1. MERDEKA.COM
  2. >
  3. PLANET MERDEKA
  4. >
  5. HOT NEWS

Cerita Pilu Bocah Kelas 2 SD di Malang Koma Usai Dikeroyok 7 Kakak Kelas, Ada Gumpalan di Otaknya

Penulis : Joernoy

25 November 2022 08:24

Bocah Kelas 2 SD di Malang Koma Usai Dikeroyok 7 Kakak Kelas

Kasus bullying pada anak sekolah kembali terjadi. Di Bandung, kasus bullying pada bocah SMP berakhir damai sementara di Kepanjen, Malang, Jawa Timur, korbannya malah sampai koma.

Bocah yang jadi korban bullying itu ternyata baru kelas 2 SD dan dia disebut dikeroyok 7 kakak kelasnya hingga koma pada 17 November 2022. Bocah kelas 2 SD itu diketahui berinisial MWF.

Hingga hari ini, Kamis (24/11/2022), bocah 7 tahun itu masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Islam (RSI) Gondanglegi, Malang. MWF sebelumnya sempat koma usai dikeroyok kakak kelasnya yang diduga berjumlah 7 anak.

2 dari 4 halaman

Saat korba dikunjungi di RSI Gondanglegi, kondisinya sudah cukup membaik.

"Kondisinya saat ini sudah cukup membaik dibanding sebelumnya, saat masih koma," ujar ES, ayah korban saat ditemui.

ES menyebutkan, anaknya tersebut telah sadar dan pihak dokter telah melakukan CT Scan terhadap MWF. "Kemarin dokter usai CT Scan dan mengatakan jika di otak anak saya terdapat gumpalan. Belum jelas seperti apa, nanti mau menemui dokter lagi," tegasnya.

Ayah dari tiga anak ini juga menyebutkan, jika MFW mengatakan sudah tidak ingin sekolah di SD Kepanjen tersebut dikarenakan trauma.
3 dari 4 halaman

MWF mengatakan kepada ayahnya, ingin keluar dari sekolah tersebut.

"Anaknya bilang mau pindah saja, sudah tidak mau sekolah di situ lagi," tandasnya.

ES menyebutkan, Kapolres Malang telah menjenguk anaknya dan berharap proses hukum tetap berlanjut. Pelaku dari 7 anak SD Kepanjen ini, ia mengharapkan untuk mendapatkan sanksi dikeluarkan dari sekolah.

"Maunya dikeluarkan dari sekolah saja, karena takutnya membuat yang mau sekolah di situ jadi takut setelah mendengar berita ini," imbuh ayah korban.
4 dari 4 halaman

Sementara itu, Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana telah melihat kondisi MWF. Menurut Kholis, korban kondisinya sudah membaik dan sudah bisa diajak untuk berinteraksi.

Mengenai proses hukum, Kholis mengatakan sudah melakukan pemeriksaan kepada 7 Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH).

"Nanti prosesnya akan kami lalukan sesuai mekanisme dan proses penanganan kepada tujuh ABH. Ada upaya-upaya pendampingan. Mediasi dan melibatkan Bapas, kemudian orang tua dan kepala sekolah. Kami juga meminta pendampingan dari dinas pendidikan, dan pihak lain agar proses yg kami jalankan sesuai prosedur," ucapnya.

Selain memeriksa ketujuh ABH, pihak kepolisian juga telah memeriksa 12 saksi terhadap kasus bullying ini.

Ke-12 saksi itu berasal dari orang-orang yang mengetahui kejadian secara langsung dan pihak manajemen sekolah.
  • Merdeka.com tidak bertanggung jawab atas hak cipta dan isi artikel ini, dan tidak memiliki afiliasi dengan penulis
  • Untuk menghubungi penulis, kunjungi situs berikut : joernoy

KOMENTAR ANDA

Merdeka.com sangat menghargai pendapat Anda. Bijaksana dan etislah dalam menyampaikan opini. Pendapat sepenuhnya tanggung jawab Anda sesuai UU ITE.

Artikel Lainnya