1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Bikin heboh! Mantan juara dunia bulutangkis tunggal putri China ini pilih jadi warga Klaten

Penulis : Moana

16 April 2018 10:01

Mundur dari dunia perbulutangkisan

Sosok perempuan asal China ini pernah pernah menjadi sorotan dunia pada tahun 1990-an lalu. Kiprahnya di dunia bulutangkis seolah melejit setelah dirinya menjadi pemain perempuan nomor satu dunia. Saat kariernya sedang berada di puncak, Huang Hua, perempuan cantik asal Nanning, Guangxi, China itu justru memilih mundur dari dunia perbulutangkisan. 

Tak lama setelah mundur dari dunia yang membesarkan namanya dan juga mengharumkan negerinya itu, Huang Hua kemudian menikah dengan pria asal Klaten, Jawa Tengah. 

Setelah sekitar 25 tahun menetap di Jalan Mayor Kusmanto, Sekarsuli,Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah, Huang Hua benar-benar tak aktif lagi di dunia bulu tangkis. Huang Hua ternyata lebih memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, mengurus tiga putranya, dan membantu bisnis properti milik suaminya.

2 dari 7 halaman

Susah move on dari bulutangkis

Ditemui di rumahnya, Huang Hua yang didampingi suaminya Tjandra Budi Darmawan, menceritakan keinginannya dulu pindah dan menetap di Indonesia serta akhirnya memutuskan menjadi WNI. Wanita yang kini sudah fasih menggunakan bahasa Indonesia ini pun menceritakan tentang kisahnya saat bangkit dari dunia bulutangkis. Pada awal ia hidup dan tinggal di Indonesia, ternyata Huang Hua mengalami begitu banyak kesulitan karena berada lingkungan yang baru apalagi dirinya juga tak punya teman di Indonesia.

"Setelah pensiun dari tim China sejak tahun 1993, selama empat hingga lima tahun saya seperti susah terlepas dari bulu tangkis. Saya seperti kangen terus bermain bulutangkis. Namun situasi sepertinya tidak memungkinkan saya main lagi. Dan dan akhirnya saya memilih fokus mengurus rumah tangga," ujar Huang Hua.

Namun, meskipun sekarang tak lagi bermain bulutangkis, Huang Hua masih sering mengikuti pertandingan yang ditayangkan di televisi.

3 dari 7 halaman

Tolak tawaran jadi pelatih

Sepuluh tahun setelah pensiun dari timnas China, ternyata Huang Hua masih sempat berkumpul dengan eks pemain dunia untuk reuni di Jepang. Selain itu, dia juga masih sering berkomunikasi dengan lawan mainnya, sesama mantan pemain kelas dunia asal Indonesia yakni Susi Susanti. Bahkan sesekali, ia bersama suaminya juga menyambangi dan berdiskusi dengan Susi di markas pelatnas PBSI yang ada di Jakarta.

"Jadi mantan juara dunia kumpul bertanding di Osaka," kenang Huang Hua.

Ternyata setelah lama menetap di Indonesia, Huang Hua sempat ditawari untuk menjadi pelatih tunggal putri Indonesia pun pernah didapatkannya. Namun, ia menolak tawaran itu. Karena bagi dirinya, menjadi seorang pelatih itu membutuhkan totalitas waktu dan pikiran. Sedangkan ia menyadari posisinya sebagai seorang ibu rumah tangga yang harus menjaga tiga anaknya dan tinggal jauh dari Jakarta menjadi alasannya menolak menjadi pelatih pemain putri Indonesia.

"Setelah saya bicara dengan suami dan anak-anak bila saya jadi pelatih saya harus ke Jakarta. Semua waktu harus fokus melatih makanya bagi saya sangat berat. Apalagi bisnis suami saya semuanya di sini," kata Huang Hua.

