5 orang," jelasnya saat Konfrrensi Pers di Mapolda Jateng. Tidak membutuhkan waktu lama menangkap kelima tersangka penembakan. Kasus tersebut terungkap 4 hari setelah kejadian tepatnya Kamis (21/7).

"Pada hari tersebut pukul 20.00 Sugiono ditangkap, keesokan harinya pukul 13.00 Agus Santoso ditangkap, dan hari berikutnya dua tersangka ditangkap beserta penyedia senjata api," terangnya.

Disisi lain, kata Kapolda, upaya menyingkirkan Rina Wulandari dari hidup Kopda Muslimin telah dilakukan sejak sebulan yang lalu. Berdasarkan keterangan tersangka Sugiono, Kopda Muslimin telah merencanakan menyingkirkan nyawa istri sah demi wanita lain dengan berbagai cara.

"Sebulan yang lalu keterangan Babi (Sugiyono) diperintahkan untuk meracun. Kemudian mencuri targetnya istrinya mati. Ketiga santet," tuturnya.

Menurut Kapolda, keterangan tersangka tersebut belum dilakukan kroscek dengan suami korban. Pihaknya saat ini sedang memburu keberadaan suami korban selaku dalang penembakan.

"Tetapi perencanaan ini timbul sebelum eksekusi dilakukan dengan menyiapkan senjata, rapat mematangkan rencana, dan membuntuti korban.

Sebelumnya dilakukan upaya lain yaitu meracuni, menyantet, pura-pura maling, dan terakhir di tembak," tutur dia.

Kapolda mengatakan hingga saat ini telah delapan saksi diperiksa. Termasuk diantaranya pacar simpanan Kopda Muslimin berinisial W yang juga ikut diperiksa.

"W sempat lari dan kami amankan.

W inilah yang membuatnya (Kopda Muslimin) melakukan yang tidak patut dan melawan hukum," tutur dia.

Ia mengatakan, para tersangka dijerat dengan 340 KUHP Jo 53 KUH Pidana. Tersangka terancam hukuman pidana mati atau penjara seumur hidup atau paling lama 20 tahun.

"Barang bukti yang diamankan satu pucuk senjata api, empat butir peluru yang tersisa di pistol, satu unit Beat hitam digunakan untuk mengawasi, satu unit Ninja Hijau telah dirubah warna dan digunakan eksekutor.

Kemudian celana jins yang digunakan tersangka, sepatu. Tidak hanya motor, dan emas hasil kompensasi. Selain itu rekaman CCTV," imbuhnya.

Ia menambahkan perkara tersebut masih terus dilakukan pengembangan memburu suami korban yakni Kopda Muslimin, yang merupakan dalang penembakan. Tim hingga saat ini masih berusaha untuk mengungkap.

"Saya mengimbau suami korban agar segera menyerahkan diri sebelum tim melakukan tindakan tegas kepada yang bersangkutan," katanya.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Dudung Abdurachman mengatakan, saat ini suami korban dalam tahap pencarian. Pihaknya telah memerintahkan Pangdam IV/Diponegoro untuk berkoordinasi dengan Kapolda Jateng untuk segera melakukan pencarian.

"Bahkan kehadiran Danpuspom dan Asintel karena yang bersangkutan mungkin tidak berada di Jawa Tengah bisa dilakukan pencarian dengan cepat," tuturnya.

Ia menuturkan TNI sangat transparan kepada anggotanya yang melanggar hukum. Pihaknya akan menindak tegas bagi anggota yang melanggar hukum.

"Bagi anggota yang melanggar akan dihukum dengan seberat-beratnya," tutur dia.

Di sisi lain, tersangka penyedia senjata Dwi Sulistiyono saat ditanya Kasad terkait senjata itu mengaku hanya dititipi. Dia mendapatkan senjata itu bukan dari militer.

"Saya hanya dititipi senjata dari orang umum," tandasnya.
3 dari 3 halaman

@kanjengsolo Istri TNI yang ditembak pembunuh bayaan #fyp #jokowi ♬ Instrumen Piano Sedih - kucing tetangga

Eksekutor tetap dihukum

Kematian Kopda Muslimin tidak mempengaruhi proses hukum 5 pelaku penembak istrinya Rina Wulandari di Cemara III III RT 8 RW 3 Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Danpom IV/Diponegoro, Kolonel (CPM) Rinoso Budi mengatakan kasus penembakan Rina Wulandari masih dalam penyelidikan Polri.

Hingga saat ini belum ada pelimpahan.

"Meskipun dari pengakuan saksi yang ada dan termasuk lima eksekutor tersebut mengarah kepada Kopda Muslimin.

Karena yang bersangkutan saat itu belum tertangkap sehingga belum bisa dilimpahkan dan hari ini meninggal dunia," ujarnya, Kamis (28/7/2022).

Menurutnya, sesuai pasal 77 KUHP, kasus yang menjerat Kopda Muslimin ditutup karena telah meninggal dunia. Namun proses hukum untuk 5 pelaku eksekutor masih terus berlanjut.

"Yang diproses melalui Peradilan Militer hanya Kopda Muslimin," tutur dia.

Sementara itu Asintel IV/Diponegoro Kolonel Inf Wahyu menuturkan selama buronan Kopda Muslimin terdeteksi berada di Jawa Tengah. Tim gabungan Kodam IV/Diponegoro dan Polda Jateng terus mencari keberadaan Kopda Muslimin hingga akhirnya ditemukan tewas di rumah orang tuanya di Kendal.

"Saya tidak bisa menyampaikan. Bahwa pencarian masih di seputaran Jawa Tengah dan sekarang yang bersangkutan ditemukan di rumah orang tuanya," tandasnya.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : joernoy

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya