Beredar Video Pernyataan Pria yang Diduga Pimpinan KKB yang Bunuh Para Pekerja Trans Papua
Penulis : Moana
14 Desember 2018 13:39
31 pekerja jembatan tewas dibunuh KKB
Planet Merdeka - Minggu, 2 Desember 2018, Indonesia dikejutkan dengan peristiwa tragis yang terjadi di Papua. 31 orang pekerja jembatan di Nduga dan seorang anggota TNI tewas usai dibunuh oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
31 pekerja yang meninggal tersebut merupakan karyawan BUMN PT Istaka Karya. Pembunuhan 31 pekerja itu terjadi di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.
2 dari 6 halaman
Pimpinan KKB Egianus Kogeya beri pernyataan
Pimpinan KODAP III Ndugama Egianus Kogeya memposting di akun facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Dalam postingan tersebut, Egianus mengklaim jika dirinya bukan membunuh warga sipil yang bertugas sebagai pekerja proyek Trans Papua, melainkan, Egianus mengatakan jika yang mereka bunuh tersebut adalah aparat militer.
"Bukan warga sipil yang kami di tembak, tapi itu Anggora Militer murni TNI Dansipur (maksudnya mungkin Denzipur) dengan identitasnya lengkap dan 2 pistol sebagai barang bukti kami sita," kata Egianus.
"Bukan warga sipil yang kami di tembak, tapi itu Anggora Militer murni TNI Dansipur (maksudnya mungkin Denzipur) dengan identitasnya lengkap dan 2 pistol sebagai barang bukti kami sita," kata Egianus.
3 dari 6 halaman
Egianus menyebut pasukan tak memakai seragam
Demi memperkuat pernyataannya, Egianus mengatakan bahwa para pekerja itu selalu menggunakan kode 55. Dan menurutnya itu hanya diketahui oleh aparat militer Indonesia. Dan itu adalah TNI, menurut pantauan dan pernyataan Egianus.
"Apa artinya 55? Mereka pekerja satuan Denzipur selalu pake kode 55. Ini hanya tentara Indonesia yang tau. Mereka itu TNI," kata Egianus
"Apa artinya 55? Mereka pekerja satuan Denzipur selalu pake kode 55. Ini hanya tentara Indonesia yang tau. Mereka itu TNI," kata Egianus
4 dari 6 halaman
Siap perang
Selanjutya Egianus mempertanyakan dan memohon pertanyaannya ini diteruskan kepada Presiden Joko Widodo, Panglima TNI dan Polri mengenai persenjataan yang dimiliki oleh militer Indonesia. Egianus menganggap bahwa TNI sangat berlebihan dalam menghadapi pihaknya dengan menggunakan peralatan canggih macam helikopter dan bom udara.
"Militer Indonesia berperang melawan negara mana? Sebab mereka berlebihan menggunakan peralatan perang yang canggih seperti Helikopter, BOM dari Udara serta serangan udara dan darat seakan-akan berperang melawan negara merdeka dengan peralatan militer yang setimpal. Kami siap perang darat saja di medan perang," tegasnya.
Egianus juga mengatakan bahwa dirinya siap perang berapapun jumlah anggota militer yang akan diturunkan. Dan Egianus kembali menegaskan bahwa dirinya siap perang di darat dengan menggunakan senjata api tanpa bantuan perlengkapan yang lain.
"Berapa pun militer Indonesia kirim kesini, kami siap lawan hanya senjata lawan senjata kamai punya medan perang disini," ungkap
"Militer Indonesia berperang melawan negara mana? Sebab mereka berlebihan menggunakan peralatan perang yang canggih seperti Helikopter, BOM dari Udara serta serangan udara dan darat seakan-akan berperang melawan negara merdeka dengan peralatan militer yang setimpal. Kami siap perang darat saja di medan perang," tegasnya.
Egianus juga mengatakan bahwa dirinya siap perang berapapun jumlah anggota militer yang akan diturunkan. Dan Egianus kembali menegaskan bahwa dirinya siap perang di darat dengan menggunakan senjata api tanpa bantuan perlengkapan yang lain.
"Berapa pun militer Indonesia kirim kesini, kami siap lawan hanya senjata lawan senjata kamai punya medan perang disini," ungkap
5 dari 6 halaman
Egianus kembali membuat pernyataan
Dan kali ini, Egianus kembali membuat pernyataan. Dalam pernyataannya itu Egianus menyebut bahwa pihaknya akan memboikot jalannya Pemilihan Presiden tahun 2019. Bahkan Egianus juga melarang seluruh pejabat baik Gubernur, Bupati hingga DPRD di Papua memberikan suaranya di Pilpres tersebut.
Video pernyataan Egianus ini diunggah di akun facebook TPNB. Dan dari keterangan diketahui bahwa Egianus berpangkat Brigjend yang merupakan seorang Panglima KODAP III Ndugama.
Video pernyataan Egianus ini diunggah di akun facebook TPNB. Dan dari keterangan diketahui bahwa Egianus berpangkat Brigjend yang merupakan seorang Panglima KODAP III Ndugama.
6 dari 6 halaman
Isi pernyataan Egianus Kogeya
Dan berikut isi pernyataan dari Egianus.
"Data lengkap akan menyusul.
Poin yang kedua adalah boikot pilpres 2019 jadi dengan tegas bahwa saya sampaikan bahwa Gubernur Papua dan Gubernur Papua Barat dan Bupati-bupati dan DPRD, DPRD tidak boleh kasih suara untuk pemilihan presiden 2019. Karena rakyat saya diharuskan oleh presiden sendiri. Dan saya bukan minta uang, bukan minta bangunan, bukan minta pelebaran kabupaten, bukan minta bikin jalan, bukan minta segala macamnya, saya minta pengakuan dilepas oleh NKRI. Saya bukan minta uang, bukan minta bangunan, bukan minta segala macamnya, saya minta pengakuan dilepas oleh NKRI, di pisah oleh NKRI, Papua mau tidak mau harus merdeka," ucapnya.
"Data lengkap akan menyusul.
Poin yang kedua adalah boikot pilpres 2019 jadi dengan tegas bahwa saya sampaikan bahwa Gubernur Papua dan Gubernur Papua Barat dan Bupati-bupati dan DPRD, DPRD tidak boleh kasih suara untuk pemilihan presiden 2019. Karena rakyat saya diharuskan oleh presiden sendiri. Dan saya bukan minta uang, bukan minta bangunan, bukan minta pelebaran kabupaten, bukan minta bikin jalan, bukan minta segala macamnya, saya minta pengakuan dilepas oleh NKRI. Saya bukan minta uang, bukan minta bangunan, bukan minta segala macamnya, saya minta pengakuan dilepas oleh NKRI, di pisah oleh NKRI, Papua mau tidak mau harus merdeka," ucapnya.
- Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
- Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana
-
Tungguin Presiden Salat Jumat, Ibu Negara Iriana Joko Widodo Duduk Santui Di Emperan Masjid
-
Tidak Percaya Dengan Eksekutif, Anggota Dewan Siramkan Air Mineral Lalu Baku Hantam
-
Awan Dengan Warna Pelangi Antara Tajub Dan Heran
-
Misteri Jodoh, Abang-Abang Ternyata Pernah Jumpa Istri Pertama Kali Sebelas Tahun Yang Lalu Saat KKN
KOMENTAR ANDA
Artikel Lainnya
-
Generative AI dan hubungannya dengan masa depan SEO
18 Juni 2023 20:26
Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.