Huang Hua pun menegaskan bahwa menjadi seorang pelatih tak bisa hanya dibuat sambilan. Karena seorang pelatih yang baik harus mendidikasikan penuh waktu dan tenaganya untuk melatih para pemainnya menjadi yang terbaik.

"Semua pelatih yang saya lihat penuh dengan dedikasi dan tidak bisa bekerja sambilan. Jadi pelatih juga harus mengikuti seluruh perkembangan pemain," ungkap Huang Hua.

Mengenai tim putri bulu tangkis Indonesia, Huang Hua menilai tim tunggal putri Indonesia masih butuh perjuangan karena dari yang ia lihat para pemain tunggal putri Indonesia dalam bermain masih kurang percaya diri.

"Saya lihat pemain ladies single main kurang percaya diri. Padahal saya lihat mereka latihannya keras lho. Dan sekarang masih dibenahi sama Susi," jelas Huang Hua.

Huang Hua pun memberikan saran untuk para pemain dalam menumbuhkan rasa percaya diri. Menurut Huang Hua seorang atlet itu harus memiliki mental dan teknis main yang kuat. Ia mencontohkan pemain tunggal putri India dan Jepang yang berjuang gigih dan pantang menyerah saat bertanding.

4 dari 7 halaman

Penerus Bulutangkis

Tak mau kehilangan generasi penerus, Huang Hua pun pernah mencoba melatih tiga buah hatinya saat mereka masih kecil, yakni Tjandra Michael (22), Tjandra Christian (18), dan Tjandra William (18) agar tertarik untuk bermain bulutangkis. Namun rupanya tiga putranya itu tak tertarik dengan apa yang pernah ia geluti tersebut.

"Saat masih kecil saya pernah coba ajarkan mereka latihan. Saya ingin waktu itu anak saya lebih baik dari saya. Tetapi rupanya mereka tidak menyukai bulu tangkis, " kata Huang Hua tersenyum.

Huang Hua pun menceritakan bahwa dirinya mulai berlatih main bulutangkis sejak kecil. Ia mengenal bulutangkis saat masih berusia sembilan tahun. Dua tahun bermain di tingkat kabupaten, prestasi Huang Hua tak begitu gemilang. Lalu saat dirinya berusia 11 tahun, ia dipilih masuk tim Propinsi Guangxi. Uniknya, Huang Hua terpilih bukan karena dirinya menjuarai turnamen tingkat kabupaten atau provinsi. Namun, karena ia memiliki fisik dan kemampuan yang bagus.

Empat tahun bergabung di tim provinsi, Huang Hua akhirnya bertemu dengan Chen Yu Niang, pelatih yang ditunjuk pemerintah China saat itu. Di tangan sang pelatih, Huang Hua menjadi pemain yang matang hingga menjadikannya pemain bulutangkis top dunia di era 1990-an.

Menurut dia, sebelum berkiprah menjadi pelatih, Chen yang masih bersaudara dengan suaminya Tjandra, pernah tinggal di Indonesia. Chen pindah ke Hongkong kemudian diminta wakil perdana menteri saat itu untuk melatih tim bulutangkis putri China.

Ia pun mengatakan kenapa Chen memilihnya, karena sang pelatih ingin mengubah karakter dan pola permainan seperti yang diinginkan. "Makanya dia memilih saya karena lugu sehingga masih bisa ditanam apa saja," jelas Huang Hua.

Setelah berumur 20 tahun, karier Huang Hua mulai menonjol. Tahun 1991, Huang Hua menyabet gelar pemain nomor satu dunia. Saat itu pula berbagai gelar kejuaraan dunia disabetnya.

5 dari 7 halaman

Dilamar Pria asal Klaten

Saat kariernya sedang berada di puncak, Huang Hua terserang penyakit infeksi pankreas. Ia pun harus menjalani perawatan di rumah sakit sekitar 40 hari lamanya. Dan pada saat menjalani perawatan di rumah sakit itulah, Huang Hua dilamar oleh Tjandra, pria asal Klaten, Jawa Tengah. Huang Hua pun menerima pinangan Tjandra dan akhirnya mereka pun menikah pada tahun 1993. Setelah resmi menikah tak lama kemudian mereka pun memutuskan untuk tinggal di Indonesia.

Meski memiliki modal sebagai pemain nomor satu dunia, Huang Hua tak mengikuti jejak Susi Susanti yang berbisnis peranti bulutangkis. Pasalnya, ia mengaku bahwa namanya tak sebesar Susi Susanti di Indonesia.

"Nama saya kurang besar untuk membuat itu. Saya sekarang malah pintar buat bakpao. Siapa tahu bakpao saya laku," ujarnya.

Tjandra mengenal Huang saat Huang mengikuti turnamen Indonesia Open di Malang pada tahun 1991. Setelah selesai bermain, Huang Hua diajak Chen, oleh sang pelatih yang juga berkerabat dengan Tjandra berkunjung ke Klaten.

"Waktu itu saya mengikuti Indonesia Open di Malang. Terus pelatih saya, setiap tahun mengunjungi keluarganya di Klaten. Kebetulan saya saat itu sudah selesai main lalu saya diajak keKlaten.Lalu berkenalan dengan Tjandra. Tetapi kenal hanya sekedar say hallo saja. Untuk tambah dekat dengan Huang Hua saya sering ke sana. Dan di sana saya belajar bahasa Mandarin selama setengah tahun agar mudah berkomunikasi dengan Huang Hua," kata Tjandra.

6 dari 7 halaman

Dianggap Berkhianat

Saat memboyong sang istri ke Indonesia, Tjandra mengaku dirinya mengalami kesulitan. Karena saat itu posisi tim Indonesia dan China masih sama-sama kuat di dunia bulutangkis.

"Saat itu mau membawa Huang Hua keluar saja kesulitan. PasalnyaHuang Hua menjadi aset negara China saat itu," ujar Tjandra.

Bukan hanya itu, ada media di China yang menulis jika Huang Hua telah berkhianat sejak dirinya menikah dengan Tjandra. Hal itulah yang membuatnya memilih untuk tak bermain bulutangkis lagi setelah menikah dengan Tjandra.

"Kalau Huang Hua main dari Indonesia maka finalnya pasti ketemu China. Kalau ketemu China kalah pasti dikiranya mengalah. Tetapi kalau menang, Chinanya pastinya nggak senang," ujar Tjandra.

Usai menikah, Huang Hua dan Tjandra tidak langsung tinggal diKlaten. Keduanya memilih tinggal di Amerika Serikat hingga beberapa tahun.

Di sana, Huang Hua belajar bahasa dan Tjandra sekolah di penerbangan. "Dan tidak sampai seratus jam saya sudah lulus," jelas Tjandra.

Setelah puluhan tahun hidup di Indonesia, Huang Hua ternyata sudah sangat akrab dengan masakan Indonesia. Ia mengaku sangat menyukai rendang, rawon, ayam goreng hingga nasi kuning.

"Kalau masak masakan jawa belum bisa. Tapi kalau masakan China bisa dan enak," ungkap Tjandra.

7 dari 7 halaman

Main Ketoprak

Selain membantu bisnis propterti sang suami yang berada di wilayah Soloraya, ia oyb pernah diajak bermain ketoprak berjudul Rebut Kuasa pada perayaan Imlek 2018 lalu. Saat itu ia berperan sebagai istri Jagawara, yang juga tokoh tersebut diperankan oleh sang suami. Tjandra menerima tawaran main ketoprak yang dimainkan warga keturunan Tionghoa itu setelah ada permintaan Pemkab Klaten.

Meski sudah lancar berbahasa Indonesia, Tjandra menyatakan bahwa terkadang orang masih tersenyum saat mendengarkan istrinya berbahasa Indonesia.

"Orang lain dengarnya lucu. Omongnya masih terbalik-balik," ujar Tjandra.

  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : moana

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya